Bab 88 - Tanyalah Dewi Jika Kau Sedang Dalam Masalah




Itu dia!! Kan ada Dewi!! Karena mereka dewa, mereka seharusnya tau segalanya. Aku berpikir begitu dan mengeluarkan kartu guild-ku dari saku. Grave-san memanggil ketika melihat tingkahku yang tiba-tiba.

「Ada apa, kau tiba-tiba mengeluarkan kartu guild-mu?」 (Grave)

「No, itu lo eng....」 (Wazu)

Mustahil bilang padanya kalau kartu guild-ku telah berubah menjadi sesuatu seperti aula pertemuan bagi dewi-dewi, jadi aku menjawabnya dengan tidak jelas. Aku menjabarkan soal situasi saat ini dan memeriksa kartu guild tersebut.



Skill:

「Dewi Laut sedang tidur di dasar laut tenang」 : ....zzZZ ....zzZZ ....ehehe ....ih geli~~~

「Dewi Perang sedang tenggelam dalam latihannya dan tidak menyadarinya」 : Ora! Ora! Ini baru mulai, beri aku lebih!!

「Dewi Bumi sedang sibuk menanam pohon」 : Fufufu.... tumbuhlah semakin besar~~

「Dewi sedang menikmati waktu ngemilnya」 : Hmm, kue ini rasanya enak!! Kurasa tak apa kalau memakan sebanyak ini.... tapi aku harus olah raga nanti.




??????????????

A-P-A-I-N-I-~~~~~!!!

Apa yang kalian lakukan? Dewi-dewi ini!! Aku selalu merasa seperti mereka mengawasiku lebih dari yang diperlukan, tapi kenapa mereka mengabaikanku sekarang!?

Meskipun aku mencoba menolong Haosui, lalu kenapa? Jangan bilang, kalau kalian tidak tertarik padanya?

Meskipun dia seorang pahlawan? Normalnya, ini adalah pekerjaan mereka untuk membimbing dan membantu pahlawan, bukan?

Itu....? Apakah mereka marah karena aku kadang meninggalkan mereka? Kira-kira apakah dewi-dewi berusaha mengatakan bahwa mereka bukanlah wanita gampangan.... tidak, itu.... mustahil....

Mu-Mungkin.... tadi itu timing yang buruk, mari kita coba cek lagi. Aku menjabarkan situasi saat ini dan memeriksa kartu guild-ku sekali lagi.



Skill:

「Dewi Laut sedang tidur」: ....zzZZ ....zzZZ

「Dewi perang mencari batasannya」: Lagi! Lagi! Aku harus bisa melakukan lebih dari ini!!

「Dewi Bumi bernyanyi dengan bunga-bunga」: Lalala~ ♪ Lalala~ ♪ Lalala~ ♪

「Dewi dilanda masalah serius」: Gimana ini.... aku akan gemuk jika makan kue lagi.... tapi... seharusnya tak apa memakan satu lagi....



*baaaaaaaaam!!!!!!!*

Aku membanting kartu guild ke lantai. Asap mengepul dari tempat kartu guild mendarat. Grave-san yang terlihat kuatir berseru.

「O-Oii!! Kau tak apa? Apa yang terjadi?」 (Grave)

「Tidak.... hanya hal kecil yang tidak diharapkan telah terjadi.... tapi tak apa, aku merasa mendingan setelah membanting kartu guild-ku」 (Wazu)

「Be-Begitu....」 (Grave)

Sialan.... karena dewi-dewi itu, sepertinya Grave-san berpikir kepalaku agak aneh. Yo-Yosh, ayo tenangkan diri dulu. Tarik napas dalam-dalam.... huu~ haa~






Fuu~ aku sudah tenang. Baiklah, ayo coba sekali lagi. Dewi-dewi pasti tau sesuatu. Aku akan terus mencoba sampai dapat jawabannya, tapi.... bukan berarti cara ini akan bekerja.

Aku akan bertarung dengan Haosui tanpa mendapat jawaban apa pun kalau begini terus. Itu artinya aku tidak punya pilihan selain membunuhnya.... tidak, jangan menyerah, ayo coba lagi.

