Bab 61 - 「Arogansi」 Memanggil Yang Lain Serangga




Di belakang pihak kesatria dan petualang terlibat dalam pertempuran fana dengan gerombolan monster. Untungnya, monster yang dikumpulkan dari sekitar kebanyakan rank rendah. Meskipun kerja sama antara kesatria dan petualang terlihat tidak sempurna, entah bagaimana kelihatannya mereka berhasil menahan serangan monster.

Di garis depan, kesatria suci dan kesatuan kesatria juga terlibat dalam pertempuran jarak dekat dengan kelompok perisai merah di jalan yang sama. Karena kami memperuntukan banyak kesatria untuk bertarung melawan gerombolan monster, kami kehilangan keunggulan jumlah dan sepertinya perang takkan berakhir dengan mudah.

Lalu di area terbuka di tengah medan pertempuran, berdiri tiga orang dari keluarga kerajaan, Leria-san dan aku yang menghadapi Denoga dan Fluegel. Orlando diajak untuk bergabung dengan para kesatria.

「Di sekitar sudah memulai pesta mereka, haruskah kita mulai juga?」 (Denoga)

Denoga bilang begitu dengan nada riang.

「Apa kau mau bertarung dengan perbedaan jumlah ini?」 (Narellina)

「Tentu saja. Aku sekalipun tidak berpikir akan menang dengan pertarungan normal. Bahkan dibanding Naminissa, kemampuan bertarungku lebih rendah darinya. karena itu aku akan menggunakan barang ini」 (Denoga)

Denoga mengambil bola merah kali ini dan menelannya. Jadi dia juga punya itu seperti yang kuduga. Mata Denoga berubah menghitam, bentuk tubuhnya juga berubah, tanda retak menyebar melalui tubuhnya, kukunya memanjang layaknya pedang tajam, dan sayap hitam tumbuh dari punggungnya.


「FUFUFU.... INI LUAR BIASA. KEKUATAN MELUAP-LUAP DALAM TUBUHKU」 (Denoga)


「A-Apa itu? Apa yang sebenarnya terjadi?」 (Navirio)

「PENASARAN? AKU JUGA INGIN TAHU. NAMUN, KEKUATAN INI SUDAH CUKUP UNTUK MEMBUNUH SERANGGA SEPERTI KALIAN. DENGAN INI AKU BISA MENJADI RAJA NEGERI INI. KEMUDIAN AYO MULAI!」 (Denoga)

Navirio terkejut oleh perubahan drastis penampilan Denoga dan gerakannya berhenti.

Denoga berusaha memotong Naminissa, yang pertahanannya turun dengan kukunya. Sebelum aku dapat bereaksi, Narellina menangkis serangannya dengan pedang.

「Walaupun kau telah berubah, itu tidak merubah fakta tentang segala yang sudah kau lakukan pada kami. Aku akan memotongmu dengan tangan ini」 (Narellina)

「BISAKAH KAU MELAKUKANNYA?」 (Denoga)

Pada kata-kata tersebut pertarungan antara Denoga dan Narellina telah dimulai. Meski mereka bertukar serangan dengan sengit. Aku merasa keduanya belum serius. Masing-masing masih berusaha memastikan kemampuan lawan mereka saat ini.

Perhatianku tertuju pada Fluegel yang masih belum bergerak dari tempatnya. Aku merasa suatu kengerian dari dia untuk alasan tertentu. Lalu Naminissa, Navirio, dan Leria-san mendekatiku.

「Wazu-sama, kami akan melakukan sesuatu tentang Denoga sendiri karena ini masalah keluarga kerajaan」 (Naminissa)

「Wazu, aku tidak tahu seberapa kuat kamu tapi aku ingin kamu untuk menjaga Fluegel tetap sibuk selama mungkin. Bisakah kamu menanganinya?」 (Navirio)

「Jujur saja, aku melihat bagaimana kamu menyelamatkan Navirio-sama dan Narellina-sama barusan, tapi biar kuberi tahu kamu ini, Fluegel itu kuat. Kami tidak bisa menang melawannya.... tapi, jika itu kamu mungkin....」 (Leria)

Begitu ya. Kelihatannya Fluegel tidak bergerak untuk mengantisipasi diriku. Kurasa dia mewaspadai diriku karena dia juga melihat bagaimana aku menyelamatkan Navirio dan Narellina sebelumnya. Meskipun kekuatan Denoga tentu telah berubah tapi kekuatan yang aku rasakan dari Fluegel berbeda. Gimana bilangnya ya.... dia bisa dikatakan berada pada level yang sama sekali berbeda.

「Aku mengerti. Aku akan mengurusnya entah bagaimana dengan Fluegel karena itu aku serahkan Denoga pada kalian. Aku akan datang membantu jika keadaan terlihat berbahaya untuk berjaga-jaga, tapi kalian ingin mengalahkannya sendiri, 'kan?」 (Wazu)

Naminissa dan Navirio mengangguk pada kata-kataku, mereka berlari ke tempat Narellina dan Denoga bertarung didampingi Leria-san. Kurasa mereka bakal baik-baik saja. Aku berdo'a dalam hatiku bahwa semua akan berakhir dengan aman. Aku perlahan mengalihkan mataku ke arah Fluegel.

「Pembicaraanmu sudah selesai?」 (Fluegel)

「Yeah, kelihatannya aku bakal jadi lawanmu」 (Wazu)

「....kukuku.... terdengar bagus untukku. Itu juga yang kuinginkan. Aku melihat pergerakanmu ketika menyelamatkan Navirio-sama dan Narellima sebelumnya, itu cemerlang. Aku tidak bisa mengalihkan mataku darimu, itu membuat seluruh tubuhku menggigil」 (Fluegel)

Anehnya, Fluegel terlihat senang dan mulai tersenyum lebar.

「Setelah mendaki sampai ke titik ini apa yang menungguku hanyalah pertarungan yang membosankan.... Aku akan bertarung dengan pria kuat setelah sekian lama!! Tolong hibur diriku」 (Fluegel)

Dia mengepalkan knuckle padnya dengan *clank!-clank!* untuk mengungkapkan kegembiraannya. apakah dia maniak pertarungan?

「Dengan kata lain, kau tidak memilih pihakmu karena kau ingin bertarung denganku?」 (Wazu)

「Itu benar. Tentu saja aku berkerja sama dengan Denoga-sama untuk membalas budi dari almarhum ayahnya, tapi dia sekarang....」 (Fluegel)

Fluegel melihat ke Denoga yang berubah dengan mata menyedihkan dan aku juga mengikuti pandangannya. Ada Narellina dan Denoga yang berubah berusaha saling memotong, Naminissa menggunakan sihir penghalang untuk menahan serangan, Leria-san secara terampil menggunakan cambuk dan serangan sihir dengan taktik hit and run, dan Navirio memberi instruksi dan sihir pendukung. Mereka punya kerja sama yang baik di sana.

「Kalau begitu, bisakah kita juga mulai?」 (Wazu)

「Datanglah padaku kapanpun!」 (Fluegel)