Hubungan dengan Maorin



Maorin-san memisahkan bibirnya dari bibirku... dalam sekejap, dia diculik oleh Sarona dkk.

「......nah」 (Wazu)

Aku diam tanpa kata karena tindakan mereka dan cuma bisa berdiri tegak sama menyaksikannya dari samping. Habisnya, aku terkejut dan membeku di tempat karena Karena Maorin-san yang tiba-tiba menciumku... Yang tadi itu apa? Aku nggak ingat pernah ngelakuin sesuatu yang bisa membuat dia suka padaku.

Aku menghela napas dan berlari ke mereka sambil mengaruk kepala.

.

Sarona dkk. berada di sebuah ruangan di istana. Mereka mengepung Maorin-san seakan-akan menghalangi jalan kaburnya. Ayahnya — Deizu, sekarang juga ada di ruang ini. Dia menyaksikan kejadian itu dengan lengan terlipat.

Hei, kau nggak ngasih dia bantuan? Mikir begitu, aku berjalan menuju Deizu.

「Walau masalahnya datang dari aku tapi apa kau cuma liat saja?」 (Wazu)

「Itu masalahnya putriku, menantu」 (Deizu)

Hmm?

「...menantu, maksudmu aku?」 (Wazu)

「Memangnya ada yang lain?」 (Deizu)

Aku melihat-lihat ruangan dengan memutar tubuh. Yea, cuma ada aku.

「Tolong jaga putriku!」 (Deizu)

Berkata begitu, Deizu menundukkan kepalanya dalam-dalam.

「Nggak, bentar, kok kau main setuju aja? Maksudku, sebagai ayahnya, kau nggak papa sama aku? Aku punya istri lain, lo」 (Wazu)

「Tidak masalah, selain itu, semua istrinya menantu kuat-kuat, putriku juga akan senang」 (Deizu)

Deizu mengatakan itu dan memberikan jempol padaku dengan raut wajah terberkati. Aku mengeluarkan desahan dan mengalihkan mataku menuju Sarona dkk., kayaknya mereka lagi diskusi deh.

「Belum bisa kumaafkan... aku bahkan belum melakukannya」 (Sarona)

「Nggak bisa dimaafin... Aku belum melakukannya」 (Tata)

「Aku dengan tegas menolak... Aku belum melakukannya」 (Naminissa)

「'Udah, 'udah, kayaknya dia serius...」 (Narelina)

「......kita 'kan pengantin yang tolerannya Danna-sama」 (Haosui)

「Itu telinga hewan!! Telinga hewan, lo! Fuo~!! Aku pengen nyentuh sama ngelus telinga berbulu itu!! Lagian, nggak ada masalah sama kepribadiannya. Nggak papa 'kan kita ngebiarin dia join Aliansi Pengantin Onii-chan?」 (Kagane)

「Perasaanku ini nyata!! Tolong ijinkan aku jadi bagian dari Aliansi Pengantin Wazu-dono!!」

......Sepertinya mereka terbelah jadi dua kelompok yang berlawanan karena suatu alasan aneh. Kelompok yang sudah dan kelompok yang belum ku ajak ciuman... Maksudku, Kagane adalah adikku jadi nggak masukin dia ke hitungan...

Yang sebenarnya sih, pas aku terus dengerin percakapannya Sarona, Tata, Naminissa, ketiga wanita itu yang belum kuajak ciuman, masih belum terima sama kenyataan kalau Maorin-san yang mendadak menciumku tadi... Karena wajah mereka yang begitu mirip Shura, sejujurnya itu membuatku takut...

Tapi, aku tetap penasaran apa aku perlu atau nggak ikut campur...

Menatap ke arah Deizu, dia mengarahkan jempol ke Sarona dkk. seolah bilang "Pergilah, menantu!".

Aku mengeluarkan desahaan panjang sebelum berjalan menuju arah mereka. Mereka akhirnya menyadari keberadaanku saat aku mendekat, dan mereka pun datang mengerumuniku kali ini.

