Penghianatan


Ucapan Barro-san membuktikan bahwa dia menghianati kami. Kupikir, kenapa bisa jadi begini? Tetapi memandang Grave-san yang menarik pedang dari pinggangnya, pemikiran itu langsung menghilang.

Itu benar, Hal yang terpenting sekarang adalah keluar dari kurungan ini dan menyelamatkan para sandera. Meskipun penghianatannya tidak bisa dimaafkan, aku bisa dengar alasannya nanti.

Dan kemudian, Grave-san mengayunkan pedang di tangannya menuju jeruji.

*gakiin*

Jeruji besi membentur pedang Grave-san. Bahkan tidak ada goresan yang tertinggal. Malahan, bagian tajam pedangnya rompal sedikit. Grave-san melirik ke bagian pedangnya yang hilang sebelum mengalihkan pandangannya ke arah Jeruji.

「Kelihatanya ini bukan terbuat dari logam biasa....」 (Grave)

Aku menggenggam jeruji untuk memastikan ucapan Grave-san. Pastinya, perasaan yang ditransmisikan agak berbeda. Yah, sepertinya mudah membengkokkan itu kalau aku menaruh lebih banyak kekuatan ke tanganku.

「GUHAHA~HA~HA!! ITU TIDAK BERGUNA. KAU TIDAK BISA MELAKUKAN APA PUN DENGAN PEDANG MURAH ITU. KURUNGAN INI TELAH DIKUATKAN, SEDIKIT SPESIAL」 (Deizu)

Orang yang baru bicara adalah seorang beastman di samping Barro-san. Aku tidak bisa menyangkal selain berpikir "aku bisa lihat ini akan datang", saat aku mengalihkan mataku menuju pemilik suara itu.

Tubuh besar dengan teliga dan rambut kucing emas, dia memiliki wajah penuh kebuasan. Tetapi hal yang paling mengusik perhatianku adalah mata hitam kemerahannya dan tanda retakan di wajah dan tubuhnya. Ini adalah keadaan setelah seseorang menelan bola merah, tidak ada keraguan.

Aku ingat ketika pertama kali Marao berbicara tentang keadaan negaranya. Dia berkata orang paling atas di faksi garis keras tiba-tiba berubah. Kurasa kebetulan seperti ini akan terjadi, dan orang di depan mataku membuktikan pemikiranku benar.

Singkatnya, orang yang ada di depanku sekarang adalah orang paling atas faksi garis keras. Aku yakin namanya adalah Deizu, bukan?

「Ternyata begitu.... kau Deizu, kan?」 (Grave)

Aku memberi tahu Grave-san mengenai bola merah sebelumnya. Sepertinya dia mengemukakan pemikiran yang sama sepertiku.

Ekspresi Deizu berubah marah ketika Grave-san meminta kepastian. Dia melotot ke arah Grave-san dengan penuh kebencian.

「JANGAN SEENAKNYA MEMANGGIL NAMAKU DENGAN MULUT KOTOR ITU, MANUSIA!!」 (Deizu)

Otot-otot di sekujur tubuhnya semakin menonjol untuk menanggapi deru marahnya.

Tetapi mataku menangkap sesuatu yang lain, kekuatan sihir merah kehitaman meluap dari sekitar tubuhnya. Nn, itu terlihat tidak enak.... tetapi aku bertaruh itu masih enak karena pengaruh skillku.

Deizu menarik napas dan mengeluarkannya sambil mencoba mengalihkan sesuatu pada dirinya. Aku dan Grave-san tertangkap oleh situasi di depan kami. Kami kembali ke sadar ketika Barro-san memanggil Deizu.

「Waktunya pergi, Deizu-sama」 (Barro)

「FU~FU~FU.... YAH, LUPAKAN ITU.... LAGIAN KALIAN MANUSIA HANYA AKAN HIDUP SAMPAI BESOK!!」 (Deizu)

「Hidup sampai besok? Apa maksudmu!?」 (Grave)

Grave-san bereaksi terhadap kata yang menganggu itu.

「ITU MENGINGATKANKU, AKU BELUM MEMBERI TAHU KALIAN TENTANG INI. KAMI AKAN MEMULAI PERGERAKAN KAMI MENUJU NEGARA SELATAN BESOK. TAPI SEBELUM ITU, KALIAN AKAN MATI DI DEPAN PARA PRAJURIT. KAMI AKAN MENGADAKAN EKSEKUSI PUBLIK」 (Deizu)

Ou..... kami akan dieksekusi di depan publik. Seperti yang diharapkan aku tidak bisa tetap diam selelah mendengar ini. Aku mengalihkan pandanganku ke arah Barro-san. Apakah dia menyadarinya, dia beralih ke arah sini dan menundukkan kepalanya dalam-dalam.

