Bab 21 - Are? Dimana ya Aku Melihatnya


Aku segera pergi untuk persiapan seusai meninggalkan guild. Meskipun hal yang harus dilakukan adalah menyiapkan beberapa makanan dan air ke dalam tas yang ku pinjam dari guild. Di penginapan aku menanyakan ke Keyla-san bisakah aku dapat memperoleh beberapa makanan dan air. Dia hanya mengatakan 「Serahkan kepadaku」 dan undur ke belakang kasir. Tak lama kemudian, ia membawa beberapa roti lapis dengan daging monster dan botol air. itu sungguh bantuan besar, terima kasih. Aku meletakkan roti lapis dan botol air ke dalam tas dan meninggalkan kota.

Pertama-tama aku pergi ke hutan di timur. Ketika aku sampai di sana, aku mulai berjalan ke utara. Namun itu tidak dengan kecepatan biasa. Jika tidak, bahkan  dengan kuda kau akan butuh 4-5 hari untuk mencapai danau besar. Dengan kelincahanku, itu terasa seolah-olah aku hanya berjalan ke kebunku. Terlalu cepat, itu terlalu cepat.

Semenjak aku mengetahui tentang statusku, aku memperhatikan bahwa aku dapat berjalan normal seperti sebelumnya tetapi ketika aku menginginkannya aku dapat memunculkan kekuatan dari statusku. Hingga kini aku tidak punya masalah apapun dengan kekuatan ini. Namun aku tidak tahu batasnya. Aku tidak bisa melihat diriku sendiri jadi aku tidak tahu seberapa cepat aku dari sudut pandang orang lain. Nah, itu tidak terlalu masalah. Sementara mempertimbangkan hal-hal seperti itu, aku telah tiba di dekat danau. Berbicara tentang itu aku tidak bertemu monster apapun. Jika ini tentang goblin, mereka tampaknya berada di sekitar. Karena aku tidak datang untuk itu aku akan membiarkan mereka. Aku duduk di tepi danau dan mengeluarkan roti lapis dan botol air dari tas. Dan sekarang, mari istirahat.

Ketika aku memasukkan roti lapis ke mulutku,beberapa kegaduhan datang dari hutan dekat danau. Kadang-kadang suara sesuatu hancur bisa terdengar.

Sebuah suara dari sesuatu dikejar atau diserang. Itu secara bertahap semakin mendekat dan aku bisa melihat gumpalan putih sebesar kepalaku melompat keluar hutan.

Mengikuti itu, seekor monster dengan dua kepala dan sebuah ekor ular mendekat. Dengan itu tubuh sekitar 3m panjangnya, itu adalah monster anjing bernama Orthos. Rupanya Orthos ini sepertinya akan mencoba untuk memakan gumpalan putih. Gumpalan putih itu sayap muncul keluar seperti kelelawar dan mencoba melarikan diri dengan terbang. Itu kelihatannya tidak mampu untuk terbang tinggi dan sedang dalam situasi bahaya. Aku melihat kejadian itu sambil memakan roti lapisku. Tapi tiba-tiba gumpalan putih itu merubah arahnya dan terbang ke arahku.

Hmm.... dimana ya aku pernah melihatnya!?

Sambil memikirkan itu, gumpalan putih itu menabrak dadaku.Aku tidak merasakan permusuhan apapun jadi aku secara khusus menerimanya tanpa perlawanan. Meskipun aku terkejut, aku berusaha untuk memeriksa apa gumpalan putih itu, tapi sebelum aku bisa Orthros muncul di depanku.

「「Grrrrrr..... 」」

Itu menggeram dan mengangkat mulut penuh liur mereka kepadaku. Aku ingin tahu apakah mereka pikir itu menangkap mangsa besar. Setelah menyeka air liur dengan lidah, salah satu kepala membuka mulutnya.

「Diam!!」

*dogooooon!!!!*

Aku menghentikan gerakan Orthros dengan satu tangan seperti itu terbanting ke tanah. Beneran deh, jangan mengganggu orang yang sedang makan. Aku melempar sisa sandwich dalam mulutku. aku sudah memastikan Orthros yang kelihatan mati karena aku lupa untuk menahan diri.... sungguh kekuatan yang menakutkan seperti biasa.

*munch... munch... gulp*

Aku menelan roti lapis di dalam mulutku dan melepas gumpalan putih yang masih melekat padaku dan membawanya ke depan mataku.

「Kyauu!!」

Gumpalan putih itu melihat ke arahku dan menangis. itu memiliki tubuh seperti reptil. Meskipun terlihat gagah itu memiliki karakteristik kekanak-kanakan. Pupil hitam besar seakan mengisap apapun. Meskipun kecil, ada cakar tajam di tangan dan kaki juga gigi yang tajam. sebuah ekor panjang dan permukaan tubuhnya ditutupi dengan sisik putih yang indah. Tak diragukan lagi yang aku ambil dan angkat sekarang adalah seekor white dragon. Maksudku, itu terlihat akrab....

「Mungkinkah itu.... kau Meru?」 (Wazu)

「Kyui!! Kyui!!」 (Meru)

Dia mengangguk dengan senang hati. Oh, Apakah kau tau bahasa manusia? Ini jelas Meru. Apa yang kau lakukan di tempat seperti ini?

Meru adalah putri dari pasutri* Dragon, kembali ketika aku masih tinggal di gunung. Itu sebuah pertemuan sederhana, kami jadi dekat satu sama lain setelah bertarung. Pasutri (?) itu memahami baik ucapan manusia, berbicara juga mungkin. Saat itu sang suami berkata---
(*Pasangan suami istri)

「Guhaha!! Kenapa ada manusia kecil di tempat seperti ini? Ayo kalahkan dan hancurkan untuk mengisi waktu luang」

---aku menerjang dan membungkamnya. Sekarang aku berpikir tentang hal itu, statusku sudah tidak normal pada waktu itu.... setelah itu, aku datang untuk minta maaf tapi berbalik pergi dengan hanya isyarat tangan. Dan kemudian aku memperkenalkan diri ke Meru. Aku ingat pasangan yang selalu mengeluh tentang satu sama lain.

Apa lagi ya? Jika aku ingat dengan benar.... sang suami namanya Black Dragon Ragnil dan sang istri adalah White Dragon Meral. Ragnil yang telah menyatakan dirinya sendiri sebagai Raja Naga*. Aku mengingatnya, tapi....
*(Ryuu Ou)

「Hah? bukankah rumahmu di Gunung itu? apa yang kau lakukan disini?」 (Wazu)

「Kyuii... Kyuii~...」 (Meru)

Ini tidak berguna. aku tidak mengerti.

「Hmm.... apakah kau bersama dengan Ragnal dan Meral?」 (Wazu)

「Kyuii!!」 (Meru)

Tangan kecil meru menunjuk ke puncak gunung dan mencoba untuk mengajakku untuk datang dengan dia.

「..... Jadi Dragon yang dirumorkan itu kalian」 (Wazu)

Aku menghela napas dan menuju ke sana dengan Meru di atas kepalaku.