Tak Ada Jalan Kabur


Pertempurannya berakhir. Kelompok kami, orang-orang dari faksi moderat, orang-orang dari faksi garis keras, semuanya kembali ke kota dan istana. Ruangan untuk kami sudah disiapkan di istana karena kebaikan Gio-san. Deizu sepertinya belum mendapatkan kembali kesadarannya, dia kini menerima perawatan di dalam istana.

Dan saat ini, semua anggota berkumpul di dalam ruang yang dialamatkan untukku. Kenapa!?

Meru, Sarona-san, Yuyuna, Ruruna, Tata-san dan temannya yang bertelinga kucing, Naminissa, Narellina, Floyd, Grave-san, dan Haosui, ada sebelas orang termasuk diriku di tempat ini.

Tapi tetap saja, ruangan ini cukup besar untuk menampung orang-orang ini di dalamnya. Dewi telah pergi ke suatu tempat berkata ada hal lain yang harus dilakukan. Apakah dia kembali ke tempatnya yang semula? Tolong jangan datang lagi....

(T/N: dia mungkin lagi benerin segel XD)

Aku membungkus diriku dari kepala dengan selimut dan duduk di kasur yang disediakan untuk ruangan ini. Meru tidur di atasku sekarang, aku tidak bisa bangun dari kasur kalau begini terus....

「Jadi.... ha-hal yang.... i-ingin dibicarakan.... a-apa itu?」 (Wazu)

Aku gemetaran tetapi itu bukan karena udara dingin.

「Coba kulihat, di mana aku harus memulainya.... kecuali kalau kesalahpahaman dengan Sarona dan Tata terselesaikan, pembicaraan tidak akan berlanjut. Kurasa lebih baik mendiskusikan masalah utama setelah itu」 (Naminissa)

「Ke-Kesalahpahaman....? Ma-Masalah utama....?」 (Wazu)

Kesalahpahaman.... kesalahpahaman apa? Aku tidak terpikir itu sama sekali.

Ketika Naminissa bilang begitu, Sarona-san dan Tata-san saling mengangguk dan kemudian melangkah maju.

Ugh, Aku ingin merunduk tetapi aku tidak bisa bergerak karena Meru tidur dikepalaku. Itu kelakuannya Floyd yang menaruh Meru di sana. Kau merencanakannya 'kan!! Floyd!!

Wanita bertelinga kucing yang dulu dipanggil dari belakang, mereka bertiga berbaris bersama di hadapanku sekarang.

Ugh.... hanya memandang wajahnya, ingatan dari waktu itu timbul kembali.... aku tidak ingin mengingatnya tetapi perasaan putus asa kala itu dihasilkan kembali dalam kepalaku tanpa permisi....

Ugh, tolong jangan mendekat.... kumohon tinggalkan aku sendiri.... kenapa kau datang kemari.... tetapi.... apakah wajahnya memang seperti ini? Di dalam ingatanku, aku merasa dia agak mengejek dan berwajah penuh kemenangan.... Tetapi dia tampak di ambang menangis sekarang.

Pembicaraannya mulai maju sedangkan aku putus asa bertarung untuk menjaga kesadaranku dari kekalahan....
「Pertama aku, terima kasih banyak sudah menolongku waktu itu」 (Sarona)

Ugh.... aku tidak bisa berhenti gemetar....

Sarona-san berkata terima kasih sambil membungkukkan badannya.... aku dicampakkan olehnya.... tetapi prilakunya sekarang memberiku kejutan.... begitulah Sarona-san, dia adalah orang yang menjunjung tinggi budi.... Tetapi, apakah dia datang sampai sejauh ini cuma untuk berterima kasih padaku?

「Kamu mengatakatakan sesuatu yang mendadak waktu itu jadi aku membuat kesalahan dengan kata pertama yang keluar dari mulutku.... Itulah kenapa aku datang untuk melihatmu lagi. Aku ingin kamu mendengar lanjutan perkataan itu, tolong!」 (Sarona)

Eh....? Lanjutan....? Eh? Kau mau diriku mendengarnya? Di sini? Haruskah aku mendengarnya? Kau bercanda, kan? Kau akan menolakku lagi di sini? Aku tidak bisa menahan hal itu lagi.... aku tidak ingin mendengarnya....

