Penjara Bawah Tanah


Aku tidak bisa keluar ke kota dan telah menghabiskan waktuku di tempat persembunyian.... tetapi tidak ada hal khusus yang dapat kulakukan di sini. Tidak ada yang bisa kuajak mengobrol untuk membunuh waktu.

Marao, Barro-san, dan beastman lain sedang sibuk mempersiapkan aksi nantinya. Yang tersisa adalah Grave-san tetapi.... dia masih menikmati waktunya dengan Iura-san. Selama ini.... lupakan saja, ayo tidur lagi!!

Aku nggaaaak peduuuliii!! Uwaa a~a~a~a~a!! Aku tidak iri sama sekali!! Sama sekali tidak!!

Aku tetap di kasur sambil memeluk Meru untuk membunuh waktu sampai operasi penyelamatan dimulai.



「Hao-chan.... bisakah aku benar-benar mengandalkan orang ini....」 (Marao)

「Maafkan aku....」 (Wazu)



Aku hanya menutup mata sambil tiduran, tetapi aku tidak pernah berpikir aku bakal ketiduran. Dan lagi, malahan Marao lah yang membangunkanku.

Agh, Aku benar-benar minta maaf!!

Aku menutupi wajahku dengan kedua tangan karena malu.



Sekarang ini hampir tengah malam. Aku, Grave-san, dan Barro-san membuat persiapan terakhir di pintu masuk persembunyian. Yah, aku hanya berdiri tegak karena aku tidak punya apa pun untuk dibawa denganku. Aku meninggalkan Meru dengan Marao untuk amannya.

Kalau datang sebuah situasi darurat, aku memberi tahu dia(Meru) untuk kabur sendiri. Saat aku melihat Grave-san dan Barro-san membuat persiapan, aku dengar sebuah suara dari Rino-san si beastwomen sapi.

「Bisa minta waktunya sebentar?」 (Rino)

「Ya?」 (Wazu)

Dia bilang begitu dan mulai menyebarkan sejenis bubuk dari atas kepala. Hah? Apa ini?

「Bubuk apa ini?」 (Wazu)

*pan-pan* aku ringan menepuk tubuhku untuk jaga-jaga. Aku menutup dan membuka telapakku tapi tidak melihat adanya keabnormalan.

「Ini adalah deodoran. Kemarin Barro-san bilang kami para beastman sensitif terhadap bau. Deodoran ini menghapus bau jadi kamu tidak akan ditemukan dengan mudah. Efeknya akan berakhir sekitar 30 menit. Ini sisa deodoran. Tolong hati-hati karena kami hanya punya satu ini」 (Rino)

「Oke, aku mengerti」 (Wazu)

Aku menerima sebuah tas yang berisi deodoran dari Rino-san. Melihat sekitar, Grave-san berbicara dengan Iura-san. Barro-san menyebarkan deodoran ke Gunki, si beastman monyet.

「Hati-hati, Grave-san」 (Iura)

「Ya, aku pasti akan kembali」 (Grave)

「Hati-hati」 (Rino)

「Ya....」 (Wazu)

Aku ingin tahu kenapa.... dadaku entah kenapa sesak melihat adegan itu. Setelah kami menyelesaikan persiapan kami berangkat dari persembunyian untuk menyelamatkan sandera.



Jarak dari persembunyian ke istana tidak terlalu lebar. Namun akan cukup memakan waktu karena kami bergerak sambil bersembunyi di bayang-bayang bangunan agar tidak ditemukan oleh orang-orang garis keras.

Lagi, kami tidak bisa menggunakan gerbang istana untuk menyerbu kali ini. Kami menghabiskan banyak waktu untuk mengitari ke belakang istana.

30 menit hampir berlalu sejak kami memulai operasi ini. Aku mengambil deodoran sekali lagi sesuai dengan instruksi Rino-san.

Aku biasanya tidak beroperasi seperti ini jadi ada sedikit perasaan gugup, tetapi pada saat yang sama aku menjadi bersemangat. Ini adalah sesuatu yang baru dan segar. Aku ingin tahu hal seperti apa yang menunggu kami saat memasuki istana nanti.