「Saya tidak akan membuat alasan.... Saya hanya ingin melindungi mereka yang harus saya lindungi. Karena itulah, tidak peduli seberapan kejam caranya, Saya tetap akan melakukannya」 (Barro)

「Orang-orang yang harus kaulindungi.... maksudmu Marao dan sang raja?」 (Wazu)

「Itu benar」 (Barro)

「Kau mengorbankan kami untuk melindungi mereka?」 (Wazu)

「Itu benar」 (Barro)

「Marao tau semua ini....?」 (Wazu)

「Tuan putri tidak ada kaitannya dengan ini. Saya hanya melakukan tugas saya.」 (Barro)

Fyuh.... kalau begitu bukan ide bagus untuk mengamuk. Kalau Haosui yang pergi dengan Marao, itu artinya dia akan di posisiku sekarang.

Itu tidak bisa diterima tetapi Marao tidak ada kaitannya dengan semua ini, aku harus tetap diam dan melihat situasinya untuk sekarang....

Aku tidak mempercayai itu, tetapi kalau ucapan Barro-san benar, lalu para sandera yang ditawan di suatu tempat akan dalam bahaya kalau kami mengamuk dan kabur sekarang. Aku harus menghindari situasi seperti itu.

「Kalau begitu, kenapa kau menjual kami yang datang untuk membantu....?」 (Grave)

「Pagi ini Deizu-sama berjanji pada saya. Beliau akan melepaskan nyawa orang-orang dari faksi moderat kalau saya menyerahkan nyawa kalian」 (Barro)

「TENTU SAJA. AKU TIDAK AKAN TANPA PANDANG BULU MEMBUNUH KAWAN KAMI」 (Deizu)

Dia bilang begitu kepada kami dengan senyum kemenangan.

Oh begitu, kurang lebih aku mengerti apa yang terjadi. Sepertinya pagi ini, Barro-san diam-diam pergi untuk bernegosiasi dengan Deizu sementara kami bersembunyi dipersembunyian.

Mungkin merasa bersalah pada kami, Barro-san menjawab pertanyaan kami dengan patuh.

「Bagaimana Marao dan yang lain....?」 (Wazu)

「Tuan putri seharusnya sudah berkumpul kembali dengan Gio-sama sekarang.... Iura dan yang lain juga aman. Aku takkan pernah menyakiti mereka」 ()

「Dengan kata lain, kau tidak peduli dengan hidup kami ha?」 (Grave)

「Jadi mereka juga tertangkap....」 (Wazu)

「Setidaknya saya bisa menjamin nyawa mereka」 (Barro)

「GUHAHAHA!! DIBUAT MUDAH SAJA!! BESOK, KETIKA KALIAN BERDUA DIBAWA KE LAPANGAN EKSEKUSI PUBLIK, DAN MEREKA MELIHAT KALIAN MATI DI DEPAN MATA MEREKA, ORANG-ORANG DARI FAKSI MODERAT AKAN PAHAM HASIL DARI PEMIKIRAN SETENGAH HATI MEREKA」 (Deizu)

Mengatakan semua itu, Barro-san dan Deizu keluar dari ruangan ini. Yah, aku tidak bisa mendengar yang ingin kudengar, aku tidak punya urusan lain untuk dikerjakan jadi itu oke saja. Malahan, besok adalah kesempatannya.

「Aku tidak berpikir sesuatu seperti ini akan terjadi.... apa yang harus kita lakukan, nak Wazu?」 (Grave)

Grave-san mendekatiku sambil meregangkan kepalanya.

「Hmm? Kau terlihat begitu tenang, kita akan dieksekusi besok, lo?」 (Wazu)

「Aku bekerja di perusahaan bertualang, jadi aku siap mati kapan pun. Meskipun aku merasa tidak enak karena meninggalkan istriku, ada juga banyak hal yang masih ingin kulakukan.... Bagaimana denganmu, nak Wazu?」 (Wazu)

Mau diapa, aku membengkokkan jeruji di depanku menggunakan kekuatan dan meluruskan itu seperti sedia kala. Grave-san terkejut dan mulai memberikan tepuk tangan. Itu memalukan jadi tolong hentikan itu.

「Kalau begitu, ayo beristirahat untuk tindakan besok」 (Grave)

Grave-san berbaring dan mulai mendengkur sesaat kemudian. Aku takjub terhadap begitu mudahnya orang ini tidur. Aku pun berbaring mengikuti Grave-san.

Nn.... kami tidak punya hal untuk dilakukan sampai besok.... mari tidur....