Bab 22 - White Dragon (Istri) Telah Terluka


Aku menuju ke puncak gunung dengan berjalan. Di kepalaku Meru sedang memanjakan dirinya, dengan bermalas-malasan sambil meregangkan tubuhnya. Baik, itu bukan masalah karena aku tidak terlalu merasakan berat. Tapi bagaimana tentang memberiku beberapa petunjuk? Soal itu, saat ini aku sedang berdiri di depan sebuah gua dekat puncak gunung. Aku merasakan kehadiran besar dari dalam, namun hanya ada satu.

Haa? Cuma satu.... Nah, aku akan tahu setelah memasuki gua.

Disini tak ada jebakan, tak lama aku sampai ke bagian gua terdalam tempat White Dragon sedang rebahan. Itu Meral, Sebuah tubuh besar panjangnya sekitar 8m yang terlihat kuat dan lentur. Sisik pada pemukaan tubuhnya bersinar putih. Dikombinasikan dengan mata emasnya, itu tidak berlebihan untuk menyebutnya Dragon yang paling cantik di dunia.

Meral tersenyum lega tetapi ketika menyadari bahwa seseorang sedang dengan Meru dia berdiri dan mengangkat kewaspadaannya. Setelah menyadari siapa aku, dia kembali menurunkan penjagaannya.

「Kau kalau tidak salah....」 (Meral)

「Lama tidak ketemu, Meral」 (Wazu)

「Oh kau bisa bicara. Aku kuatir kau tidak bisa karena kau tidak pernah mengucahkan sepatah kata pun sebelumnya」 (Meral)

「Maaf, ada banyak keadaan waktu itu....」 (Wazu)

「Jadi begitu. Aku tidak akan menggali lebih dalam. Sekali lagi bisakah aku tahu namamu?」 (Meral)

「Ah namaku Wazu, maaf untuk segala hal sebelumnya」 (Wazu)

Aku berkata begitu dan sedikit menundukkan kepalaku agar tidak manjatuhkan Meru. Setelah aku mengangkat kepalaku aku mulai menjelaskan tentang situasinya.

「Aku bertemu Meru beberapa waktu lalu dekat danau saat dia sedang diserang oleh Orthos. Aku tidak tahu apa yang terjadi karena aku tidak megerti apa yang ia bicarakan」 (Wazu)

「Terima kasih banyak juga maaf atas ketidaknyamanannya. Putriku Meru, bisa kau beritahu apa yang terjadi?」 (Meral)

「Kyuii! KyuiKyuiKyui!! Kyuiiiii!!」 (Meru)

「.... jadi begitu. Sementara mengisi waktu luang dengan mengejar burung, ia tampaknya telah tersesat ke dalam hutan dan menginjak ekor ular dari Orthros. Aku sangat berterima kasih kepada Wazu karena menyelamatkan putriku」 (Meral)

「.....kau punya seorang putri yang bersemangat. Aku hanya kebetulan berada di sana jadi tidak keberatan tapi tolong hati-hati untuk waktu berikutnya」 (Wazu)

Aku ringan membelai kepala Meru.

「Aku akan lebih memperhatikan Meru mulai dari sekarang. Omong-omong, mengapa Wazu di tempat ini?」 (Meral)

「Ah kau lihat, kelihatannya beberapa orang melihat kalian. Aku datang kesini untuk penyelidikan apakah ada bahaya di sini. Jadi ada hal yang ingin aku tanyakan, apa yang kalian lakukan di sini? Rumahmu bukannya di Gunung Pusat?* Juga aku tidak melihat Ragnil dimanapun?」 (Wazu)
(*Wazu menyebutnya "Gunung Pusat" karena gunung yang ditinggalinya dulu berada di tengah benua. Sejauh ini tak ada nama yang lebih spesifik)

「....orang itu---」 (Meral)

Hmm? Entah kenapa ia terlihat menjadi keras.... apakah Ragnil telah melakukan sesuatu?

「Ketika aku mengajak meru naik di punggungku dan berkelana di udara---」 (Meral)

*gulp*


「Dia berselingkuh dengan putri muda dari Red Dragon」 (Meral)

「....haa?」 (Wazu)

Haaaaaaaaaaaaaaaa!!!??? Apa yang kau lakukan? Orang itu! Meskipun dia punya istri yang cantik seperti ini!! Apa sih yang dia pikirin??

「Jadi aku pulang ke rumah keluargaku bersama dengan Meru」 (Meral)

「....rumah? ....maksudmu tempat ini?」 (Wazu)

「Ah, tak ada yang tinggal di sini. Tepatnya ini adalah tempat aku menghabiskan masa kecilku. Aku sudah menghubungi ibuku dan aku menunggunya di sini」 (Meral)

Haa.... sungguh, apa yang kalian lakukan? Pasangan ini.... aku ingin tahu apakah itu benar-benar pilihan yang terbaik untuk berpisah. Aku pikir lebih baik untuk merujukan dan kembali hidup bersama di Gunung Pusat....

「.... Ermm aku tahu ini bukan masalahku, tapi kenapa kau tidak rujukan?」 (Wazu)

「Tak akan terjadi. Kecuali dia datang untuk meminta maaf kepadaku」 (Meral)

Aku pikir~ yah, Ragnil yang salah di sini. Haa? Cuma itu.... ini bisa terselesaikan kalau Ragnil datang untuk minta maaf? Setelah aku mendengar itu aku tidak hanya bisa berdiri saja. Meskipun ini aman untuk saat ini jika semuanya ditinggalkan seperti ini saja. Mungkin beberapa Ksatria akan dikirim untuk menaklukan dirinya. Aku harus bergerak secepat mungkin....

Haa.... meskipun ini merepotkan..... mau bagaimana lagi....

「Aku akan bicara ke Ragnil jadi tolong jangan membuat keributan apapun karena itu tidak akan bagus. Jika memungkinkan, aku akan membawa dia ke sini untuk minta maaf」 (Wazu)

「Ya~Yaah.... Aku tidak punya alasan untuk menghentikanmu, jadi lakukan apapun yang kau inginkan. Ini benar-benar bukan karena aku ingin bertemu Ragnil」 (Meral)

Jika begitu, tidak usah terang-terangan menunjukkanku wajah gembira seperti itu.

Aku dengan lembut meletakkan Meru turun dari kepalaku. Maksudku, dia hanya tidur selama ini. Apakah kepalaku benar-benar nyaman? Aku dengan lembut mengbelai meru dan mengalihkan perhatianku terhadap Meral, ia sedang sibuk memoles sisiknya dengan riang. Si istri ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan perasaannya, aku tidak berjanji untuk benar-benar membawa Ragnil ke sini, jadi tolong jangan berharap terlalu banyak.

「Kalau begitu aku pergi」 (Wazu)

「. . . .」 (Meral)

Hei ini memang bagus untuk menjaga penampilanmu tapi setidaknya beri aku jawaban. Aku meninggalkan gua dan menuju ke Gunung Pusat sambil menghela napas.