Ada sebuah benteng yang mengelilingi istana untuk mencegah invasi dari musuh asing. Meski kami pergi ke belakang istana, tidak ada jalan rahasia seperti terakhir kali. Kami bersembunyi di bayang-bayang pepohonan di dekat benteng.

Aku bisa saja melubangi dinding dengan sekali pukul dan memasuki istana. Namun, hal itu akan memberi tahu musuh tentang lokasi kami, jadi aku menanyai Barro-san soal langkah selanjutnya.

「Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?」 (Wazu)

「Tenang. Masih ada sekutu di dalam kastil. Aku mengirim pesan pada mereka pagi ini」 (Barro)

Sebuah tali panjat dilempar dari atas benteng untuk membuktikan ucapannya. Saat aku memandang ke sumbernya, aku melihat sosok penjaga yang kembali berpatroli di sekitar setelah memberi kami sebuah sinyal. Kami lekas memanjat benteng menggunakan tali panjat itu.

Semua anggota tiba di atas benteng. Selanjutnya, kami mengikuti petunjuk Barro-san sambil terus merendahkan tubuh kami untuk mengurangi kesempatan ditemukan. Mantan kepala penjaga memang hebat, Barro-san tau daerah ini sangat baik. Kami bertahap maju melalui istana di bawah pimpinannya.

Kami juga bertemu beberapa prajurit yang berpatroli di jalan tetapi mampu melewatinya tanpa terlihat. Deodorannya juga tampak aktif ambil bagian kali ini.

Kami sampai di dekat tangga yang menuju penjara bawah tanah jauh di depan. Entah kenapa ini agak mengecewakan. Segalanya berjalan dengan mulus.

Aku penasaran apakah kehadiranku dibutuhkan di sini? Aku punya pemikiran seperti itu saat kami maju tanpa menemui hambatan apa pun.

Kami berhenti di depan ruang di mana para sandera ditahan, mungkin. Ini bukan penjara bawah tanah, kan? Atau begitulah menurutku. Apakah pertanyaan itu tertulis di wajahku atau tidak, Barro-san memberiku jawaban.

「Yang lain ditahan di dalam penjara bawah tanah tetapi Gio-sama ditawan di ruang ini. Saya akan pergi dahulu untuk menyelamatkan Garb-sama yang merupakan pejabat tinggi fraksi moderat, ikuti saya nanti....」 (Barro)

Aku punya perasaan buruk mengenai situasi ini. Seberapa mudah bagi kami untuk datang sejauh ini juga membuat hal-hal yang lebih mencurigakan.

Kenapa dia ingin pergi dulu? Kenapa tidak ada penjaga di depan ruangan di mana raja seharusnya ditahan?

Grave-san sepertinya punya pemikiran yang sama denganku. Dia menunjukanku ekspresi keraguan. Namun, Barro-san masuk ke ruangan itu sebelum kami bisa mengajukan pertanyaan. Aku dan Grave-san juga beraksi setelah mendecakkan lidah kami.

Sesudah memasuki ruangan itu, tidak ada yang bisa kami lihat karena kegelapan total. Namun, kami tetap maju ke depan.

Aku bisa merasakan tanda-tanda Grave-san tetapi Barro-san tidak bisa ditemukan. Saat aku berpikir begitu, aku mendengar suara berderak dari belakang.

Aku memutar wajahku ke arah di mana suara itu berasal. Tiba-tiba, cahaya menyilaukan memenuhi ruangan dan merampas penglihatanku untuk sesaat.

Bertahap aku bisa terbiasa dengan keterangannya. Tetapi di sana, sesuatu seperti jeruji besi yang ditempatkan pada interval yang sama memenuhi pandanganku.

Ada Barro-san dengan ekspresi pedih di sisi lain jeruji besi. Disebelahnya ada beastman dengan fisik yang besar bertenlinga kucing emas yang sama seperti Marao.

Aku melihat sekitar sekali lagi dan menemukan bahwa hanya ada aku dan Grave-san di sisi jeruji ini. Itu artinya kami terjebak dalam perangkap.

Mengirim pandanganku ke Barro-san yang menjebak kami, dia hanya mengeluarkan satu kata dengan wajah sedih yang menyakitkan.

「Maaf....」 (Barro)