「Apa yang mau kamu lakukan?」 (Sarona)

「Apa kamu akan menyambutnya sebagai istrimu?」 (Tata)

「Ujung-unjungnya, Wazu-sama lah yang memutuskan...」 (Naminissa)

「Aku nggak keberatan sih」 (Narelina)

「...terserah Danna-sama」 (Haosui)

「Onii-chan, itu telinga hewan! Telinga hewan, lo!」 (Kagane)

「Perasaan ini asli. Tolong terima aku ke dalam harem...」 (Maorin)

「「「「「「「Tolong putuskan!!」」」」」」」

「Eng... sekarang, Sarona, Tata, sama Naminissa, wajah kalian nyeremin jadi tolong berhentilah...」 (Wazu)

「「「Tapi...!!」」」

Ah, kali ini mereka membuat muka yang tampak hampir menangis!! Oke, aku ngerti!! Aku ngerti kok!!

「Aku benar-benar mencintai semuanya... dan... aku pasti akan melakukan "itu" dengan kalian nanti... makanya, tunjukan padaku senyum kalian yang biasanya dong」 (Wazu)

Aku penasaran apakah kata-kataku sudah membuat mereka meresa lega, bukan cuma tiga orang, mereka semua tersenyum padaku. Yap, mereka semua imut. Tapi aku nggak bakal nyium Kagane, oke? Maorin-san juga pengecualian, ya?

「Terus, mengenai Maorin-san... eng... bisa beri aku waktu? Aku sudah bilang pada semuanya dulu, aku akan sungguh-sunguh menjawab perasaan mereka setelah aku menyelesaikan semua masalahku... Aku juga akan memikirkan soal perasaan Maorin-san selama waktu itu... Yah, ayahnya sudah ngasih persetujuan sih...」 (Wazu)

Aku melirik Deizu. Dia diam mengangguk dengan lengan terlipat. Salah satu dirinya diam-diam berpose menaikkan jempol.

(Libra: Biasanya di manga yang seperti ini, digambarkan jadi 2, wujud fisik yang tenang dan bayangan yang begitu sumringah)

「Itu cukup. Tindakanku sebelumnya adalah untuk membiarkan kamu tau perasaanku dulu. Aku juga memikirkan bakal jadi apa ke depannya. Kalau kamu bisa meluangkan waktu untuk lebih mengenalku, itu saja sudah cukup. Aku pikir gimana kalau ditolak, jadi jujur, aku merasa lega...」 (Maorin)

Maorin-san menjawab sambil mengeluarkan desahan lega. Deizu memanggil putrinya.

「Maorin, lahirkan anak yang kuat!!」 (Deizu)

「Ya Papa!!」 (Maorin)

Kejauhan!! Kau mikirnya kejauhan!! Hubungan kami belum sampai sejauh itu. Bukannya dia bilang soal mau bersama untuk sementara sampai saling mengenal? Jadi, kenapa kau buru-buru tanya soal anak? Kau nakutin aku!! Aku takut sama cara berpikirmu!!

Terinspirasi oleh ucapan Deizu, Sarona dkk. menaruh tangan mereka di perut dan tenggelam dalam delusi. Aku belum ngelakuin apa-apa lo!! Nggak ada kehidupan di sana!!

「...po-pokoknya, semuanya nggak keberatan, 'kan? Biar lebih mengenal, kurasa mulai dari sekarang Maorin-san akan bersama dengan kita!?」 (Wazu)

Apa mereka sudah kembali ke kenyataan? Pas aku tanya buat memastikannya, Semuanya mengalihkan mata padaku dan serentak mengangguk.

「「「「「「「Mengerti!!」」」」」」」

Yap, sementara ini mereka punya pikiran yang sama denganku, paling nggak... haaa...

Setelah itu, Maorin-san menamai dirinya sendiri dengan "Mao". Dia memintaku untuk memanggilnya begitu dan aku menerimanya. Untuk namaku, dia minta padaku untuk membiarkan dia memanggilku "Otto-dono".

Menurutku itu terlalu dini tapi Deizu sudah memanggilku dengan menantu, jadi sudah terlambat buat protes... Aku nyerah...