Bab 26 - Nasib 『Black Flame』


Mendengar kata-kata Regan, aku teringat trio dari 『Black Flame』.... bagaimana wajah mereka? Aku hanya memperhatikan ke warna rambut mereka jadi aku tidak bisa mengingatnya. Yah jika Regan berkata begitu, itu pasti benar.

「Mereka awalnya petualang peringkat A. Untuk membuatnya lebih buruk, tak ada orang yang bisa menandingi kekuatan mereka yang meningkat di kota ini. Kami saja sudah kewalahan untuk menahan pertempuran, tapi....」 (Regan)

Regan melihat ke wajahku.

「Sejujurnya, aku tidak berpikir kau akan segera kembali. Apakah kau mendengar tentang berita dan memutuskan untuk meninggalkan permintaanmu menyelidiki gunung?」 (Regan)

「Jangan konyol, aku sudah menyelesaikan dengan benar. Tapi ketika aku kembali, kota sudah berada dalam konsdisi seperti ini」 (Wazu)

「」[Haa?.... butuh beberapa hari untuk perjalanan dari kota ke gunung.... apa kau serius?] (Regan)

「」[Kau tidak dengar aku. Buktinya adalah Dragon di atas kepalaku. Omong-omong, tidak akan ada lagi bahaya di gunung] (Wazu)

「....Konyol, aku harus berhenti menerapkan akal sehat untuk tindakanmu.... kekuatanmu....」(Regan)

Oii, itu terdengar seperti aku tidak punya akal sehat. Kasarnya!

「Beritahu aku detailnya nanti.... kau dengar?」(Regan)

「Tak masalah. Aku ingin tahu apakah Keyla-san dan Lula masih di kota karena aku ingin mendapat perawatan mereka lagi. Aku ingin istirahat dengan cepat」 (Wazu)

Regan mengangguk sekali pada senyumku yang tak tertahankan. Dia menilai diriku sebagai seorang Petualang yang kuat.

「Kalian semua!! Bukakan jalan!! Kita akan mengakhirinya dengan cepat!!」(Regan)

Para Petualang menoleh ke belakang pada suara marah Regan, setelah mengonfirmasi kehadiranku mereka membuka jalan. Ini seharusnya pertama kali aku melihat Majin, tapi---

Aku merakasan deja vu dengan sosok mereka. Aku pikir, aku pernah melihatnya disuatu tempat sebelumnya. Meskipun mereka tidak lagi seperti manusia. Mata merah, wajah retak seolah pecah, tubuh membengkak dengan kuku yang tumbuh dan memanjang tajam.

...Itu benar. Sosok mereka mirip dengan orang yang aku lawan kembali di desa Elf, meskipun dia terlihat lebih baik daripada ketiga orang itu.

「Hanya ingin memastikan. Apakah benar tak ada cara untuk merubah mereka kembali?」(Wazu)

「Yah.... Setidaknya jangan buat mereka menderita....」 (Regan)

Aku tidak bisa memberikan jawaban apapun untuk ekspresi Regan yang memilukan.

「「「....Aaa ....Gaa ....」」」

Mereka bahkan kelihatan tak memiliki ego lagi. Ketika keenam mata merah melihatku menghalangi jalan mereka, mereka bersamaan mengayunkan cakar besar mereka kepadaku.

「「「Gaaaaaaaa!!!!!!!!!」」」

Seperti yang Regan minta padaku. Pada akhirnya, aku akan mengakhiri penderitaan mereka dengan kekuatanku. Aku membereskan ketiganya dengan satu pukulan....

「Selamat Tinggal 『Black Flame』!」Aku berkata begitu dengan suara pelan.


***

Beberapa hari telah berlalu semenjak kegemparan Majin dan Kota sudah mendapatkan kembali kekuatannya yang biasa. Meski aku hanya ingin beristirahat diam di penginapan. Setiap hari, petualang yang berada di tempat ini selalu membicarakan tentang pertarunganku dengan Majin dari siang sampai malam. Tentang bagaimana aku membereskan mereka dengan sekali pukul dll. Sejujurnya itu memalukan, aku tidak bisa makan dengan nyaman.

