Bab 80 - Cerita Lain 4 : Kengerian Yang Ruruna Rasakan.




Ini adalah cerita horor yang kurasakan hari itu.

Ya, hari itu. Itu adalah hari setelah beberapa hari berlalu kami bertemu Naminissa-sama dan Narellina-sama, keluarga mereka memutuskan turun dari tahta kerajaan. Sepertinya mereka akan menuju selatan dengan mereka, orang-orang yang ingin mengikutinya. Tentunya kami juga bertemu raja, beliau adalah seorang yang mudah bergaul.... maksudku, orang yang ramah.

Ketika orang melihat elf, sebagian besar biasanya memikirkan bagaimana menangkap dan menjual kami. Oh! Ada juga pilihan untuk membuat kita sebagai mainan, ada bukan? Tetapi orang-orang di keluarga kerajaan ini tidak memiliki atmorfir itu sama sekali dan santai berinteraksi dengan kami, aku begitu senang.

Ups, aku melenceng dari cerita.

Pada tiga hari yang lalu kami tinggal dengan keluarga mereka. Alasannya sederhana, untuk membantu persiapan perjalanan Naminissa-sama dan Narellina-sama. Sejumlah tas bahu dan item sihir yang telah diilhami sihir spasial tingkat rendah, disebut "Item Bag" segera disiapkan, kami akan menggunakan itu untuk membawa benda. Tas ini dapat menyimpan bagasi lebih banyak daripada penampilannya sehingga memungkinkan membawa banyak barang, dengan ini perjalanan kami akan menjadi lebih mudah. Seperti yang diharapakan keluarga kerajaan, pikirku.

Kemudian, Orlando memperkenalkan diri ketika kami memersiapkan perjalanan. Dia adalah seorang ksatria eksklusif Navirio, kakak Naminissa-sama dan Narellina-sama. Orlando adalah pemuda yang datang dari kota Linnic bersama dengan Wazu-san. Kami mendengar cerita tentang Wazu-san dalam perang sebelumnya.

Aku begitu terkejut, meskipun aku tahu kalau Wazu-san kuat. Dia menginjak-injak monster yang datang ke desa kami sendirian, dan kali ini lawannya adalah monster + ksatria + petualang S-rank.... aku ingin mengeluh soal seberapa kuat dia. Aku dengar dia membuat kartu guild, aku harap dia membiarkanku melihatnya nanti.

Omong-omong, sepertinya baru-baru ini Sarona mencurigai diriku memiliki perasaan spesial terhadap Wazu-san. Aku harus mengatakan itu nanti kalau tak ada perasaan semacam itu.... aku hanya ingin menjadi temannya. Idamanku adalah keren, kaya dan pria rupawan seperti pangeran, orang yang kuat dan namun lembut yang akan menyayangiku selamanya. Kesampingkan jika orang seperti itu benar-benar ada....

Hubungan kami menjadi lebih dekat selama persiapan. Dengan kenalan yang sama dipanggil Wazu-san sebagai sebuah kelompok, kami mengobrol soal berbagai hal. Akhirnya, sampai pada titik di mana mereka berbicara tentang bagian Wazu-san apa yang mereka sukai, apa mereka mau menembak Wazu-san saat mereka bertemu, atau bagaimana bakal menyenangkannya menghabiskan malam pernikahan bersama. Aku ingin mereka sedikit mempertimbangkan diriku yang juga berada di tempat ini.

Dalam percakapan panas seperti itu, "kuliah malam" Tata-san menarik sebagian besar minat kami. Dia adalah satu-satunya orang yang berpengalaman di antara anggota harem Wazu-san. Meski itu pengalaman yang menyakitkan, namun demi kami dan agar mereka menyenangkan Wazu-san, dia mangajarkan kami pengetahuan itu. Aku sangat percaya bahwa waktu aku akan membutuhkan pengetahuan ini akan datang di masa depan, jadi aku juga mendengarnya dengan seksama.

Akhirnya, besok adalah harinya. Raja dan pengikutnya akan menuju selatan, dan kami akan menuju utara untuk mengejar Wazu-san, karena persiapan kami harusnya juga selesai pada saat itu.

Hari horor....

Kami makan malam di aula dalam istana untuk merayakan keberangkatan kami. Menurut cerita raja, ordo ksatria Narellina-sama dan ordo ksatria Navirio-sama telah bersatu dan mereka juga akan mengikuti mereka ke selatan. Kira-kira setengah dari kesatria yang bertugas di negeri ini dan sekitar 70% warga terlihat merencanakan pergi. Kantor pusat guild juga akan bergerak ke tempat lain. Aku mengerti dengan baik seberapa banyak raja dan keluarganya dicintai oleh rakyatnya.

Masih menurut cerita, kelihatannya perdana menteri sangat senang karena dia sendiri akan menjadi raja berikutnya. Kurasa negeri ini sudah berakhir.... tapi itu cerita untuk lain waktu. Kami mengobrol dengan bahagia untuk menikmati waktu kami sebelum perpisahan sementara. Tetapi kemudian percakapan kami terhenti ketika pintu terbuka dengan kasar.

Horor akan segera dimulai.

