Bab 11 - Trauma dan Kesadaran




Aku duduk di sebuah pohon tunggul dekat jalan keluar hutan sekarang.

Ini sudah tiga hari.... selama ini, aku hanya tinggal di tempat ini. Aku akan menangkap kelinci atau memetik tanaman yang dapat dimakan dari sekitar ketika aku lapar. Jika aku ingin pergi ke toilet, aku akan mengunakan semak-semak di sekitar. Sebaliknya aku telah menangis sepanjang waktu sambil duduk di tunggul ini.

Aku tidak ingin melakukan apapun.... ini menyakitkan hanya untuk tetap hidup....

Aku agak merasakan kantuk karena lelah menangis.


Uuu~....


Aku dalam suasana murung waktu aku bangun esok harinya. Malam itu aku bermimpi, Sarona-san dan Hero-sama....

.... aku tidak ingin mengingatnya.

Sebuah pikiran melayang dalam kepalaku, sebuah ingatan dari masa lalu.... ugh.... aku pikir bahwa aku sudah lupa segalanya tentang Aria.... tapi Sarona-san....

Hari itu, sekali lagi aku menangis sampai tertidur.

Ketika aku bangun, sudah tengah malam.

Aku mengusap mataku dan melamun menatap langit.

Bintang-bintang yang begitu indah.... aku tertidur kembali sebelum aku mengetahuinya.

Pada hari berikutnya, aku menghabiskan sepanjang hari dalam keadaan linglung.
Pada hari berikutnya, aku menghabiskan sepanjang hari dalam keadaan linglung. Aku pergi tidur sambil menangis.
Pada hari berikutnya, aku menghabiskan sepanjang hari dalam keadaan linglung. Bintang-bintang begitu berkilau.
Pada hari berikutnya, aku menghabiskan sepanjang hari dalam keadaan linglung.
Pada hari berikutnya, aku sedikit mengukuhkan diriku. Kacang-kacangan itu bagus.
Pada hari berikutnya, seekor monster telah menyerang. Aku menaklukkannya.
Pada hari berikutnya, tenagaku telah pulih.
Pada hari berikutnya, aku membersihkan baju dan tubuhku di sebuah sungai. Aku merasa segar.
Pada hari berikutnya, aku meninggalkan hutan dan menuju ke kota.

Ada jalan raya tepat setelah aku keluar dari hutan. Khususnya aku tidak punya rencana dan tujuan apapun jadi aku hanya berjalan dengan santai.

Hal tentang Aria dan Sarona-san juga, aku hampir menangis setiap kali aku memikirkan hal itu bahkan sekarang. Aku memaksa diriku untuk percaya bahwa keduanya akan senang.

Kita tidak akan saling bertemu lagi.... Yuyuna, Ruruna, meskipun kita punya hubungan yang begitu baik. Aku merasa sedih ketika memikirkan hal itu, tapi tidak bisa berbuat apapun karena mereka adalah teman Sarona-san....

Menghadap ke depan. Bahkan orang sepertiku akan menemukan teman yang lain kemudian !!

Aku yakin.... mungkin.... barangkali...!!

Lebih baik menyerah mencari kekasih....

Aku tidak percaya ada seseorang yang akan jatuh cinta denganku sekarang. Mengesampingkan hal itu, ada setuatu dalam pikiranku sekarang.

Itu tentang statusku. Pertempuran di desa Elf itu tidak masuk akal.... lawanku terlalu lemah. Tidak peduli berapa banyak pun aku percaya bahwa aku biasa-biasa saja, aku tidak bisa meyakinkan diriku sekarang....

Jangan bilang.... itu tidak seperti mereka lemah.... tapi aku terlalu kuat.... tidak.... tidak mungkin.... tapi...

Ini pertama kalinya aku meragukan kalau aku orang biasa.

Pada saat itu, segerombolan monster menyerang desa, aku pikir mereka hanya monster peringkat F.... tapi mungkin.... mereka lebih tinggi... juga, aku pikir statusku setara seorang petualang peringkat F.... tapi, apakah ada hal seperti itu sebagai seekor monster peringkat F.... aku berjalan sambil bertanya-tanya tanpa henti tapi tetap tidak sampai pada kesimpulan apapun.

[Begitu ya, aku bisa melihatnya ketika aku membuat kartu guild] (Wazu)

Aku berhenti untuk berpikir mendalam. Seperti yang kukatakan sebelumnya itu bisa diselesaikan dengan kartu serikat. Ini adalah sebuah alat sihir yang bisa mengkonfirmasi status dari seorang individu. Ketika melihat status yang ditunjukkan pada itu, kekhawatiranku akan terselesaikan. Aku kuat atau biasa saja, aku akan mengerti pada saat itu. Tidak ada gunanya mengkhawatirkan hal itu sekarang.

Baiklah kalau begitu.... aku ingin tahu tempat apa ini. Pada saat itu aku tidak tahu bagaimana aku bisa berakhir di gunung.... aku ingin tahu jalan ini mengarah ke kota apa.... jika mungkin, aku berharap ini tidak mengarah ke Ibukota Kekaisaran. Tolong ke mana pun kecuali tempat itu....

Aku berjalan di sepanjang jalan sambil berharap begitu. Aku berpikir kalau aku akan diserang salah satu dari monster atau bandit, tapi tidak ada yang terjadi, jarak dari hutan secara bertahap meningkat, aku berjalan di jalan sambil melihat kereta kuda melewatiku, dan akhirnya sebuah kota besar datang ke pandanganku. Itu dikelilingi oleh dinding tinggi, aku melihat sejumlah kereta kuda berbaris di depan gerbang.

Oh! Kota yang tidak kuketahui!!

Aku terselamatkan.... dengan ini skenario terburuk telah terhindari. Aku berbaris untuk memasuki kota sambil merasa hidup kembali.