Bab 42 – Keberangkatan


Latihan dengan Orlando––– Meskipun aku bilang begitu, semua yang kulakukan hanyalah menghindari tebasannya, kalau pun ada celah maka aku akan memukulnya dengan ringan. Maksudku, aku tidak mengerti apapun soal ilmu pedang––– tapi ada sesuatu yang telah ku mengerti setelah mengulangi gerakan seperti itu. Orlando adalah seorang jenius secara naruliah.

Terutama aku tidak mengajarkan apa pun padanya, tapi setelah berlatih ayunan beberapa waktu dia tiba-tiba mengatakan 「Aku mengerti!!」 dan sudah pasti bahwa setelah beberapa waktu kemudian, aku bisa merasakan kalau serangannnya semakin membaik.

Kami mengulangi gerakan ini berulang-ulang. Kupikir kemampuannya telah melampaui sejumlah petualang B-rank. Masih belum pada level yang sama dengan A-rank 『Black Flame』 tapi bukan mustahil karena ilmu pedangnya hampir mencapai level yang sama dengan mereka. Maa~, itu hanya penalaranku.

Orlando tergeletak di tanah. Karena kami telah menghabiskan cukup banyak waktu, dia berkeringat deras dan terengah-engah sekarang. Di lain pihak, aku hanya duduk san~tai di sampingnya.

「Haa~.... Haa~.... bagaimana bisa.... bahkan setelah bergerak.... begitu banyak.... cuma aku yang berkeringat.... 」 (Orlando)

「Maa~, aku punya dasar kekuatan yang berbeda dengan dirimu」 (Wazu)

「Haa~.... sejujurnya.... perbedaannya terlalu jauh.... Haa~....」 (Orlando)

Sebagian matahari sudah terbenam, jadi ayo kembali setelah Orlando mendapatkan kembali napasnya. Aku telah menyebabkan masalah kepada Meru, Keyla-san dan lainnya, aku harus minta maaf nanti.

「....Naa~」 (Orlando)

「Nn?」 (Wazu)

「Aku ingin tahu apakah.... aku cukup kuat untuk menjadi seorang ksatria....」 (Orlando)

「Kenapa tidak? Kau kuat saat ini!」 (Wazu)

「Begitu ya....」 (Orlando)

Kau cukup kuat. Paling tidak jauh lebih baik dari rata-rata ksatria di luar sana.

「....Yoshh!! Sudah kuputuskan!!」 (Orlando)

Orlando yang bersemangat melihat ke arahku.

「Aku akan pergi ke kerajaan Mabondo untuk menjadi ksatria!!」 (Orlando)

「Oh~ Lakukan yang terbaik!!」 (Wazu)

「Itu benar, jika kau tidak keberatan, maukah kau pergi ke kerajaan bersamaku?」 (Orlando)

Kerajaan, ya? Tentunya, biarpun aku terus tinggal di kota Linnic seperti ini.... aku menatap langit selagi aku memikirkan soal itu. Ketika aku melirik Orlando, dia memasang ekspresi serius. Sepertinya dia menanyaiku dengan serius. Maa~, Orlando orangnya baik, dia itu teman yang bisa kau andalkan, 「Baiklah, selamat tinggal!」 Aku tak' bisa mengatakan begitu saja.

Aku menghadap Orlando.

「Bukan ide buruk, kurasa. Aku ingin melihat sosok Orlando sebagai ksatria」 (Wazu)

「Tentu!! Tunggu saja dan aku akan menunjukkanmu!! Sosok gagahku sebagai ksatria!!」 (Orlando)

「Jadi, kapan kita berangkat?」 (Wazu)

「Sebetulnya aku siap kapanpun, hanya saja sulit untuk membulatkan tekad.... jadi aku ingin pergi sesegera mungkin?」 (Orlando)

「Tak' apa. Terutama aku tidak punya apapun untuk dilakukan, selain bilang selamat tinggal kepada orang-orang yang telah merawatku di kota ini」 (Wazu)

「Kalau begitu, bagaimana kalau kau melakukan perpisahan besok, dan kita akan berangkat lusa pagi hari. Bagaimana?」 (Orlando)

「Kedengarannya bagus」 (Wazu)

Orlando berdiri, 「Yossha~!! Ayo lakukan~!!」 dan berteriak.

「Ayo pergi jalan kaki. Kita akan berlatih sungguh-sungguh sampai tiba di kerajaan」 (Wazu)

「....O-ou~.... ayo lakukan....」 (Orlando)

Dia jelas merasa enggan. Tapi tak' apa, soalnya aku akan membantumu.