Di depan pandangan semua orang, ada perdana menteri yang kami bicarakan beberapa waktu lalu. Seorang pria botak mengenakan pakaian yang dihiasi perak dan emas dengan selera buruk, ada senyum vulgar melayang di wajahnya. Sekelompok ksatria dibelakangnya mengamati kami dengan tatapan tanpa pandang bulu, mereka mungkin orang-orang yang berpihak padanya. Perdana menteri melihat orang-orang sekitar di dalam aula, lalu dia membungkuk dengan berlebihan seolah berakting.

「Selamat malam semuanya, apakah kalian menikmati jamuan di dalam istanaku?」 (Zizu)

「....Kau bakal resmi jadi raja setelah keberangkatan kami besok, mengerti?」 (Narellina)

Putri menjawab tanpa menyembunyikan kekesalannya kepada pernyataan perdana menteri.

「Tidak, aku tidak salah. Karena raja saat ini akan mati di sini!!」 (Zizu)

Para ksatria mengangkat pedang mereka dibawah perintah perdana menteri. Ketika kami dikepung, Orlando-an dan ksatria lain dari pihak kami melangkah maju melindungi kami, menjaga lawan tetap terkendali.

「Fufufu.... akan berjuang sampai akhir ya.... mengganggu sekali, aku juga akan mengajarkan rakyat yang notabene budakku, untuk mengetahui tempat mereka nanti」 (Zizu)

「Bangsat.... berani sekali kau memanggil rakyat kita sebagai budak」 (Givirio)

「Kenapa kau begitu marah....? Yah, itu bukan masalah karena kau akan mati di sini tidak peduli apa」 (Zizu)

Dia berkata begitu dan ksatrianya serentak bergerak selangkah maju.

「Bangsat....」 (Givirio)

「Fufufu.... banar juga, putrimu akan jadi mainan untuk ksatria di istana ini, mereka akan menerima banyak cinta jadi yakinlah」 (Zizu)

「Hehehe.... tuanku, tolong juga beri kami elf yang ada di sebelah sana」

「Tentu」 (Zizu)

Para ksatria menjilati seluruh tubuh kami dari bawah hingga atas dengan tatapan penuh nafsu mereka. Lalu, perdana menteri berkata sesuatu yang seharusnya tidak pernah dikatakan.

「Setelah aku mengacak-acak wajah cantik mereka, ayo lihat.... hero negeri ini yang orang-orang bicarakan, Wazu bukan? Aku akan membawa kalian di depannya dan bilang 「Lihatlah bongkahan sampah ini yang pernah dipuja oleh warga」 aku akan menyuruhnya mati setelah itu」 (Zizu)

*snap!!!!!!!!!!!*

Horor dimulai.







Wahai musuhku, dengarkanlah suara angin yang menyerukan kematian」 (Sarona)

Dengan sihir Sarona, pedang dan armor para ksatria menjadi potongan-potongan. Senyumannya membeku. Kelihatannya dia tidak berniat membunuh mereka dengan sihir yang mudah.

Sedangkan para ksatria yang kehilangan perlengkapan mereka ketakutan, seorang wanita berambut merah menerobos maju, Narellina-sama. Dia mengirim tendangan melompat menuju ksatria dan mulai mengalahkan para ksatria di sekitarnya dengan gila.

「Fu~mu.... bela diri-ku sepertinya jadi sedikit menunpul.... yah, itu karena aku kurang memiliki pasangan berlatih yang sesuai」 (Narellina)

Di sana, dia lanjut bertarung dengan pertempuran jarak dekat melawan para ksatria yang memihak perdana menteri. Orlando-san dan ksatria lain dari sisi kami juga bergabung dalam pertempuran di sisi sini. Aku juga bergabung sementara merasakan kemarahan yang bergejolak, karena orang yang menyelamatkan desa kami dihina.

Kalau memikirkan itu, bagaimana dengan perdana menteri? ketika aku melihat sekitar, aku menemukan perdana menteri terjepit antara dinding transparan dan dinding aula. Hmm? Apa yang sebenarnya terjadi.... begitu aku memperluas pandanganku, aku melihat Tata-san dan Naminissa-sama di depannya.

「Guge-ge....」 (Zizu)

「Begitu ya, ada juga cara seperti itu dalam menggunakan sihir penghalang」 (Tata)

「Yeah, berhubung ini juga sejenis dinding, kamu juga bisa menggunakan itu untuk menangkap lawan seperti ini」 (Naminissa)

Mereka mengobrol dengan senyuman tetapi.... aku merasa dingin menjalar tulang belakangku.

「Aku ya-ya-yang salah!!! To-Tolong bantu aku~~~~」 (Zizu)

「Bisakah aku mempelajarinya?」 (Tata)

「Tentu, Aku akan mengajari kamu nanti!!」 (Naminissa)

Mereka tidak mendengar permohonan perdana menteri dan melanjutkan percakapan mereka dengan tenang.... Aku merasakan teror merayap di dalam hatiku karena suatu alasan, aku berjanji untuk tidak membuat mereka marah berapapun harganya.





Dalam sekejap mata, perdana menteri dan ksatrianya kalah dan ditahan di penjara bawah tanah. Hari berikutnya, setelah menyerahkan kunci kepada ksatria yang tinggal, kami memulai perjalanan kami ke tujuan kami masing-masing.