Meru diakui sebagai Familiarku. Mereka awalnya terkejut, Tapi cukup lama Meru telah diterima oleh orang-orang. Para petualang menyebarkan rumor tentang bagaimana aku mengalahkan Majin dan menyelamatkan kota, karena itu orang-orang menganggapku sebagai seorang Hero. Aku pikir fakta ini telah memainkan peran besar dengan bagaimana orang bisa dengan mudah menerima Meru.

Saat aku berjalan di jalan, anak-anak menghampiri dan mencoba memberikan permen untuk Meru. Bahkan orang dewasa yang memiliki warung juga memberiku sedikit pelayanan. Aku meminta Keyla-san untuk menyiapkan camilan untuk Meru di penginapan. Meskipun Lula sudah mencoba memberi makan Meru, setiap kali dia menolak dan hanya ingin makan dari tanganku. Tolong menyerahlah karena aku pikir itu mustahil.

Kukatakan pada Regan bahwa aku telah mengusir Naga di gunung, itu karena mereka mungkin tidak akan berada di sana lagi. Karena Orthros juga ada di sana aku menceritakan tentang monster ini juga. Dan dengan demikian laporan penyelidikan selesai dan aku menerima 30 koin emas Uhahaha. aku membawa beberapa koin emas dan menyimpan sisanya di dalamnya Sihir Ruang Waktu milik Meru.


Aku tidak punya sesuatu yang istimewa untuk dilakukan jadi aku menghabiskan waktuku dengan mengobrol bersama Orlando, atau dengan enggan mendengarkan professor Lula berbicara tentang Jalan Penginapan, atau bermain dengan Meru dll. Ada juga panggilan dari Regan, lagi? Ada apa kali ini?

Seperti biasa Emma-san memanduku ke ruangan guild master. Setelah memasuki ruangan, Regan sudah menunggu dengan senyuman diwajahnya. Aku tidak akan senang untuk melihat seorang pria paruh baya botak tersenyum kepadaku. Omong-omong Meru tertidur di atas kepalaku.

「Ou, kau telah datang! Silahkan duduk」(Regan)

「....Makasih」 (Wazu)

Kami duduk berhadapan seperti biasa dan lalu Regan menempatkan sebuah kantong yang membuat suara *tukk* karena itu berat.

「Apa ini? Apakah ini alasan mengapa aku dipanggil?」 (Wazu)

「Yeah! Emm, walaupun ada juga hal lain. Coba saja buka kantong itu dulu」 (Regan)

Ketika aku membuka kantong itu untuk memeriksa isinya, emas dalam jumlah besar telah memasuki pandanganku. Uwaaa....

「Ini totalnya 300 koin emas. Ini semua punyamu」 (Regan)

「....Haa?」 (Wazu)

「Ini imbalan untuk menaklukkan Majin. 100 koin emas untuk tiap tubuh. Kompensasinya tinggi karena mereka mantan Petualang peringkat A」 (Regan)

「Begitu ya」 (Wazu)

Regan adalah satu-satunya yang tahu tentang latar belakang orang-orang itu. Ada berbagai perasaan bercampur aduk di hatiku saat ini, aku tidak bisa menerimanya dengan gembira. Tapi Regan menekan kantongnya sambil menyuruhku untuk tidak terlalu khawatir. Aku menerimanya dan meletakkan tas di sebelahku.

「Walaupun begitu ini benar-benar aneh.... harusnya tak ada waduk sihir di sekitar sini.... Aku ingin tahu apakah itu baru saja muncul baru-baru ini?」 (Regan)

「Bahkan jika kau bertanya padaku.... aku belum pernah melihat hal ini sebelumnya」 (Wazu)

「Aku pikir.... nah, aku akan mengajukan permintaan penyelidikan di lain waktu untuk itu. Lalu---」 (Regan)

Regan mendekatiku dengan senyum manis yang belum pernah kulihat sampai sekarang. Hentikan itu, kau menakutiku, aku merasa seperti memukulnya tanpa sadar.

「Apa kau luang sekarang?」 (Regan)

「....Aku sama sekali tidak punya rencana」 (Wazu)

「Itu bagus, aku akan membawamu ke tempat yang bagus sekarang」(Regan)