Dua Orang Ini Lagi



Kami pertama menuju Zukhra, sebuah kota pos* di utara ibukota negara selatan, Lisscave. Tetapi saat ini, kami mengintai di dalam hutan di sekitar kota Zukhra untuk mendiskusikan sesuatu.
(* https://en.wikipedia.org/wiki/Post_town)

Menurut informasi yang telah Deizu dapatkan, fakta bahwa ia adalah seorang beastman, kemungkinan besar dia akan tertangkap jika kami nyelonong masuk kota. Ada kasus di mana para beastman terjebak di dalam kota dan menderita dampak yang besar.

Sampai kami berhasil menyelamatkan para beastman yang diculik dari ibukota negara selatan, lebih baik untuk kehadiran kami tidak terungkap semaksimal mungkin, kami berdiskusi mengenai itu sekarang.

Hasilnya, kami memutuskan untuk mengambil metode paling aman yaitu menempatkan kerah perbudakan yang tidak terisi sihir padanya.

Aku bertanya apakah dia merasa enggan atau tidak. Aku tidak punya waktu untuk memedulikan perasaan seperti itu karena aku mengutamakan menyelamatkan orang-orang yang terculik sekarang, kata Deizu. Aku memutuskan untuk mengikuti rencana ini karena perkataannya.

Sepertinya aku diharapkan menjadi masternya. Yah, Deizu bilang tidak apa sehingga aku tidak punya punya apa pun untuk dikeluhkan dalam hal ini. Tetapi Floyd memiliki kalung perbudakan karena suatu alasan, kenapa kau punya benda seperti itu....?

Saat ketika aku mencoba menuju Zukhra setelah menyelesaikan diskusi kami....



「Tolong tunggu!!」 (Ungu)

「Bisa tunggu sebentar!!」 (Pirang)

Dua teriakan terdengar dari belakang, menghentikan pergerakan kami. Menengok ke belakang, ke tempat suara itu terdengar, ada dua orang yang mana tampak sudah kutemui di suatu tempat sebelumnya.

「Tolong patuhlah dan beri kami uang kalian!!」 (Ungu)

Berkata demikian, dia mengarahkan pisaunya pada kami.....

「Hmm....? Apa kita sudah bertemu di suatu tempat?」 (Wazu)

「Ke-Kenapa tidak ada respon.... Hah? Kamu yang waktu itu!!」 (Ungu)

「A~ A~ Kau itu!!」 (Pirang)

Mereka berdua mengarahkan jarinya padaku. Hmm? Aku sudah bertemu dengan mereka di suatu tempat sebelumnya seperti yang kukira, tetapi di mana kami bertemu? Rambut pirang dan rambut ungu.... rambut pirang.... rambut ungu....

...........aah!!

「Kalian, dua orang yang melakukan tes bandit itu ya!!」 (Wazu)

「Sudah kuduga, orang pertamaku!!」 (Ungu)

(watashi no hajimete no hito :v)

*hening*

Udara membeku pada ucapan  si rambut ungu. Kelompok wanita* langsung mengalihkan perhatian mereka padaku, semuanya tersenyum tetapi mata mereka tidak.
(*haremnya Wazu)

Aah, aku mungkin mati hari ini.... gak, gak, gak, bukan itu. Aku harus menerangkan kesalahpahaman ini dengan benar.

「Jadi begitu, kita sudah tidak bisa memojokkan Wazu-sama」 (Floyd)

「Pastikan kau bertanggung jawab!!」 (Grave)

Grave-san dan Floyd membuat masalah ini semakin runyam. Cengiran di wajah mereka membuatku kesal. Berhentilah bicara seolah menuangkan minyak pada api. Oke, biarkan aku memukul kalian setelah ini selesai.

「Ara-Ara, untuk berpaling dari kami, apakah kamu merasa bersalah karena sesuatu?」 (Naminissa)

Sebuah tangan memasuki pandanganku dan mencengkram pohon di belakangku, itu adalah tangan Naminissa. Aku dalam situasi dimana aku terhimpit di antara pohon dan dirinya sekarang.

「Apa maksudnya ini?!」 (Sarona)

「Kita perlu BI.CA.RA!!」 (Tata)

「*ji~*.... Ayo dengar dulu?」 (Narellina)

「....Hukuman」 (Haosui)

S-Seram!! Aku gemetar sedikit karena tekanan yang dipancarkan dari kelompok wanita begitu hebat... Aku perlu meluruskan kesalahpahaman ini seketika.

「Tidak, be-bentar!! Bukan begitu!! Ini semua salah paham!! Kami tidak punya hubungan seperti itu!! Aku adalah lawan pertama dalam aksi banditnya!! Tolong jangan mengatakan sesuatu yang menyesatkan!! Maksudku, jelaskan itu dengan benar!!」 (Wazu)

「Eh? Eh? Eh? Hah? Apa aku membuat kesalahan atau semacamnya?」 (Ungu)

「Bodoh!! Kau tidak mengatakannya dengan benar!!」 (Pirang)

Lalu si gadis berambut pirang hati-hati menjelaskan situasinya untuk meluruskan kesalahpahaman. Aku terbebas dari keadaan sulit dan akhirnya bisa bernapas lega. Aku terselamatkan....



