Bab 40 - Another Story: Seorang Rival Cinta Muncul


Sudah beberapa hari berlalu sejak Wazu-san meninggalkan desa. Namun, aku akhirnya bisa pergi untuk mencarinya. Kepala desa dan penduduk desa sudah berhenti menahanku karena sudah ada pengganti Morito yang baru. Tidak ada yang mengikatku lagi di desa.


Baiklah!! Meski semua orang sepertinya kecewa, tapi aku tidak mampu tinggal di sini selamanya. Aku akan pergi mencari Wazu-san untuk menyatakan perasaanku. Karena masa depan yang disebut Happy Ending menantiku di sana!!

Si Elf kembar, Yuyuna dan Ruruna juga akan menemaniku dalam perjalanan ini. Mereka berkata mereka ingin bertemu Wazu-san lagi. Sepertinya mereka sudah menjadi teman baik. Memang tak ada masalah dengan Yuyuna, tapi Ruruna adalah.... dia cewek, apa yang dia rencanakan? Aku bisa merasakan bahaya ketika dia berbicara dan memuji Wazu-san.

Sewaktu aku bertemu Wazu-san, mungkin satu atau dua kekasih sudah pernah bersamanya. Tak ada yang aneh karena Wazu-san adalah orang yang sangat menawan. Kurasa dia belum punya istri.... tapi mau bagaimana lagi dengan kekasih. biarkan aku jadi salah satu dari mereka.

Akan tetapi, aku tidak ingin kekasihnya bertambah lebih banyak lagi. Karena bila itu bertambah.... nanti.... waktu untuk bercinta kami bisa dikurangi.... ehehehehe.... It-Itulah mengapa Ruruna berbahaya!! Aku merasa bahaya karena dia berbahaya!!

Namun untukku yang tak pernah keluar dari hutan, fakta bahwa akan ada lebih banyak orang dalam perjalanan adalah sesuatu yang bisa untuk bersukacita. Mau bagaimana lagi.... mau bagaimana lagi bila Ruruna ingin pergi bersama. Ta-Tapi aku harus jadi yang pertama!!

Sewaktu kami sedang mempersiapkan perjalanan, desa menjadi bising. Tapi itu tidak seperti monster muncul karena suaranya gembira. Kupikir mereka sedang menyambut seseorang. Kami bertiga pergi keluar dari rumah untuk memastikan situasinya. Sepertinya mereka menyambut orang-orang yang mengunjungi desa. Kalau dipikir-pikir, kalau aku tidak salah ingat kudengar ada permintaan untuk menaungi beberapa orang di dalam desa ini untuk sementara waktu. Sepertinya ada beberapa orang. Kami menghentikan persiapan dan menuju ke tempat itu untuk bergabung menyambut mereka sebagai bagian dari penduduk desa.

Selagi seorang pria yand bernama Garret membicarakan tentang kedepannya dengan kepala desa, Warga desa lainnya memperdalam persahabatan mereka dengan orang lain. Sementara itu, aku mengamati dengan seksama sudut tempat dua orang berbicara di luar lingkaran*. Salah satu dari mereka adalah beast-woman kucing yang telambat bergabung. Orang lainnya adalah wanita cantik dengan karakteristik rambut biru.
(*jika kalian lupa, di desa elf memang ada lingkaran di tengah desa. baca aja bab 5)

Rupanya, wanita berambut biru itu sepertinya sedang mendengarkan cerita dari wanita bertelinga kucing itu. Kemudian, wanita dengan warna biru itu terlihat rumit. Dia tampaknya sedang dalam masalah. Kupikir sesuatu telah terjadi jadi aku mendekat untuk mendengar ceritanya. Sebelum itu terjadi seorang wanita dan seorang pria bertanya kepadanya. Seusai mereka mengatakan sesuatu, wanita berambut biru membuat wajah tegas. Sepertinya semuanya telah beres jadi aku mencoba berbalik dan meninggalkan tempat itu tapi aku tidak punya pilihan selain menghentikan langkahku saat mendengar percakapan mereka.

「Terima kasih bu!! aku pasti akan bertemu Wazu-san dan memberitahunya perasaanku」 (Tata)

Eh? Barusan.... siapakah orang yang ingin dia temui ini? Apa yang ingin dia beritahu....

Seketika aku mempercepat langkahku menuju wanita berambut biru.

