Bab 9 - Hasil Dari Harapan


「Gaaaaaaaaa!!!!!」 (Gazuna)

Gazuna meraung, tak lama setelah ia menelan bola merah tubuhnya berubah. Matanya menjadi merah-darah sedangkan bagian putih menjadi hitam, wajahnya retak seakan hancur, sayap hitam seperti kelelawar dan ekor dengan ujung berbentuk panah tumbuh dari belakang, anggota tubuhnya membengkak dengan kuku yang tajam tumbuh dan memanjang.

「AHAHAHAHA!!!!! APA INI? TUBUHKU DIPENUHI DENGAN KEKUATAN!!! AKU SEHARUSNYA MELAKUKAN INI SEJAK AWAL!!! KENAPA PEDAGANG ITU TIDAK DATANG SEJAK DULU?」 (Gazuna)

Hmm... apa yang dia lakukan padamu sekarang? Aku tidak bisa mengikuti situasi ini sama sekali. Ah hal itu? Apakah bola merah penyebabnya?

「Ga~Gazuna.... apa-apaan penampilan itu?」 (Sarona)

「HAHAHAHAHA!!! APAKAH KAU PEDULI DENGAN HAL TERSEBUT? LEBIH PENTING, SEKARANG!! KAU HARUSNYA KHAWATIR TENTANG DIRIMU!!」 (Gazuna)

Gazuna yang telah berubah berpindah ke depan Sarona-san dalam sekejap mata. Lengan besarnya mengayun ke belakang dan Sarona-san menerimanya dengan pisaunya. pisau itu menancap di lengannya tapi tidak dapat menghentikan momentumnya. Ia terpukul seperti itu dan tubuhnya terhempas ke penghalang.

「Gaah」 (Sarona)

Sarona-san jatuh ke tanah.

「OI SARONAA~! DIMANAKAH ITU!! KEKUATANMU SEBELUMNYA!! AKU HANYA MENGETUKMU SEDIKIT!! ITU MALANG SARONA!! KAU TIDAK PUNYA TEMPAT UNTUK KABUR DI DALAM PENGHALANG, TIDAK ADA YANG AKAN DATANG MENOLONGMU!! HANYA "KEMATIAN" YANG MENUNGGUMU」 (Gazuna)

Saat ia berkata begitu dan dia mengeluarkan pisau yang menancap di lengannya dan menghancurkan itu dengan tangan kosongnya. Sedikit demi sedikit Sarona-san merasakan teror saat dia mendekatinya.

Phew.... itu mustahil untuk Sarona-san. Ini adalah masalah Elf dan meskipun aku tidak ingin banyak ikut campur, dibandingkan dengan kematian Sarona-san, ini merupakan masalah penting bagi diriku.

Jadi aku tegas mengepalkan tanganku sambil berdiri di depan penghalang. Di depan mataku adalah Sarona-san yang tergeletak.

「....Wazu-san. Tolong larilah dari tempat ini dengan semua orang dari desa, entah bagaimana aku akan mengulur waktu」 (Sarona)

「HAHAHAHA!! KAU!! LIHATLAH DENGAN BAIK-BAIK BAGAIMANA SARONA AKAN MATI DI TANGANKU, LIHATLAH BETAPA TAK BERDAYANYA DIA DI DEPAN KEKUATANKU!!」 (Gazuna)

Aku mengayunkan tinjuku ke penghalang dengan hanya kekuatan kecil. Sepertinya itu akan menyebabkan kerusakan yang tidak perlu jika aku terlalu banyak memberikan kekuatan didalamnya.

*pariiiiin!!*

Penghalang yang memisahkanku dengan Sarona-san telah menjadi partikel dan kemudian menghilang ke langit.

「「「Haa?」」」

Sarona-san, Gazuna yang berubah, Yuyuna, Ruruna, dan Elf lain, semuanya kecuali aku serempak meludahkan kata yang sama. Kalian tentunya akrab, seperti yang diharapkan dari orang-orang dari desa yang sama. Tampaknya mereka tidak dapat memahami situasi dengan baik, tapi aku tidak bisa menunggu, kau tahu?

