Warning: Novel ini hanyalah sebuah karya FIKSI!!

ditulis oleh Toika/Toy Car

Prolog. Pertukaran Ini Sepadan



"Nah, langsung tu-de-poin aja."

Wanita itu meletakkan pipa tembakau yang digigitnya dengan lembut, menghembuskan asap, dan menjilat bibirnya. Dia adalah wanita cantik berambut ikal merah menyala, tapi fakta terpenting bahwa dia adalah seorang 'Tuhan'.

"Jadi, yang kamu inginkan adalah... tubuh abadi dan potensi pertumbuhan tak terhingga?"

"Ya!"

"Ogah, nggak mungkin. Balik sana."

"Aw, jangan gitu dong."

Si Pria, berumur 27 tahun bernama Lee Shin Woo, duduk berseberangan dengan wanita itu, dipisahkan oleh sebuah meja antik. Dia dulunya seorang pekerja kantoran biasa yang menyukai novel dan gim fantasi. Yaa, setidaknya sampai dia meninggal.

Dan sekarang dia telah meninggal, dia adalah pahlawan yang dipilih oleh Tuhan. Mungkin.

"Saya dengar umur saya masih panjang, tapi malah mati sebelum waktunya. Sudah seharusnya kan saya menerima paling gak segini soalnya saya matinya gak adil?"

"Diih, novel-novel jaman sekarang udah manjain punggung anak-anak ini. Dulu, kalo aku ngasih tau mereka dapat kesempatan kedua, mereka langsung 'yippii' atau teriak 'horee'."

"Yaa, manusia berubah seiring berjalannya waktu."

Meskipun Tuhan ingin memukul Lee Shin Woo, yang seenaknya menganggukkan kepala dan menjawab dia, Tuhan menahan dirinya. Lagian, siapa lagi kalau bukan dia yang telah mengumpulkan jiwa-jiwa, mereka yang mati mengenaskan, karena dia membutuhkan bantuan mereka.

'Kalo dia dari dunia-ku, dari tadi aku mungkin sudah...'

Ia sudah pasti adalah tuhan, tapi ia bukan tuhan Bumi. Ia adalah tuhan yang memerintah Heguora, yang notabene berbeda dalam budaya, sejarah, ukuran dan setiap aspek yang berasal dari Bumi.

Lalu mengapa Ia berada dalam situasi dimana memaksa ia untuk membawa jiwa-jiwa dari dunia lain? Benar-benar realita yang menyedihkan, alasan yang menyayat hati melatar belakangi itu.

"Pokoknya, mereka itu pasti orangnya nggak punya perasaan. Tuhan mereka bilang kalo dia akan melibatkan dirinya dan membersihkan kekacauan mereka, tapi mereka kerjanya cuma lari soalnya mereka nggak mau mati."

"Ada banyak pahlawan yang menerima wahyu-ku, loo!? ...Mereka semua cuma mati di Heita."

"...Apa tempatnya sebahaya itu?"

"Iya, sudah pasti."

Tuhan tidak bisa menyembunyikan kepahitannya, dan dengan respon cepat, meletakkan pipa tembakau ke mulutnya lagi. Jika ia tidak melakukan itu, ia merasa kalau dia akan mengeluh di depan seorang manusia.

Ini adalah sebuah cerita yang terjadi beberapa dekade lalu. Heita, sebuah kekaisaran agung yang berkembang pesat di bawah(tanah) Heguora, telah bertemu dengan tragedi. Kaisar mereka, Jissehanu, mendambakan keabadian dan meneliti sihir hitam terlarang, tetapi konkekuensi atas kenekatannya itu... seluruh wilayah kekaisaran bawah tanah harus menerima kutukan mayat hidup(undead).

Lebih parahnya lagi, kutukannya bertahap akan menyebar, dan jika dibiarkan, maka akan melahap seisi dunia.

Tuhan, mengetahui buruknya situasi itu, menyampaikan wahyu kepada semua manusia dan berjanji bahwa dia akan mengabulkan permintaan kepada penyelamat Kekaisaran.