「Bisakah aku minta waktunya sebentar?」 (Sarona)

「Iya, apa itu?」 (Tata)

「Wazu-san itu yang sedang kamu bicarakan.... Mungkinkah, dia adalah orang yang kuat dengan rambut dan mata hitam juga memiliki penampilan normal, dia juga agak imut*, benar?」
(*Wazu disebut imut karena Wazu lebih muda dari mereka berdua, walaupun gua ngk tau umur Sarona xD)

「Eh? Bagaimana kamu mengetahuinya....」 (Tata)

Dengan reaksi itu saja, kami saling memahami perasaan masing-masing. Kami berada dalam situasi yang serupa dan punya pemikiran yang sama. Pada saat itu juga, ada percikan terbang diantara kita.

「Oo begitu.... mungkihkah kamu juga mencari dirinya」 (Tata)

「Yeah, lalu kenapa?」 (Sarona)

「Kamu tahu keberadaannya?」 (Tata)

「Guhh....」 (Sarona)

Itu mengenai tempat yang menyakitkan. Tentu saja, aku tidak tahu tempat dia berada dan aku tidak pernah mempertimbangkan tempat aku harus mencarinya.

「Aku tahu tempat dia berada. Meski aku tidak yakin apakah dia masih ada, tapi aku tahu seseorang yang mungkin akan tahu tempat dia berada」 (Tata)
(**mungkin ada yang sudah baca inggrisnya, kalimat diatas banyak 'where'nya, where artinya di mana, tapi di b.indo 'di mana' hanya digunakan dalam kalimat tanya. nih buat benerin b. indo kalian https://id.wikipedia.org/wiki/Preposisi '<')

「Guhh....」 (Sarona)

Ada apa dengan perasaan kalah ini.... aku tidak bisa kalah disini!!

「Aku telah mengaku!!」 (Sarona)

「Begitu juga aku!!」 (Tata)

Uguu....


「Ohoo sepertinya menarik」 (Garret)

Pria yang bernama Garret berkata begitu sambil melihat interaksi kami. Saat aku mulai berpikir, tiba-tiba dia mengatakan sesuatu yang menggelitikku.

「Itu benar.... mengapa kalian tidak pergi untuk menemuinya bersama?」 (Garret)

「「Haaaaa!?」」 (Tata & Sarona)

「Ini hanya kemungkinan, tapi mungkin dia sudah meninggalkan  kota bila kita tidak cepat-cepat. Jadi, Aku melihat kamu percaya diri dengan kekuatanmu,'kan?」 (Garret)

「Yah, itu karena aku telah memimpin pertahanan desa sampai baru-baru ini」 (Sarona)

「Hou, itu luar biasa. Aku berasumsi bahwa Wazu telah datang ke desa ini.... kamu harus menjadi rival cinta Tata. Tata mengenal orang-orang duniawi tapi tidak punya kekuatan. Sebaliknya, nona ini kuat tapi tidak punya pengetahuan tentang dunia luar」 (Garret)

「「.....」」 (Tata & Sarona)

Dia bisa menebak kekuranganku dengan sangat baik dan aku juga mengerti apa yang coba dia katakan. Tentunya kami bisa mengatasi sebagian besar krisis jika kami bekerja sama. Kami melihat satu sama lain.

「.... ini persis seperti yang kamu katakan」 (Sarona)

「.... itu benar」 (Tata)

「Dan tujuan kita juga selaras. Pertemuan Wazu-san harus menjadi prioritas utama」 (Sarona)

「Yeah!」 (Tata)

Maka hanya ada satu jawaban....

「Kita akan bekerja sama untuk saat ini. Aku tidak akan kalah sekalipun!」 (Sarona)

「Yah, itu terdengar bagus, aku juga tidak akan kalah!」 (Tata)

*zuzuzuzuzuzuzu* (suara biri-biri)

Kami berjabat tangan sambil menyebarkan percikan

Beberapa hari kemudian, kami mengatur perjalanan. Pertama, kami akan meninggalkan desa dan menuju kota Rinikku tempat Wazu-san harusnya ada. Sepertinya Nena akan bergabung dengan kami sebagai pendamping Tata untuk meminta maaf atas apa yang telah dilakukannya.

Tunggu di sana Wazu-san!! Karena Sarona-mu pergi menemuimu sekarang!!

***