Cerita Rahasia : Pertempuran Lumpur


POV Dewi

「Aku.kembaliiii~!!」 (Dewi)

Aku kembali ke kartu guild dengan penuh semangat setelah aku menyelesaikan tugasku sebagai dewi. Aku tidak bisa menahan diriku untuk menyeringai. Itu karena aku akhirnya mendapat bibir Wazu-san yang kudambakan selama ini. Aku penuh dengan energi. Aku dalam mood bagus sekarang.

Namun, ada tiga mayat yang tergeletak di depanku.
「Hmm? Kalian tidak tampak sehat, apa yang terjadi?」 (Dewi)

Ketiga mayat itu bereaksi pada perkataanku.

「Karena kau memenangkan gamenya, kau bilang sudah lumrah bagimu untuk pergi....」 (Dewi Bumi)

「Kau mengambil kekuatan kami dengan paksa untuk berwujud....」 (Dewi Perang)

「Mati....」 (Dewi Laut)

「Oh, ayolah~! Tak ada alasan untuk kita semua mati karena hal seperti itu. Berkat mengumpulkan kekuatan semuanya, aku sanggup berwujud dan memperkuat segelnya. Yah, meski aku berkata memperkuat, itu hanya cukup untuk memberi kita sedikit waktu. Situasi di sana begitu berbahaya. Takkan aneh jika segelnya hancur kapan pun bila kita hanya mengabaikannya. Itu berkat kekuatan semuanya, terima kasih banyak!!」 (Dewi)

Aku jujur berterima kasih kepada semua orang di sini, tetapi malahan mereka mengarahkan kebencian kepadaku karena suatu alasan. Aku bertanya-tanya apa yang terjadi? Apakah aku melakukan sesuatu yang salah?
「Kau masih belum menjelaskan hal terpenting....」 (Dewi Bumi)

「Ya, kau melakukan sesuatu yang tidak pernah bisa kami maafkan....」 (Dewi Perang)

「Bunuh....」 (Dewi Laut)

Dari tadi Dewi Laut mengucapkan ucapan yang berbahaya. WHY?

「Aku sungguh tidak mengerti apa yang ingin kalian katakan」 (Dewi)

「「「Ini soal berciuman dengan Wazu(-san,-sama)」」」

O-Ohh!!

「Nuoo~ kalian melihatnya, ya? Ah, malunya.... Jadi kalian menyaksikan kami bertukar ciuman panas dan menggairahkan.... kalian seharusnya memberi petunjuk dan menutup mata~」 (Dewi)

「Bunuh....」 (Dewi Laut)

「Serius bunuh....」 (Dewi Perang)

「Pasti bunuh....」 (Dewi Bumi)

Oh, kalian, ayolah. Kalian tau? Cahaya telah hilang dari mata kalian.

「Fuh.... fufufu.... Tidak peduli apa yang kalian katakan, hal itu tidak menyakitiku atau bahkan membuatku gatal sedikitpun!! Karena perkataan dari pecundang itu hanya omong kosong!! Kalian mengerti? Dia antara kita, hanya dirikulah yang sudah mencium Wazu-san!! Dan lagi, aku adalah pemenang dan kalian adalah pecundang!! Camkanlah itu dalam kepala kalian!!」 (Dewi)

Mereka jadi hening saat aku berujar fakta itu dengan wajah penuh kemenangan.

Tiba-tiba, mereka bangkit seperti zombi dan menyerang diriku yang mengendurkan pertahanan, mereka membekuk diriku. Sial, lepaskan aku~!!

「Fufufu, begitu ini selesai, semua....」 (Dewi Bumi)

「Kekuatan yang kau rampas dari kami....」 (Dewi Perang)

「Kami akan memilikinya kembali!!」 (Dewi Laut)

Di-Disedot~!! Kekuatanku sedang disedot~!! Sialan~!! Aku melawan dengan semua dayaku tetapi aku tidak punya kesempatan dalam pertarungan 1 lawan 3. Mereka mendapat kembali semua kekuatan yang kuambil dari mereka. Terkutuklah kalian~!!