Ada banyak orang heroik yang sudah maju. Tetapi mereka semua gagal. Kutukan yang sudah jauh mengakar dalam Kekaisaran terlalu kuat, dan para pahlawan yang menuju ke bawah tanah untuk menyelamatkan Kekaisaran tak dapat mengatasi kutukan itu, turun derajat menjadi mayat hidup, dan menjadi bagian dari kekaisaran mayat hidup.

Hanya setelah Tuhan memutuskan untuk menunjukkan kekuatannya. Dia menyebarkan dan menanamkan kekuatannya melintasi Kekaisaran, menyemangati para pahlawan, tapi tidak berhasil. Pengaruh Kekaisaran, yang berusaha memimpin semua bentuk kehidupan menjadi mayat hidup, bertahap meningkat, dan melahap setengah benua...

Dan itulah di saat Tuhan, tidak dapat menahannya lagi, memutuskan bahwa ia harus menghentikan Kekaisaran, walaupun itu berarti menyeret para pahlawan dari dunia lain. Lee Shin Woo juga termasuk salah seorang dari mereka.

"Cukup, tubuh abadi itu mustahil. Minta yang lain aja."

"Kalo begitu, tolong beri saya yang mirip itu."

"Begini, nak."

Tuhan mengangkat pipa tembakau dan dan mengarahkannya ke jiwa lusuh Lee Shin Woo saat dia menjelaskan.

"Kekuatan dahsyat membebani pemegangnya. Tubuh abadi? Potensi pertumbuhan tak terhingga? Kamu nggak bakal bisa menangani kekuatan macam itu, dan bakal langsung meledak lalu mati. Jadi, nyerah dan minta yang lebih masuk akal, dan kondisinya pas."

"Tapi dengan kekuatan masuk akal dan pas, saya nanti mungkin berakhir seperti para senior, mati tanpa bisa melakukan apapun."

"..."

Pada saat itu, kata-kata manusia itu menusuk dalam ke relung hati Tuhan. Saat ini, Lee Shin Woo blakblakan menyatakan kepada sang Tuhan kalau 'perjuangannya sia-sia'. Mengapa aku harus dengar ini dari seorang kandidat pahlawan? Dibunuh nggak apa-apa kan? Tuhan sejenak merasakan dorongan untuk melakukan itu, tetapi... merubah pikirannya setelah melihat ekspresi menantang si manusia.

Anak ini harus melewati neraka dulu sebelum dia bisa memahami sedikit tentang Tuhan.

"Baiklah, akan kulakukan yang kamu mau."

"Yeah!"

"Tentu saja, tubuh abadi yang sempurna masih mustahil. Kamu nggak akan mati dengan normal, tapi masih akan mati di situasi mematikan."

"Kalo potensi pertumbuhan tak terhingga"

"Itu tergantung kamunya, tapi aku akan menjadikannya bisa, jadi secara teoritis itu mungkin"

"Oh!"

"Sebagai gantinya."

Tuhan menjentikkan pipa tembakaunya, dan abu pun melayang di udara.

"Kamu nanti kehilangan sesuatu yang sangat penting. Kenormalanmu, tubuh fisik nggak bisa menerima kekuatan itu."

"Apa sebenernya sesuatu yang sangat penting ini? Saya nggak akan jadi impoten, atau jadi botak, 'kan?"

"Inilah yang terbaik yang bisa aku lakukan. Sekarang... Lee Shin Woo. Apa kamu mau menerimanya atau tidak?"

Ia tidak menjawab pertanyaannya. Lee Shin Woo menghadapi mata dingin, pendendam, dan dia sejenak merasakan konflik batin, tetapi... dia akhirnya mengangguk dan berkata. Meskipun dia nanti jadi impoten, atau jadi botak, ada kalanya dimana pria perlu mengambil resiko!

"Siap, akan saya lakukan!"

"Baik, jadi kontrak kita sudah mapan."