「Jadi, kenapa kalian di tempat seperti ini? Apa kalian masih di tengah tes?」 (Wazu)

Aku membetulkan posturku dan menanyai mereka berdua yang di depanku.

「Iya!! Aku masih jauh dari impianku」 (Ungu)

「Itu benar, kami masih di tengah tes lapangan bandit rank ke-4 nya dia sekarang」 (Pirang)

「Gitu ya.... Kau belum menyerah」 (Wazu)

Hah? rank ke-4? rank ke-4 katanya? Hmm, aku yakin waktu itu....

「ke-4? Bukan ke-5? Benarkah? Oh ayolah, kalian menipuku, 'kan?」 (Wazu)

「Aku tidak akan melakukan perbuatan tercela seperti menipu!!」 (Ungu)

Gadis berambut ungu menegaskan demikian, lalu bagaimana dengan aksi bandit ini?

「Ini benar adanya. Kondisi lulusnya adalah mendapatkan uang yang telah ditentukan, untuk rank ke-5 adalah minimal 1 koin perunggu dan gadis ini sudah mendapatkan lebih dari yang diperlukan. Kini dia adalah bandit rank-5 asli karena sudah lulus.」 (Pirang)

「Ehehehe~」 (Ungu)

Gadis berambut ungu membusungkan dadanya pada penjelasan gadis berambut pirang.

「Itu artinya, dia sudah berhasil mendapatkan uangnya sendiri? Aku tidak percaya itu」 (Wazu)

「Benar lo!!」 (Ungu)

「Itu adalah fakta. Meski dia terus gagal setelah pertemuannya denganmu waktu itu, tetapi tempo hari kami bertemu dengan pasangan tua yang mengatakan "Kalian tampak sedang dalam masalah. Makanlah sesuatu yang enak dengan ini!!" dan memberi dia dua koin perak.... Aku memberikan itu ke asosiasi.... dan dia lulus.... 'kan?」 (Pirang)

Bukankah mereka hanya kayak kakek dan nenek yang memberi uang saku ke cucu tercintanya?

Karena, bagiku itu tidak ada kaitannya dengan aksi bandit. Tidak, aku mengerti tanpa perlu dijelaskan. Intinya adalah dia mendapat koin perak itu, 'kan? Tetapi si rambut pirang seharusnya menjadi semacam instruktur atau pengamatnya, bukan? Soalnya, begitu saja tidak apa?

「Meski aku punya kuota!! Dan lagi, si babi bajingan itu terus mengomeliku dengan keras setiap saat karena bawahanku masih belum lulus tes bandit rank ke-5!! Aku akan membuat dia membayar ini suatu hari....」 (Pirang)

Gadis berambut pirang menyumpah demikian. Sepertinya dia teringat akan sesuatu yang tidak menyenangkan. Lakukanlah yang terbaik dan hidup dengan tegar. Menurutku gadis berambut ungu itu bakal dalam masalah bila pengamatnya bukanlah si rambut pirang ini.

「Pokoknya, selamat!!」 (Wazu)

「Makasih!! Lalu uangnya?」 (Ungu)

「Oh itu mustahil. Aku takkan menyerahkan uang ke bandit」 (Wazu)

Dia berkecil hati dan hampir menangis, sesaat setelah aku menolak dengan datar.

「U~uu....」 (Ungu)

「Hmm.... bisa kita pergi?」 (Pirang)

Gadis berambut ungu itu di seret begitu saja oleh wanita berambut pirang. Dulu apa ya? Oh benar, dia ingin menjadi bandit perempuan terhebat di dunia. Yah, itu mustahil.

Kami menarik diri kami bersama dan berjalan menuju ke kota post Zukhra.


==========

Jika kalian menganggap kedua bandit tersebut adalah gadis di bawah ini, maka kalian salah. Ya memang kalian tidak bisa disalahkan sih soalnya ciri-cirinya mirip sama kedua gadis di ilustrasi tersebut , yang membedakan hanyalah warna rambut yang terbalik. Tetapi kita sedang membaca WN di sini dan itu di LN, jadi jelaslah beda.


Selain itu, di ilustrasinya si rambut ungu, Cathy adalah seorang drawf di perkenalkan sebagai kesatria wanita kerajaan Mabondo. Dan dari ilustrasi yang kulihat di google si Cathy ini masuk ke ilustrasi (vol.4) bersama dengan para harem Wazu (aku gak tau Aria nanti bakal jadi biniknya atau tidak tapi biarlah waktu yang menjawabnya :v), tidak menutup kemungkinan kalau dia bakalan jadi salah satu biniknya Wazu(tentu saja di LNnya). Yah tapi kita sekarang sedang bahas WN jadi itu dibahas lain hari saja. So, intinya mereka adalah orang yang berbeda.

Menyinggung soal warna rambut, rambut Aria juga beda warnanya. Di WN ini warna biru langit(bab prolog) tetapi setelah dia muncul di LN vol.4, ternyata warnanya pirang cerah. Oke sudah, malah gak selesai-selesai nanti.