Kami kembali ke kota untuk bersiap. Sesampainya di penginapan, untuk Keyla-san dan Lula 「Ini baik-baik saja sekarang. Terima kasih atas perhatian kalian」 berkata begitu sambil menundukkan kepala.

Selagi memukul bahuku dengan *bashi-bashi*  Keyla-san , 「Ada juga berbagai hal yang terjadi kala aku seumuranmu dulu」 katanya tertawa terbahak-bahak.

Lalu, waktu aku memberitahu Lula soal aku meninggalkan kota ini lusa nanti, 「Aku tak akan merindukanmu」 katanya sementara terlihat kesepian. Aku telah diberi tahu kalau besok mereka akan membuat hidangan mewah untukku.

「Terima kasih banyak!」 Aku menundukkan kepalaku dan kembali ke kamarku tempat meru berada. Aku menundukkan kepala dan berterima kasih padanya dengan cara yang sama, tapi entah kenapa itu terasa lucu. Tunggu, kau tidak melakukan apa pun.... Ma~ biarlah.

Setelah itu aku memberitahunya bahwa kami akan meninggalkan kota. Besok aku akan mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang di sekitar dan membuat persiapan yang diperlukan untuk perjalanan, untuk alasan itulah aku meminta Meru bersamaku soalnya aku bakal menaruh apa pun ke dalam Sihir Ruang Waktu-nya nanti.

Pada hari berikutnya, aku menyapa semua orang yang aku kenal di kota ini. Kami membeli makanan dalam jumlah besar dan menaruhnya ke dalam Sihir Ruang Waktu. Kau mungkin bakal mengutil makanan tapi tolong jangan makan terlalu banyak, aku bakal memasang mata padamu, Meru.

Kemudian, aku mampir ke guild petualang pada akhir perjalanan menyapa-ku. Emma-san dan staf-staf lainnya 「Kekuatan tempur yang berharga telah. . . . . .」 bilang begitu. Hah? Apakah itu yang kalian pedulikan? Aku memasuki ruang master guild untuk menyapa Regan.

「Begitu ya, kau akan pergi ya....」 (Regan)

「Yeah, terima kasih sudah menjagaku」 (Wazu)

「Jangan pedulikan itu. Malahan, kaulah yang menjagaku jadi ini adalah hadiah perpisahan」 (Regan)

Regan melempar sesuatu yang kecil kepadaku. Aku menangkapnya dan memastikan kalau itu adalah lencana kecil. Angin mengalir di dunia yang terang, desainnya memberikan perasaan semacam itu.

「Itu adalah tanda untuk semua anggota party dari kala petualanganku. Tunjukan itu ke master dari markas pusat guild petualang di ibukota bersama dengan namaku dan kau akan menerima beberapa kenyamanan. Mungkin....」 (Regan)


「Master dari guild petualang kantor pusat? Kenalanmu?」 (Wazu)

「....Dia adalah kakakku*. Tapi kepribadiannya buruk」 (Regan)
(*ane)

Regan menunjukkan muka kesal ketika dia mengingat soal kakaknya. Lalu kenapa kau mencoba mengenalkan orang seperti itu kepadaku.....?

「Maa~, pastikan untuk mengunjungi kota ini lagi di masa mendatang」 (Regan)

「Yeah tapi sebelum itu.... kau memberitahu Orlando soal keadaanku tanpa izin dulu, jadi biarkan aku memukulmu sekali?」 (Wazu)

「Guhh....」 (Regan)

Waktu dia mencoba kabur lewat jendela, aku menangkapnya dengan cepat dan melancarkan tinju ringan kepadanya. Dengan ini aku dapat pergi tanpa penyesalan apa pun. Aku kembali ke penginapan dan menikmati hidangan mewah seperti yang dijanjikan kemarin.





Hari berikutnya, kami berkumpul di gerbang pagi-pagi sekali. Meru sedang tidur di kepalaku. Di tempat ini, Regan dan Keyla-san, Lula, Emma-san dan suaminya, dan selain mereka yang aku temui di kota ini. Ada juga kolega dari tempat kerja Orlando dan kenalannya. 「Terima kasih~」 atau 「Semoga berhasil~」 keluar dari mulut semua orang. Mereka menyemangati kami. Di dalam hujan semangat ini, kami memulai perjalanan ke ibukota kerajaan Mabondo.