Tuhan menaruh pipa di mulutnya lagi, dan bersamaan, tubuh Lee Shin Woo terbungkus dalam cahaya terang. Sihir tranmisi yang akan membawa jiwanya ke Kekaisaran Heita telah diaktifkan.

"Kamu nanti di kirim ke pintu masuk Kekaisaran. Sesampainya di sana, aku nggak bisa membantu kamu secara langsung, tapi sebagai gantinya aku akan mengirim quest. Kamu ngerti quest, 'kan?"

"Ya"

"Bagus, terus pas kamu sampai, ingat-ingat buat mengecek status kamu dulu. Penting sekali untuk mengetahui siapa diri 'kamu'."

"Oke...?"

Sepertinya Tuhan menyeringai dan tertawa jahat ketika dia menaruh pipa tembakau ke mulutnya, tapi... dia segera diselimuti oleh cahaya terang dan tak dapat melihat apapun.

Tak lama kemudian, cahaya memudar dan tubuh Lee Shin Woo dibuang ke lantai dingin. Perpindahannya berakhir dalam sekejap mata.

"Aduh! Harusnya dia bisa nurunin aku lebih lembut lagi... hoo."

Lee Shin Woo lirih mengomel dan berdiri. Dia telah dibuang ke dalam gua besar bawah tanah, kekaisaran bawah tanah memang beda.

Ada lorong di kedua sisinya, dan kengerian bisa dirasakan seolah-olah mumi akan keluar kapanpun dari semua sudut. Setidaknya tidak ada musuh di dekat sini.

"Aku sudah siap buat ini, tapi... rasanya ini terlalu serius... dingin, pula."

Dia merasa dingin, mungkin karena dia tidak punya pakaian. Dia membelai kulitnya supaya mengusir dingin, namun dia segera sadar ada sesuatu yang hilang.

"Hah?"

Tubuhnya keras. Tangan yang baru menyentuh tubuh juga sangat keras. Waktu dia mengangkat tangan guna melihat apa yang terjadi, ada tulang belulang, bukannya tangan manusia.

"...Hah?"

Shin Woo begitu kaget sampai membuatkan kaku untuk beberapa saat. Dia entah bagaimana bisa meyakinkan diri, dan ketika dia menggerakkan tangannya, tulang-tulang itu tentu saja bergerak. Kelima jemari tersusun oleh tulang benar-benar mulai menari berirama di udara.

"Hahaha... nggak mungkin. Haha, nih orang."

Sungguh pemandangan yang tidak masuk akal sampai membuatnya tertawa sendiri. Untuk pertama kalinya, Lee Shin Woo menundukkan kepalanya dan mengamati tubuhnya, tetapi seluruh tubuhnya jelas-jelas semuanya tulang.

"..."

Waktu dia melihat itu pikiran jadi kosong.

Aku harus apa? Apa ini kebetulan salahnya Tuhan? Apa mungkin aku terkena kutukan Kekaisaran setibanya aku di sini, dan jadi mayat hidup? Lalu, dia teringat apa yang Tuhan telah katakan sebelum perpisahan mendadak mereka.

"Benar. Status... Dia bilang buat langsung ngecek statusku kalau sudah sampai."

Ketika Lee Shin Woo bilang kata status, meskipun dia hanya meraih seuntai harapan terakhir, barisan aneh teks terukir di udara di hadapannya. Itu mirip dengan apa yang dia biasa lihat di gim ketika dia masih hidup. Iya, bahkan konten yang tertulis di dalamnya...

[Lee Shin Woo]
[Kerangka Normal Yang Diberkati Oleh Tuhan]
[Lv - 1]
[Strenth - 13, Agility - 13, Health - 13, Magic - 3]
[Skill Pasif - Jantung Siluman Lv1]
[Skill Aktif - Penguatan Tulang Lv1]

"..."

Angin melewati tengkorak mulus(botak)nya, dan selangkangan kosong(impoten)nya.

Hanya butuh waktu sekitar... 10 menit sebelum Lee Shin Woo mengetahui bahwa ini bukan kesalahan tuhan, atau kutukan Kekaisaran.

 | TOC | NEXT→