Ini agak memalukan, aku sebenarnya tak ingin melakukannya tapi.... aku tidak punya pilihan lain. Aku perlahan menenangkan pikiranku dan bergumam di hatiku.

(Apakah ada dewi di luar sana.... seorang dewi yang akan membantu dan membimbingku, yang tersesat.... lembut, kuat, cerdas dan cantik.... dewi yang begitu jelita....)

Aku memungut kartu guild dan memeriksanya lagi.


Skill:

「Dewi Laut terbangun」

「Dewi Perang menghentikan tangannya」

「Dewi Bumi menjawab panggilan」

「Dewi buru-buru menjawab」: Air mata dari White Dragon kelas Milenium* memiliki kekuatan suci dan penyembuhan tinggi. Karena dia seorang ryuujin, Aku rasa efeknya akan tinggi. Biarkan dia memuntahkan bola merah dahulu, maka mungkin untuk menyelamatkannya dengan air mata tersebut.
(*T/N: masa atau jangka waktu seribu tahun; KBBI Daring)




Jabawannya datangggggg~~~~!!!! Memang benar kalian mengawasiku!! Kalian seharusnya menjawab sejak awal....



「Dewi Laut tersenyum lembut」

「Dewi perang tertawa terbahak-bahak」

「Dewi Bumi tersenyum」

「Dewi mengangkat sudut mulutnya」: Dengan ini Wazu-san jatuh padaku....




Uuu, ma~.... terima kasih Dewi-sama!! Aku mencintaimu!!!

Aku berpikir sesuatu yang seharusnya tak kupikirkan. Kalimat dalam kartu guild berubah lagi.



Skill:

「Dewi Laut siap bertempur」

「Dewi Perang dalam mode bertempur」

「Dewi Bumi dalam posisi menyerang」

「Dewi siap terjun ke pertempuran」: Ya, Wazu-san milikku~!!



Ayo hentikan itu.... Ayo jangan terlalu memikirkan hal itu. Untuk sekarang ayo lupakan saja. Aku menghargainya tapi.... aku mengembalikan kartu guild-ku ke dalam saku dengan tenang. Semoga dunia tidak akan terpengaruh karena ini....







Tapi masalah baru muncul sekarang. Di mana aku bisa mendapatkan air mata white dragon milenium? Aku tidak tau hal semacam itu. White dragon di gunung sana seharusnya tidak hidup selama itu. Ibu Meru, Meral juga seharusnya tidak hidup selama itu. Aku mengalihkan mataku ke pandangan kosong sambil berpikir mengenai apa yang harus dilakukan.

Apakah ia menunjukkan ketertarikan dengan bunga yang menghiasi ruangan? Pikirku kala aku menyaksikan Meru yang terbang ke sana-sini dengan senangnya.

Tunggu.... nenek Meru, Megil kan white dragon juga. Jika itu ia, mungkin ia sudah hidup ribuan tahun. Namun, di mana ia sekarang?

Meral seharusnya tahu keberadaan ibunya. Tak ada petunjuk lain. Kenapa kita tak mengunjunginya saja? Aku ingin tahu apa yang terjadi dengan pasangan tersebut, Meru pasti juga rindu mereka. Terdengar bagus, ayo panggil Meru.

「Meru!! Ayo kita keluar!!」 (Wazu)

「Kyuii~~」 (Meru)

Meru kembali kembali ke posisi biasanya di atas kepalaku dalam merespons kata-kataku.

「Hmm? Mau pergi ke mana?」 (Grave)

Grave-san memanggilku yang tiba-tiba akan pergi.

「Aah!! Aku akan pergi melakukan beberapa tugas sebentar. Aku bakal kembali dalam dua hari sebelum pertarungan dengan Haosui」 (Wazu)

「Mau kubantu?」 (Grave)

「Tidak, tidak usah. Ini seperti mengunjungi rumah orang tua setelah menikah. Kalau begitu, aku pergi!! Tolong beri tahu Floyd tentang ini」 (Wazu)

「Aku mengerti. Hati-hati di jalan!!」 (Grave)

「Ya!!」 (Wazu)

Aku bilang begitu dan pergi keluar kamar, meninggalkan penginapan, pergi dari kota dan menuju gunung yang berdiri di pusat benua.