Bab 70 - Orang Yang Diikuti


Beberapa menit setelah aku berlari ke arah Meru terbang, aku merasakan kehadiran orang yang mengikutiku. Meskipun aku berlari pada kecepatan luar biasa, aku tak bisa benar-benar melepas kehadirannya. Ini agak mengganggu jadi aku berhenti di tempat dan melihat ke belakang, ada....

「Oh? Mengapa anda menghentikan kaki anda? Kita harus buru-buru untuk menemukan Meru-sama」 (Floyd)

「....apa yang kau lakukan di sini?」 (Wazu)

Ada butler pribadi Naminissa, Floyd dengan senyum busuk biasanya. Dia masih menjaga wajah tenangnya walau aku memelototinya.

「Alasan mengapa saya di sini adalah sederhana. Dibawah perintah Naminissa-sama, saya akan berkerja sama dengan Wazu-sama」 (Floyd)

「....berkerja sama? Aku tidak meminta bantuan」 (Wazu)

「Apakah anda tahu mengenai lokasi ke mana Meru-sama dibawa?」 (Floyd)

「Tidak. Lalu aku mengandalkanmu!」 (Wazu)

Akan kuterima niat baiknya dengan patuh kali ini. Aku tak boleh melupakan tujuanku. Yang terpenting sekarang adalah mengembalikan Meru ke kepalaku.

「Jadi, Meru dibawa ke mana? Ke kota air panas di utara, 'kan?」 (Wazu)

「Ya, sepertinya tidak diragukan lagi, dan mengenai gadis yang dibicarakan penjaja itu, kalau dia ingin membuatnya bertarung dengan Wazu-sama yang berhenti menjadi manusia, hanya ada satu orang yang muncul dalam benak saya. Kemungkinan, ia adalah "Haosui Sang Pahlawan Utara". Dikarenakan kota air panas di utara merupakan tempat Haosui-sama tinggal」 (Floyd)

「Oi, siapa orang yang kau panggil berhenti jadi manusia?」 (Wazu)

Kasar sekali!! Aku masih manusia.... untuk sekarang!! Apakah kau mau aku menunjukan kartu guild-ku? Aku takkan menunjukannya karena ada terlalu banyak orang bermasalah pada kolom skill.

「Terus, Haosui Hero Utara ini? Meskipun dia adalah seorang hero, apakah dia beneran rekan penjaja semacam itu?」 (Wazu)

「Bagaimana saya mengatakannya ya, Haosui-sama tidak tertarik dengan baik atau buruk. Namun, orang kuat memiliki kecenderungan untuk mencari orang kuat lainnya.... saya penasaran apakah itu yang terjadi saat ini」 (Floyd)

「....haaa」 (Wazu)

「Yah, kita akan mengerti ketika bertemu orangnya sendiri」 (Floyd)

Floyd membungguk dengan elegan. Itu gerakan butler yang sempurna tapi entah kenapa aku merasakan motif tersembunyi setiap kali dia melakukannya.

「Jadi, bagaimana cara aku bisa menuju ke kota air panas dari sini?」 (Wazu)

「Mari kita lihat.... jika anda melanjutkan pada kecepatan sebelumnya, maka akan ada sebuah desa di seberang sungai di depan, mari menginap di sana terlebih dahulu. Karena ada beberapa pilihan (jalur) dari sana, mari berbicara mengenai detailnya di penginapan」 (Floyd)

「Aku mengerti, ayo pergi」 (Wazu)

Dan begitulah aku mengikuti sugesti Floyd. Aku berlari pada kecepatan yang sama seperti sebelumnya. Aku bertahap meningkatkan kecepatanku karena aku mendadak ingin tahu seberapa cepat dia bisa lari. Tak lama kemudian Floyd mengejar tanpa meneteskan setetes keringat.

Hah? Mungkinkah dia secepat diriku?

「Walaupun aku mempecepat lariku, kau bisa mengejarku dengan mudah, ya」 (Wazu)

「Karena saya seorang butler」 (Floyd)

Kalau dipikir lagi dia memang orang yang mecurigakan....

Aku sampai di sisi lain sungai dengan kecepatan yang menakutkan.... aku berlari terlalu cepat jadi aku berlari melalui permukaan sungai begitu saja. Tentu saja Floyd juga.... kami menuju ke desa pada kecepatan itu.

Ada orang yang menumpahkan darah dari bahunya yang telah ambruk di pinggir jalan. Begitu itu memasuki pandangan kami, kami dengan cepat menurunkan kecepatan kami dan ke sana untuk membantu.

「Apakah kau tak apa?」 (Wazu)

Saat kami mendekati orang yang ambruk itu, kami mengetahui bahwa dia adalah seorang pria tua. Aku memanggilnya tapi tak ada jawaban darinya dan dia juga tidak terlihat sadar. Frued memeriksa kondisi pria tua itu.

「....dia masih hidup」 (Floyd)

Floyd mengambil perban entah dari mana untuk mengobati luka dengan cara yang tepat. Aku membawa pria tua itu ke tempat teduh di dekatnya dan membiarkannya beristirahat.

「Apakah dia mungkin dari desa di depan? Kalau begitu, sesuatu mungkin terjadi di sana」 (Wazu)

「Yah.... kita akan mengetahuinya ketika orang ini bangun」 (Floyd)

Ada dua perasaan yang bercampur aduk dalam diriku saat ini. Tentu saja aku ingin menyelamatkan Meru sesegera mungkin tapi di waktu yang sama aku tidak bisa mengabaikan orang yang ada di depanku ini. Aku mulai tidak sabar karena aku tidak bisa menangani kedua perasaan tersebut dengan baik. Aku menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diriku. Lalu, Floyd yang melihat kondisiku memanggil.

「Jangan khawatir. Tujuannya adalah membuat Wazu-sama pergi ke kota air panas, bukan untuk menyakiti Meru-sama」 (Floyd)

「Aku tahu itu....」 (Wazu)

Meskipun tak ada jaminan apa yang penjaja katakan benar.... tapi itu sedikit melegakan frustasiku.... aku merasa menyedihkan sekarang.... fwuh.... mari percaya pada Meru.... untuk bertemu Meru dengan diriku yang biasanya.... mari berpikir positif....

「Ughh, tempat ini....」

Floyd bertanya soal keadaan ketika pria tua ini bangun. Pria tua ini adalah Buff-san. Dia adalah seorang penghuni desa di depan. Adapun kenapa dia terluka dan pingsan, sepertinya desanya diserang oleh bandit sesaat lalu. Mereka berhasil mengusir bandit karena jumlahnya sedikit.

Kelihatannya bahwa dia sedang mencari sapinya yang ketakutan dan lari. Dia tidak sadarkan diri saat mencarinya dikarenakan dia pergi mencari sapinya tanpa mengobati lukanya dulu.

Aku berunding sama Floyd dengan suara kecil karena ada kemungkinan bahwa para bandit itu menyerang desa kembali.

Aku memutuskan menuju ke desa dengan Buff-san sementara Floyd pergi mencari sapi yang lari untuk membawa mereka kembali.

Floyd masuk ke dalam hutan terdekat untuk mencari sapi. Aku menggendong Buff-san di punggungku dan menuju ke desa.