Apakah Aku Melakukan Sesuatu Yang Patut Begitu Disyukuri?



Kami berbaris di antara pintu besar dan ujung auditorium. Setelah masuk, tepuk tangan meriah berdentang bersamaan dengan keriuhan keras. Ada sekitar 100 beastman di dalam auditorium ini, yang mana mengirim pandangan mereka pada kami sambil menepukkan tangan mereka. Kami berlanjut ke depan dengan Marao dan beastman berarmor yang memanggil kami sebelumnya, sebagai pemandu.

Tetapi, kenapa semua orang berjalan di belakangku? Itu membuatku terlihat seperti pemimpin kelompok ini. Bagaimana ini? Semuanya mungkin sudah lupa, tetapi aku adalah petualang F-rank, lo! Aku ini petualang tingkat rendah, bukan? Kenapa petualang S-rank macam Grave-san berjalan di belakang seseorang sepertiku? Kemarilah!! Kenapa semua orang bertingkah seolah-olah itu hal yang lumrah?

Eng, aku bisa gabung? Aku mencoba menurunkan kecepatanku sehingga aku bisa bergabung dengan mereka tetapi mereka juga menurunkan kecepatan agar sesuai dengan milikku.

Floyd dan Grave-san melihatku sambil menahan cekikikan mereka. Mereka benar-benar memiliki kepribadian yang "baik", bukan?

(T/N: sumpah dari tadi ane ngk bisa berhenti ngakak)

Karena Marao yang berjalan di depan kami berhenti, kami juga berhenti di tempat. Marao mengambil langkah ke samping. di luar pandanganku, di sana, ada tangga menuju takhta tempat raja Gio dan Deizu yang menunggu dengan masing-masing istri cantik di samping mereka. Keempatnya menuruni tangga ke sini....

Raja Gio berhenti beberapa langkah di depanku dan berlutut. Mengikuti dirinya, semua beastman di dalam aula ini berlutut satu demi satu.

Hah? Tidak, tunggu? Eh? Aku berusaha mengatakan sesuatu tetapi kata-kata datang pihak lain sebelum aku bisa.

「Untuk menghentikan tindak kekerasan orang-orangku, untuk tidak mengambil nyawa siapa pun, termasuk nyawa saudaraku Deizu, aku sungguh menghargai itu dari lubuk hatiku」 (Gio)

「Saya tidak bisa menahan amarah dan telah melakukan sesuatu yang hampir menyebabkan kepunahan suku saya. Terima kasih banyak untuk segalanya」 (Deizu)

Raja Gio dan Deizu menyampaikan kata-kata penuh syukur, tetapi sekarang bukan waktunya untuk ini.

「B-Berhenti!! Untuk sekarang, silahkan berdiri karena aku sudah menerima terima kasih kalian!!」 (Wazu)

Semua beastman di tempat ini berdiri ketika aku bilang begitu.... Hah? Aku merasa mereka sedang mengikuti perintahku, tetapi aku penasaran apakah itu hanyalah imajinasiku....

「Aku merasa semua beastman di sini bergerak oleh suaraku.... Itu hanya imajinasiku, kan?」 (Wazu)

Aku mencoba memastikannya dengan semua orang di belakangku tetapi malahan jawaban datang dari raja Gio di depanku.

「Suku beastman seperti kami punya kecenderungan kuat untuk menghormati orang kuat. Wazu-dono telah menunjukkan kekuatan yang luar biasa di pertempuran sebelumnya, juga belas kasihan karena tidak membunuh siapapun di sana. Semua beastman di negara ini mengagumi Wazu-dono sekarang」 (Gio)

Hmm.... Aku tidak membunuh mereka karena aku ingin tahu alasan kenapa dia begitu marah.... tetapi itu bukan berarti aku ingin membunuhnya.... Yah, lupakan. Jika menurutnya begitu, maka tidak ada masalah.

「Yah, yang jahat adalah orang-orang dari negara selatan....」 (Wazu)

Ketika aku berkata begitu, ekspresi mereka berubah seakan-akan baru mengunyah serangga. Raja Gio, Deizu, dan beastman lain di tempat ini tampak berusaha menekan kemarahan mereka. Untuk sekarang, sepertinya benar bahwa Deizu telah kembali ke kondisinya yang asalnya.

「Dengan ini, aku sudah mengkonfirmasi keselamatan semuanya dengan mataku sendiri. Aku berpikir segera meninggalkan kerajaan ini menuju ke tujuanku selanjutnya」 (Wazu)

「Begitukah.... itu membuatku merasa kesepian....」 (Gio)

「Yah, karena tujuanku ada di selatan, Aku sedang memikirkan untuk menyelamatkan orang-orang yang diculik saat berada di sana... tapi itu hanya jika aku bisa melakukan sesuatu tentang itu....」 (Wazu)

Pada perkataanku, tidak hanya raja Gio sendiri, tetapi istrinya dan istri Deizu, juga meneteskan air mata.

