Bab 32 - Aku Berada Di Pusat


Regan menunjukkan wajah suram sambil membaca laporan yang Emma-san bawa.

「Rawa beracun? Apa maksudnya ini? Sesuatu seperti ini tidak pernah terjadi di sekitar sini tidak pernah terjadi sebelumnya」 (Regan)

「Ini pertama kalinya aku mendengar itu. Itu adalah laporan dari petualang pemula yang pergi ke hutan untuk permintaan pengumpulan herbal. Pada awalnya, ku kira itu adalah sebuah kesalahan tapi ada juga orang lain yang sudah mengatakan mereka menemukan rawa beracun ini. Untuk meringkas laporan tersebut, kira-kira di area 10 meter di sekitar rawa telah terkontaminasi racun. Penyelidikan lebih lanjut belum dilakukan. Sulit untuk mendekati pusat area tersebut karena racun yang kuat. Saat ini kami mencari orang yang memiliki skill ketahanan terhadap racun level tinggi untuk menyelidiki area pusat.」 (Emma)

「Itu adalah sejauh yang kita bisa tangani saat ini ya....」 (Regan)

「Tapi itu bukan kabar utama, Saat ini area beracun melebar dan sepertinya tidak melambat. Pada tingkatan ini itu akan segera mencapai kota jika kita membiarkan begitu saja」 (Emma)

「Tch, sungguh merepotkan....」 (Regan)

Regan jadi tak berdaya dan Emma-san dikelilingi suasana berat disekitarnya. Entah kenapa suasananya jadi berat untuk ku bicara, tapi....

「Umm....」 (Wazu)

「Hmm? Ah maaf membuatmu melihatku di saat-saat buruk seperti ini」 (Regan)

「Tidak, tak apa-apa tapi....」 (Wazu)

「Apa ada salah?」 (Regan)

「Rawanya.... apakah kau ingin aku melihatnya? Racun tidak berpengaruh padaku」 (Wazu)

「「Haaa....!?」」 (Regan & Emma)

Ah! Mereka berdua menunjukkan wajah tidak percaya.

「Namun, Ada kemungkinan kalu ini racun yang mematikan....」 (Emma)

「Itu tidak berpengaruh padaku....」 (Wazu)

「Itu bisa jadi racun pelumpuh....」 (Regan)

「Itu tidak berpengaruh padaku....」 (Wazu)

「Lalu, apa yang berpengaruh padamu?」 (Emma)

「Hampir semuanya tidak berpengaruh padaku....」 (Wazu)

「Tapi kau mabuk dari Sake....」 (Regan)

「Tolong lupakan itu....」 (Wazu)


Kami jatuh ke dalam keheningan....


「Baiklah! Wazu! Ayo kita ke TKP」 (Regan)

「Dimengerti」 (Wazu)

「Emma, jika kau menemukan orang lain dengan skill ketahanan terhadap racun bawa mereka sekaligus」 (Regan)

「Dimengerti」 (Emma)

「Kita berangkat!!」 (Regan)

Di siruasi darurat waktu sangatlah berharga.... Aku seharusnya tidak perlu memikirkannya terlalu dalam.

***

Dengan segera, aku pergi keluar kota dengan Regan dan menuju ke arah hutan yang dimaksud. Racun itu bisa terlihat sudah menyebar. Miasma* telah menyelimuti area sekitarnya. Merasakan itu, Regan meminum air yang telah diformulasikan sebagai penawar racun sambil mengeluh dengan --「Rasanya mengerikan」--. Ngomong-ngomong aku baik-baik saja hum-hum!(suara mencium)
(*Miasma: polusi, udara buruk, seperti asap hitam beracun)

「Kau.... Kau benar baik-baik saja?」 (Regan)

「Aku sudah bilang sebelumnya. Yah, aku pergi sebentar untuk memeriksa rawanya」 (Wazu)

「Yeah, Sebenarnya aku ingin pergi denganmu tapi kelihatannya aku tidak bisa pergi lebih jauh. Aku akan menunggu orang lain yang akan datang kesini nanti. Aku menyerahkan sisanya padamu」 (Regan)

「Aku akan melakukan sesuatu tentang itu jika kelihatanya mungkin」 (Wazu)

Aku menuju ke rawa begitu saja. Racun itu kelihatanya menjadi semakin parah, Tapi aku melangkahg maju tanpa masalah. Aku maju ke pusat rawa tempat racun terkuat. Tak lama aku mencapai tempat itu.