「Haa~.... Haa~....」 (Dewi)

Kekuatan meninggalkan tubuhku. Di depan diriku yang bernapas berat, semuanya yang kembali ke kondisi fisik aslinya memandang diriku dari atas.

「Fufufu.... Aku akhirnya bisa kembali ke kondisi semulaku」 (Dewi Bumi)

「Hmph.... Kaumenuai apa yang kautanam!」 (Dewi Perang)

「Kau seharusnya bersyukur kami karena kami tidak mengambil kekuatan aslimu!」 (Dewi Laut)

Sialan.... akan kuingat ini....

「Kini kekuatan kita telah kembali....」 (Dewi Bumi)

「Selanjutnya waktunya hukuman!!」 (Dewi Perang)

「Fufufu.... Aku sudah menantikan ini....」 (Dewi Laut)

「Kenapa!? Meskipun aku sudah mengembalikan kekuatan kalian, kenapa kalian melakukan ini padaku?」 (Dewi)

Aku berdiri dengan cepat dan mendekat seketika.

「「「Ini untuk dosamu karena mengabaikan kami dan mencium Wazu(-san,-sama)」」」

Oh, begitu.... mereka cemburu padaku....

「Fufufu.... aku paham sekarang.... dasar pecundang!!」 (Dewi)

「「「 ........ 」」」

Aku menunjukkan senyum elegan sebagai pemenang dan menyatakan seperti itu. Dewi Bumi, Dewi Perang, dan Dewi Laut, mengepungku dalam diam dan kemudian mendecakkan lidah mereka satu demi satu. Oh tolong.... wajah kalian kayak bajingan, tau?
「Hanya memastikannya saja, tapi hukuman seperti apa yang akan kalian berikan padaku....?」 (Dewi)

「Kubur hidup-hidup dalam tanah」 (Dewi Bumi)

「Jadi boneka latihan untuk menguji ketajaman senjataku」 (Dewi Perang)

「Lempar ke laut dengan pemberat」 (Dewi Laut)

Dewi Bumi, Dewi Perang, dan Dewi Laut beneran mau membunuhku.... aku harus berhati-hati....

「Oh ternyata begitu.... tapi, apa kalian pikir aku akan patuh menerimanya? Tentu saja akan kutolak dengan sekuat tenaga」 (Dewi)

「Menurutku kau akan berkata begitu....」 (Dewi Bumi)

「Lalu, jika kau kalah dari kami dalam game....」 (Dewi Perang)

「Kau harus patuh menerima hukuman」 (Dewi Laut)

「Game lagi.... ya....?」 (Dewi)

「「「Ya, lawan kami dalam game!!!」」」

Game yang mereka maksud adalah....




"Game Dewa(tanpa rating)"

(T/N: Sabishi ngk yakin sama namanya(lah apalagi gue :v), katanya itu sejenis Game of Life. Dan, tanpa rating ini sebenarnya unmarked tapi ngk enak nyebutnya jadi jadi kuganti aja :v. Yah, nanti lu juga bakal ngerti kalau udah baca :v)

Oh, begitu, sudah kalian siapkan, ya? Game Dewa, seperti namanya, ini adalah permainan papan tentang hari-hari yang dihabiskan sebagai Dewa. Hingga 8 pilar bisa berpartisipasi dalam game ini yang sering dimainkan di awal tahun.

Namun, produksi versi tanpa rating ini tidak dilanjutkan karena kekejaman kontennya. Game ini seharusnya sulit untuk didapat.... Aku tidak habis pikir mereka punya salah satunya... glek.... Aku sendiri agak ingin mencobanya....

「Mungkinkah, pemilik game ini....」 (Dewi)

「Tidak, ini gamenya "dia"」 (Dewi Bumi)

「....kalian pengen mati, ya?」 (Dewi)

「Ti-Tidak masalah selama kita tidak diciduk!!」 (Dewi Perang)

「Be-Benar!!」 (Dewi Laut)



「「「「Jadi, ayo tetap rahasiakan!!」」」」

Kami saling memandang mata masing-masing, mengangguk, dan kemudian langsung memulai gamenya.....





