I Become Peerless After I Threw My Whole Paycheck At A Real-life Gacha Web Novel Bahasa Indonesia

←Bab Sebelumnya

Bab 2: Malapetaka

Episode 20 - Orang Luar

"Saya ingin mengajukan permintaan."

Aku memberi tahu Mayor Jenderal Yamamoto tentang apa yang aku dengar dari pengungsi Nagano, serta segala sesuatu yang aku ketahui mengenai apa yang disebut sihir.

"Sekarang ini kita tidak bisa terhubung dengan Nagano itu sebabnya saya ingin mengirim sebuah unit pencari ke sana."

Setelah mendengarkan apa yang perlu aku ucapkan dan kemudian berpikir sejenak, Mayor Jenderal Yamamoto berbicara.

"Sakamoto, kamu masih waras, 'kan?"

Kerutan muncul di antara alisnya ketika dia dengan marah melotot padaku.

"Kamu harusnya tau kalau di luar sana ada puluhan ribu monster dari wilayah Kanto yang kini mendekati garis pertahanan ini! Pasukan Bela Diri di seluruh pelosok negeri sedang kewalahan membantu para pengungsi. Terlebih lagi, kita juga tidak punya cukup personil untuk menggali Baja Sihir!!"

Mayor Jenderal Yamamoto berhenti untuk mengambil napas dalam dan kemudian melihat ke arahku lagi.

"Dan kamu mengharapkan saya mengirim unit pencari untuk orang yang bahkan mungkin tidak ada?! Omong kosong itu masih ada batasnya! Berhenti ngelantur, Sakamoto. Masih ada banyak hal penting lain yang harus kamu kerjakan!"

Mayor Jenderal memang benar. Karena aku bekerja di garis depan, aku bisa tau lebih dari siapapun kalau kami kekurangan orang.

Namun, jika aku melihat ini secara realistis pada situasi saat ini, dimusnahkan hanya masalah waktu.

Setelah meninggalkan Markas Komando, aku mengeluarkan ponsel dan memanggil seseorang. Paling tidak jaringan komunikasi di dalam Pangkalan Udara Gifu masih bekerja.

"Kita perlu melakukan sesuatu. Nggak sudi aku, diam terpaku terus nunggu mati!"

◇◇◇◇◇◇◇◇

"Baru kali ini kamu memanggilku seperti ini."

"Maafkan aku Shimizu."

Orang yang aku panggil adalah Shimizu. Seorang rekan lama yang meninggalkan Pasukan Bela Diri 2 tahun silam. Kemudian aku memberitahunya segala sesuatu yang terjadi sampai sekarang, dengan harapan mendapat kerjasamanya.

"Apa sampai seburuk itu?"
"Sejujurnya sudah gak ada harapan. Kalau kami terus begini, pertahanan akan tertembus dalam kurun waktu beberapa hari."
"Tau begitu, kamu masih memintaku untuk meninggalkan Gifu dan pergi ke Nagano yang terkenal lebih berbahaya, cuma buat nyari pria yang mungkin gak ada, lo?! Asal kamu tau aja. Aku berencana mengungsi menuju Kansai dalam beberapa hari!"
"Aku sangat menyesal, tapi, aku nggak bisa memerintah Pasukan Bela Diri buat pergi. Dan mustahil juga bagiku untuk meninggalkan pos-ku. Aku sangat serius. Cuma kamu yang bisa aku andalkan!"

Aku menundukkan kepala dalam-dalam.

"Apa kamu beneran percaya kalau ada orang yang bisa makek sihir!?"
"Aku nggak yakin itu satu orang atau kelompok... tapi aku percaya dia atau mereka ada!"

Mengeluarkan desahan dan menggaruk kepalanya Shimizu menjawab...

"Kayaknya nggak ada pilihan lain... soalnya ini permintaanmu. Cuma ngingetin, kamu punya hutang satu!"
"Makasih! Aku paski akan membayarnya!"
"Jadi... kapan batas waktunya?"
"Para monster sepertinya akan menerobos garis pertahanan dalam waktu seminggu."
"Seminggu ya."
"Setelah kami terlibat dalam pertempuran, kami nggak akan bisa bertahan lebih dari beberapa hari... tolong usahakan untuk membawa dia kemari dalam satu minggu."

Aku mengatakan pada Shimizu dengan wajah serius.

"Aku rasa kamu tau ini tapi, meskipun aku menemukan orang ini dan membawanya kemari, nggak ada jaminan kalo dia akan mengubah jalannya pertempuran. Malahan dia kayaknya nggak bisa mengubahnya. Tau begitu, kamu masih lanjut?"
"Aku tau. Aku sepenuhnya menyadari itu sepertinya sia-sia tapi meski begitu..."
"Haa... misi mustahil dengan tengat waktu singkat ya. Nggak nyangka aku akan melakukan misi seperti ini bahkan setelah aku kembali jadi warga sipil."

Shimizu berdiri, berbalik dan mulai berjalan.

"Aku cabut. Jangan ngarep apapun!" Selagi melihatnya pergi, dengan tulus aku berterimakasih kepadanya dari dalam hatiku. Namun pada saat itu, aku masih belum mengetahui bahwa Shimizu nantinya akan bertemu sesuatu yang akan melampaui imajinasinya.