Yah, Tidak Ada Alasan Untuk Kalah


Kedua pedang besar yang berayun itu membenturkan diri mereka ke tanah. Subjek yang seharusnya dipotong kini tidak ada.

Yah, tentu saja. Sembari memegang Grave-san, aku berpindah di depan kurungan di mana orang-orang dari faksi moderat berada, sebelum para penonton bisa mengedipkan mata mereka.

「Tadi itu berbahaya~」 (Wazu)

「Aku menghargai bantuanmu, tapi posisi seperti ini kuakui agak memalukan....」 (Grave)

Aku berdiri di sana sambil menggendong Grave-san.

「Oh, maaf. Aku akan menurunkanmu sekarang」 (Wazu)

Kala aku menurunkan Grave-san ke tanah, Marao yang akhirnya melihat kehadiran kami berteriak dari dalam kurungan.

「Eh? Eh? Kenapa kalian di sini? Hah? Apa kalian masih hidup? Atau seorang hantu?」 (Marao)

Kasarnya. Aku sehat wal afiyat. Aku hanya berpindah ke sini dengan normal. Tidak, kecepatannya yang tidak normal.

「「「Graveeee....!!」」」

Dengan wajah kacau-balau, istri-istri Grave-san menjulurkan tangan mereka dari dalam kurungan dengan serentak. Grave-san mendekat untuk membiarkan tubuhnya dibalut oleh tangan mereka seraya memastikan keselamatan masing-masing. Syukurlah!!

Aku mengalihkan mataku ke arah Deizu yang tetap hening di sisi lain. Tidak ada yang berbeda dengan dia tetapi aku bisa merasakan kemarahan di mata itu semakin dalam.

「SEPERTINYA KAU CEPAT DENGAN KAKI ITU....」 (Deizu)

Sebagai tanggapan perkataannya, para beastman yang memegang senjata mulai mengepung kami. Memandang mereka, sepertinya kami sepenuhnya terkepung tanpa jalan untuk kabur. Yah, aku tidak berniat kabur pada awalnya.

Seakan berusaha melindungi Grave-san, ketiga istrinya memeluk dia dengan erat dari dalam kurungan. Aku tidak iri, lo....

「TAPI HASILNYA TAKKAN BERUBAH!!」 (Deizu)

Haaa..... ~baik..... aku sedikit iri.... memiliki orang-orang yang khawatir terhadapnya dalam situasi semacam ini....

「KALIAN SEMUA AKAN MATI DITEMPAT INI!!」 (Deizu)

「Hmm....? Oh, maaf maaf, apa katamu tadi?」 (Wazu)

Aku tidak dengar apa pun sejak aku tenggelam dalam lautan pikiran. Maafkan aku!!


「SEPERTI YANG KUPIKIRKAN, TIDAK ADA NILAINYA MEMBIARKAN KALIAN HIDUP!! BUNUH MEREKA SEMUA!!」 (Deizu)

Mengikuti instruksinya, para beastman yang mengepung kami seketika mengacungkan pedang mereka. Melihat ke mata mereka yang penuh kemarahan terhadap kami, membuatku menyadari sesuatu untuk pertama kalinya. Kenapa mereka begitu marah pada manusia?

Jika itu Deizu, aku bisa memikirkan itu adalah pengaruh dari bola merah. Lalu, bagaimana dengan yang lain? Mengapa mereka menjadi bermusuhan terhadap manusia seperti dia.... mungkin ada suatu alasan di balik itu.... jika itu benar, maka akan buruk menghentikan mereka dengan membunuh.....

Aku menghela napas untuk sesaat.... dan kemudian aku bergerak sedemikian cepat sehingga mata orang-orang tidak dapat melihatnya.

Karena aku tidak mau mengambil nyawa mereka, pertama aku akan menghancurkan senjata yang datang kepada kami, selanjutnya aku menuai kesadaran mereka sambil menahan diri sebisa mungkin, sehingga aku tidak akan tidak sengaja membunuh mereka. Oh iya, tanganku masih diborgol.

Itu berakhir dalam sekejap. Para beastman yang kehilangan kesadaran mereka berserakan di sekitar kakiku.

「Eh?」 (Marao)

Aku mendengar gumaman itu dari belakang. Kala aku melihatnya, ada Marao dengan ekspresi bingung karena dia tidak bisa memahami yang baru saja terjadi.

Hmm? Aku hanya melakukan itu seperti biasa, kan? Oh.... kurasa aku tidak pernah bertarung di depan Marao sebelumnya. Sepertinya Marao tidak percaya ucapan Haosui soal diriku lebih kuat dari dirinya.

Beastman lain di dalam kurungan membocorkan “Ooo” atau suara takjub lain. Ini bukan hal baru bagi Grave-san jadi dia hanya memandang seperti biasa.

Aku mengalihkan pandanganku menuju Deizu lagi.

「Jadi, siapa yang bakal kau bunuh tadi?」 (Wazu)

「Bajingaaaaaaan....!!」 (Deizu)

Kalau begitu, waktunya untuk sedikit serius. Tetapi pertama, borgol ini menghalangiku.

「Hoi~」 (Wazu)

Aku menaruh sedikit kekuatan pada tanganku dan borgolnya hancur. Lalu aku menghancurkan borgolnya Grave-san dengan tanganku yang besar.

「Oh, sekarang jadi mudah. Makasih!」 (Grave)

Grave-san berterima kasih padaku dan kemudian memungut dua pedang yang tergeletak sebelum memanggilku lagi.

「Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?」 (Grave)

「Tentu saja kita akan melawan balik!!」 (Wazu)

Aku berkata begitu dan berbalik ke kurungan di belakang.

「Hoi-ho!!」 (Wazu)

Bersamaan dengan kata itu aku mengahancurkan jerujinya. Orang-orang di dalam kurungan, bahkan orang dari faksi garis keras yang mengepung, mereka terpana di tempat karena hal yang baru saja terjadi di depan mata mereka.

Hmm? Kalian tidak mau keluar? Walaupun aku terus diam selama ini agar menemukan kesempatan ini.... yah, jangan pikirkan. Tidak ada masalah selama mereka bisa melindungi diri mereka sendiri. Aku mengalihkan perhatianku kepada Grave-san.

「Oke, aku menyerahkan tempat ini padamu」 (Wazu)

「Aku tidak berpikir ini adalah kekhawatiran yang tidak perlu, tapi jangan mati, ya」 (Grave)

「Pasti. Menahan diri sebisa mungkin jadi pihak lain tidak akan mati」 (Wazu)

「Aku mengerti. Aku agak kesal dengan semua yang telah terjadi, tapi kurasa ada suatu alasan di balik itu」 (Grave)

Begitulah Grave-san, dia sangat bisa di andalkan.

「Kalau begitu, ayo mulai!!」 (Wazu)
Aku dengan tenang menggeser pandanganku menuju Deizu.

「BUNUH!! BUNUH MEREKA SEMUA!!」 (Deizu)

Deizu yang menerima tatapanku, melayangkan teriakan seperti auman. Para beastman bersenjata lengkap di tempat ini maju ke arah kami dengan serentak.