「Jika itu mungkin, hal itu akan benar-benar menjadi bantuan besar.... Terus terang, aku sudah mengirim protes ke negara selatan tapi tidak pernah menerima jawaban sampai sekarang.... Karena itu, faksi garis keras memutuskan untuk bergerak sendiri dan hampir menyebabkan perang. Aku dengar negara itu sudah dipenuhi dengan konflik dan tidak punya pilihan selain mengandalkan negara lain untuk menjaga status quo*」 (Gio)

(T/N: Status quo bermakna kondisi yang ada saat ini dan sedang berjalan, lebih jelasnya cek google)

「Begitu ya.... lalu, akankah kau menunggu sedikit lebih lama? Pertama kami akan pergi dan melihat situasinya dan jika bisa, kami akan menyelamatkan mereka」 (Wazu)

「Jika itu perkataan dari Wazu-dono, menurut saya mereka yang menjadi tidak sabar juga bisa menunggu sedikit lebih lama tapi.... apa anda benar-benar yakin?」 (Deizu)

「Ya, semuanya tampak termotivasi juga」 (Wazu)

Aku memutar wajahku ke semua orang di belakang dan mereka mengangguk untuk penegasan sebagai balasannya.

「Aku memang tidak meragukan Wazu-dono.... tapi, kenapa kau sampai melakukan sejauh itu untuk kami?」 (Gio)

「Hmm? Tak ada alasan khusus.... Aku hanya ingin menyelamatkan mereka, itu saja」 (Wazu)

Itu benar-benar semua yang kupikirkan. Aku memandang raja Gio dengan ekspresi serius untuk menyampaikan itu. Setelah persimpangan singkat pandangan masing-masing, raja Gio menghembuskan napasnya.

「Begitu ya, kau jujur ingin menyelamatkan keluarga kami... orang yang terhormat.... seperti yang diharapkan dari servant Dewi-sama....」 (Gio)



Hmm? Aku dengar perkataan yang agak mengganggu baru saja....

「Eng.... kau tadi bilang apa?」 (Wazu)

「Eh? Aku bilang kau adalah....」 (Gio)

「Bukan, setelah itu!」 (Wazu)

「....seperti yang diharapkan dari servant Dewi-sama?」 (Gio)

Apa yang dimaksud servant Dewi-sama ini!? Aku tidak ingat menjadi seperti itu!! Diberi tahu hal seperti itu, aku bisa membayangkan Dewi-sama memandang ke arahku dengan gugup!



_____________________

Di dalam kartu guild:

「Hmm? Aku merasa seperti melewatkan beberapa kata penting!!」 (Dewi)

「Ya! Ya! Aku tidak akan terbodohi oleh hal semacam itu」 (Dewi Bumi)

「Iya!! Sekarang, isi kotak dimana kau berhenti ialah "krisis makanan setengah penganut"」 (Dewi Perang)

「Setengah penganut, cepat!!」 (Dewi Laut)

「Aku nggak bohong!!!」 (Dewi)

_____________________



Aku merasa baru saja menghindari krisis karena suatu alasan. Ayo jaga kata-kata itu untuk sekarang, mungkin aku akan mengerti maksudnya suatu hari.

Deizu berkata padaku ketika aku sedang memikirkan hal seperti itu sambil mengangguk.

「Bisakah anda memasukkan saya ke perjalanan?」 (Deizu)

「Hmm? Tentu, kenapa tidak」 (Wazu)

Melihat jumlah kami, aku tidak melihat apa pun akan berubah dengan menambahkan satu atau dua orang ke dalam kelompok.

Kurasa dia khawatir dengan putrinya dan tidak bisa menunggu dan tidak melakukan apa pun. Aku tidak terlalu menganggap Deizu sebagai musuh toh karena bola merah itu yang menyebabkan masalah. Ini sama dengan kasusnya Haosui, dia hanyalah korban.

Selain itu, ada besar kemungkinan para beastman yang akan kami tolong bakal waspada jika beberapa manusia tak dikenal mencoba menolong mereka. Jika ada seseorang dari negara yang sama seperti mereka, menurutku kami bisa mengatasi sesuatu dengan lancar.

Tunggu, aku memutuskannya tanpa izin dulu tetapi apakah ini baik-baik saja? Aku mengkonfirmasi dengan semuanya tetapi mereka hanya bilang lakukan saja sesukaku. Sejak kapan aku jadi pemimpinnya? Atau begitulah menurutku. Aku mengkonfirmasi dengan raja Gio dan dia juga bilang tidak keberatan.

Setelah itu pertemuannya menjadi makan malam mewah dengan orang-orang istana. Sepertinya hidangan mewah sudah dibawakan ke orang-orang di kota ini juga.

Berhubung Marao perlu belajar sebanyak mungkin untuk menjadi ratu di masa depan, sangat disayangkan dia harus tinggal di kerajaan dan berpisah dengan Haosui dan kami.

Aku dengar dari raja Gio bahwa Baro-san yang mengkhianati kami waktu itu, saat ini dikurung dalam penjara bawah tanah oleh keinginannya sendiri.

Yah, aku tidak tau perasaannya saat itu tetapi karena tidak ada yang terluka, aku meminta memberinya sedikit hukuman semaksimal mungkin.

Ada beberapa orang yang akan berpisah dengan kami di sini.

Sepertinya tempat ini adalah kampung halamannya teman bertelinga kucingnya Tata. Berhubung dia bilang ingin membantu membangun kembali kota yang mana sudah berantakan karena persiapan perang, dia mengucap selamat tinggal di sini.

Ditambah, Yuyuna dan Ruruna juga bilang sudah memenuhi janji mereka dan ingin meminjamkan tangan mereka kepada orang-orang di sini. Kami membuat janji untuk bertemu kembali.

Dikarenakan Deizu perlu membuat persiapan, kami menginap satu malam lagi di istana dan akan menuju ke negara selatan besok.