Uang dalam game yang mana biasanya tersedia di dalam game sejenis ini diganti dengan jumlah penganut. Kami memulai dengan 100 penganut, dan tergantung pada kuadratnya itu akan meningkat atau berkurang. Pemenang atau yang kalah akan diputuskan oleh jumlah penganut ketika seseorang mencapai garis finis.

Tetapi tentu saja, sebagai bonus untuk player yang pertama mencapai finis, dia bisa mendapat gelar Genesis God dan 50 juta penganut.
Kami melebarkan papan permainan di meja, menyiapkan atribut game, dan sudah siap!

「Oke, ayo mulai dariku」 (Dewi)

Aku mengambil dadu dan melemparnya ke udara.

「Aku mempertaruhkan segalanya pada lemparan ini!!」 (Dewi)

Dadu jatuh dan angka yang ditunjukkan adalah "3".

「1,2,3.... Sialan. Kamu kebetulan memakan buah terlarang. Manusia tidak akan berevolusi dan tetap bodoh.... Tunggu di sana sampai buah lain tumbuh.... Lewatkan giliranmu yang selanjutnya.... Tidak mungkin~~~~」 (Dewi)

「Fufufu.... itu karena kau orang yang serakah」 (Dewi Bumi)

「Sudah jadi hasil yang lumrah」 (Dewi Perang)

「Rakus」 (Dewi Laut)

Aku tidak rakus!! Aku hanya suka yang manis!!

Dewi Bumi melempar dadu kali ini.

「Selanjutnya aku, eii.... baiklah, 2.... Karena tabrakan meteorit, semua semua gunung berapi dan gunung berapi bawah laut meletus sekaligus.... Karena semua makhluk hidup sudah dihancurkan.... kembali ke garis start....」 (Dewi Bumi)

「Ini karena kebiasaanmu itu buruk」 (Dewi)

「Kau layak mendapatnya....」 (Dewi Perang)

「Kau benar-benar layak mendapatnya」 (Dewi Laut)

「Semuanya adalah musuh~~~~~!!!」 (Dewi Bumi)

Kau terlalu lambat menyadarinya....

Giliran untuk Dewi perang melempar dadu.

「Yosh, sekarang giliranku. Cieii~!! Eh.... 1? apa ini.... Silahkan bekerja sedikit lagi sebagai dewi....」 (Dewi Perang)

「Yah, kita lagi ngomongin dewi perang sekarang」 (Dewi)

「Sepenuhnya NEET」 (Dewi Bumi)

「Seperti yang diduga*」 (Dewi Laut)

(T/N: inggrisnya Pre-estabiled harmony. karena keterbatasan pengetahuan TLor, lebih jelasnya ke sini aja https://id.wikipedia.org/wiki/Harmonie_pr%C3%A9%C3%A9tablie )

「Ada berbagai batasan untukku~!! Aku tidak bekerja bukan karena aku tidak mau~~!!」 (Dewi Perang)

Ya. Ya. Kebanyakan dewa yang mengontrol perang bilang begitu....

Dewi Laut melempar dadu.

「Sekarang giliranku. Itu.... 6.... hmm, Gerombolan monster muncul di laut, semua penganut mengutuk laut dan pergi.... Dalam kasus dewi yang berhubungan dengan laut, semua penganut.... disita.... 500 penganut ditingkatkan ke dewi yang berhubungan dengan daratan....」 (Dewi Laut)

「Yey, disita ~ !!」 (Dewi)

「Semuanya, kembali ke tanah~!!」 (Dewi Bumi)

「Langsung pergi~!!」 (Dewi Perang)

「Seseorang, katakanlah kalau itu semua mimpi~」 (Dewi Laut)

RASAIN!!



Sepertinya ini akan jadi malam yang panjang....