「Uwaa! Apa-apaan ini?」 (Wazu)

Ada sesuatu di pusat rawa beracun. Seekor makhluk berkaki empat dengan bentuk seperti binatang buas. Permukaan tubuh itu diselimuti dengan cairan berlendir ungu yang terlihat beracun. Aku tidak tahu asal mula makhluk ini sedikit pun. Lendir dari tangan dan kakinya jatuh ke tanah, itu berkembang dan membentuk rawa beracun.

Ngomong-ngomong aku sudah tenang.

「Gyauuuu-----!!!」

Itu membuat erangan kecil saat melihatku. Rawanya menggelembung dengan hebat dan beberapa tentakel tumbuh dari situ.

「Gyauuu!!!」

Saat itu menggonggongkan sesuatu, tentakel-tentakel itu mnulai menyerangku sekaligus. Aku mengamatinya sambil menghindari tentakel-tentakel. Aku tak ingin menyentuhnya walaupun itu tidak akan melukaiku. Ini hanya masalah perasaan. Pengamatan adalah satu-satunya hal yang bisa aku pikirkan. Aku tidak bisa menggunakan sihir, aku tidak punya senjata, Tak ada jalan lain untuk bertarung selain dengan pukulan atau tendangan. Tapi aku masih penasaran apakah aku harus membunuhnya atau tidak.

Yah, jangan pikirkan hal yang tak perlu.

Aku mencari kesempatan untuk melancarkan sebuah serangan sambil menghindari tentakel-tentakel, Atau sebenarnya mencoba untuk tidak menyentuh sesuatu seperti tentakel sebisa mungkin. Ketika ada celah, aku berpura-pura mundur tapi dalam sekejap tinju-ku mendekatinya. Tentakel-tentakel lenyap seolah mereka meleleh dan aku mundur dari tempat itu sebagai respon.

「Uwaa! ini menempel di tanganku!!」 (Wazu)

Aku melambaikan tanganku dengan erangan untuk menyingkirkan lendir ungu. Tubuhnya hancur dan tertelan oleh rawa, aku melihat kejadian ini. Setelah itu, di tempat itu ada bola merah kecil tertinggal.

Sebelum aku bisa memastikannya, bola marah itu retak dan menghilang berhamburan layaknya partikel. Hmm... bola merah barusan.... sudahkah aku melihatnya di suatu tempat sebelumnya.... mengesampingkan itu, masalahnya adalah rawa beracun tidak menghilang. Aku tidak tau darimana bola merah itu berasal, aku kembali ke tempat Regan untuk memberi laporan.

Ada beberapa staf guild, Emma-san, dan sekitar sepuluh orang yang kelihatannya petualang di tempat Regan.

「Yo! Terima kasih atas kerja bagusnya! Bagaimana situasinya?」 (Regan)

「Aku telah menghilangkan penyebabnya.... rawanya masih tetap ada sementara miasma masih belum menghilang」 (Wazu)

「Kelihatannya begitu....」 (Regan)

Regan menutup matanya sambil mengetuk dagunya dengan jarinya. kelihatannya dia tengah memikirkan sesuatu. Semua orang di tempat ini menunggu instruksi Regan.

「Apa boleh buat.... kami akan membakar habis hutannya!!!」 (Regan)

「Hanya dengan cara itu ya....」 (Emma)

Eh? Membakar habis? Aku terkejut mendengarnya. Ketika aku mendengar alasannya, mereka akan bisa menghadapi miasma entah bagaimana, tapi sepertinya tidak ada cara untuk memurnikan rawanya. Karena itu, satu-satunya cara adalah menutupi bagian hutan dengan penghalang dan mereka akan menggunakan Sihir Api dan seperti untuk membakar habis (memurnikan) rawanya di dalam penghalang.

Namun karena metode ini melibatkan area yang luas, akan ada kerusakan besar pada hutan dan lahan kosong tanpa apapun untuk sementara.... hmm.... itu sangat disayangkan.... aku ingin tahu apakah ada sesuatu yang bisa ku lakukan.... selama kita menyingkirkan rawanya.... tunggu, aku mungkin bisa melakukan sesuatu.