「Selanjutnya aku. Ayo, Nenya....」 (Tata)

Hah....? Selanjutnya? Bagaimana dengan Sarona-san? Tidak, aku tidak mau mendengar dia menolakku lagi....

Wanita bertelinga kucing maju selangkah lebih ke depan. Ugh, Aku tidak bisa berpindah dari sini.... tolong jangan dekati aku....



Wanita bertelinga kucing menundukkan kepalanya dengan ekspresi penuh kesedihan.

「Aku minta maaf!! Aku tau itu tidak akan merubah apa yang sudah terjadi tetapi tolong maafkan aku!! Aku seenaknya menyimpulkan dan bicara tanpa izin, tolong jangan benci Tata-nee!! Kumohon!! Kumohon!!」 (Nenya)

Iya? Tanpa izin? Maafkan? Apa yang kau bicarakan....? ini menyakitkan untuk diingat kembali.... aku akan kehilangan diriku sendiri, tetapi.... tanpa izin katanya, apakah ini artinya Tata-san sendiri yang akan memberi tahuku secara langsung kali ini? Hah? Dengan kata lain, Tata-san mau menolakku lagi seperti Sarona-san? Apakah kalian ingin menolakku sampai segitunya....? Aku ingin tahu apakah hanya ada keputusasaan di dunia ini.... ini benar-benar menyakitkan hanya untuk hidup....
「Aku tau ini agak mendadak jadi kapalamu mungkin sedang berputar-putar sekarang. Singkatnya, Sarona ingin menjawab pengakuan dengan benar, Tata-san ingin memberi tahu perasaannya yang sebenarnya, dan Nenya ingin meminta maaf. Kuharap kamu sekarang mengerti alasan kami semua datang kemari」 (Naminissa)

Naminissa memberi penjelasan padaku.... tuh kan, seperti yang kupikirkan. Dengan kata lain, Sarona-san dan Tata-san datang kemari untuk menolakku dengan benar.... sudah cukup.... lakukan sesuka kalian.... semuanya sedang menyaksikan.... jadi inilah eksekusi publik yang sebenarnya.... aku tidak peduli lagi....

「Sepertinya kita masih bisa berlanjut. Naminissa-sama hendak mengatakan masalah yang sangat penting, sehingga saya ingin anda mendengar hal itu tanpa kehilangan kesadaran. Saya mohon!」 (Floyd)

「Hahaha.... aku mengerti, jadi seperti itu masalahnya, Kita tidak bisa memojokkan nak Wazu」 (Grave)

Floyd mengintip ke dalam selimut untuk memeriksa kesadaranku. Grave-san memahami sesuatu dan mengarahkan senyumannya padaku. Lakukan sesuka kalian....!!

「Menurut luka yang aku sebabkan, aku tau ini memang tidak tahu malu kalau aku meminta maaf. Aku pun mengerti kamu ingin lari dari tempat ini. Tetapi tolong.... tolong dengarkan kami sampai selesai. Aku tau ini permintaan egois yang datang dariku, tetapi tolong.... tolong....」 (Tata)

Tata-san maju selangkah dan membungkuk. Semu orang mengikutinya dan membungkukkan badan mereka. Apakah kalian ingin melihatku ditolak sampai segitunya? Apa senangnya dengan hal itu....

「Di sinilah Danna-sama harus membuat keputusan....」 (Haosui)

Haosui mengatakan itu dengan acungan jempol.

Baik.... aku mengerti.... aku hanya perlu mendengar, 'kan? Aku tau akan ditolak lagi.... penolakan besar kali ini.... aku tidak peduli.... aku hanya perlu mendengar.... dan itu lekas selesai.... ayo akhiri ini dengan cepat....

「A-Aku.... me-mengerti.....」 (Wazu)

Tubuhku tidak mau berhenti gemetar.... aku mau menangis lagi....