「Baiklah aku datang ~」 (Wazu)

Memutar lenganku sambil berkata begitu, aku perlahan berjalan ke Gazuna yang berdiri di depanku. Dia hanya diam menatap ke arahku, tapi tiba-tiba matanya berubah tajam.

「GAAAAAA!!」 (Gazuna)

Dia mencoba membelah diriku dengan kukunya tapi aku menghentikan itu dengan tanganku dengan mudah. Dia berteriak ke arahku seperti halnya monster, bukan hanya penampilannya. Masih dengan itu, kali ini tangan lainnya mendekatiku dari arah yang berlawanan, tapi itu juga kuhentikan dengan tanganku yang lain. Gazuna menempatkan seluruh kekuatannya untuk menggerakkan tangannya tetapi mereka tidak bergeming seinci pun. Wajahnya berubah merah saat mencoba untuk melepaskan tanganku.

Kali ini ia membuka mulutnya lebar-lebar, dari sana ada semacam cahaya hitam keluar. Aku melepaskan pukulan belakang dan sekaligus bergerak mundur. Itu panas!

Gazuna mundur beberapa langkah sambil terkejut, wajahnya kelihatan ingin mengatakan sesuatu dengan tidak percaya. Dia segera memperlebar jarak.

「Apa selanjutnya?」 (Wazu)

Aku mengatakan itu dengan senyum lebar. Gazuna mengarahkan jarinya yang bergetar kepadaku.

「AP-APA..... APA-APAAN.... KAU INI?」 (Gazuna)

Itu lagi 'kah. Aku sudah memberitahumu sebelumnya aku hanyalah seorang manusia.

「APAKAH KAU.... BENAR-BENAR.... MANUSIA?」 (Gazuna)

Itu kasar sekali. Aku melangkah maju dengan wajah cemberut dan Gazuna mundur beberapa langkah lebih jauh ke belakang. Oii! Bukankah dia takut? Oh baiklah, aku lebih peduli tentang Sarona-san, jadi mari akhiri ini dengan cepat. Aku perlahan mengangkat tanganku untuk mendapat perhatian Gazuna, dan perlahan mengepalkan itu untuk meninju.

「JANGAN KE SINI!! KENAPA!! KENAPA SELALU SAJA AKU!! SARONA, DAN SEKARANG KAU, KENAPA SEMUA ORANG SELALU MENGHALANGI JALANKU!! ~ ~ ~ ~ ~ ~」 (Gazuna)

「Meskipun itu bukanlah maksudku」 (Wazu)

Pada saat itu ketika Gazuna mencoba melarikan diri

「Itu....
---
--
-
itu karena AKU MENYUKAI SARONA-SAN!!!」 (Wazu)
Dalam sekejap, aku memukul wajah Gazuna dengan agak serius

Haa?

Aku.... sekarang.... apa yang harus kukatakan lagi? Entah mengapa aku terbawa susasana dan memberitahukan perasaanku kepada Sarona-san....

Ughh, aku melakukannya....

Apa yang harus kulakukan.... wajahku jadi agak panas, aku tidak bisa melihat ke arah Sarona-san, ini tidak berguna.

Sementara itu, mari lihat kondisi Gazuna.

Gazuna terkubur ke dalam tanah dan kehilangan kesadaran. Kelihatannya dia tidak mati. Nah, dia tidak apa-apa? Dia tidak akan mati karena pukulanku.

Bola merah keluar dari mulut Gazuna kemudian menjadi partikel-partikel dan kemudian menghilang begitu saja. Tubuhnya berubah kembali menjadi seorang Elf.

Tidak, tepatnya itu berbeda. Itu tentunya tubuh seorang Elf tapi seluruh tubuhnya retak.

Aku melihat ke belakang tanpa berpikir

Ahh...!!

Ada Sarona-san yang berdiri dengan pipi memerah. Aku ingat kata-kata yang kukatakan sebelumnya, mulutku tiba-tiba mengering dan tubuhku tak bisa bergerak.

「Yah.... itu.... tentang kata-kata Wazu-san sebelumnya....」 (Sarona)

*Guhh*

「Aku menghargai.... perasaanmu....
---
--
-
aku minta maaf!!! TAPI---」 (Sarona)

Aku lari dari tempat itu dengan kecepatan penuh.