I Become Peerless After I Threw My Whole Paycheck At A Real-life Gacha Web Novel Bahasa Indonesia


←Bab Sebelumnya

Bab 2: Malapetaka

Episode 26 – Pemandangan Magis

Setelah mencapai tempat perlindungan, aku mengamati sekitar untuk memastikan jumlah dan posisi para Undead. Ada sekitar 10 yang mengepung tempat perlindungan, namun aku bisa tau kalau para undead itu berjalan dengan 4 kaki, dan meskipun mereka punya kepala manusia, tubuh mereka tampak mirip dengan laba-laba, panjang mereka juga sekitar 3 meteran.

“Cok! Peluru kita gak guna blas!!”
“Mereka pergi ke sana juga. Kalo kita mengabaikan mereka, banyak korban akan bertambah!”

Pasukan Bela Diri perlahan-lahan mundur sambil terus menembaki para monster. Jika itu Undead Tingkat Rendah, maka mereka bisa membunuh monster-monster itu dengan peluru walau susah payah, namun untuk yang Tingkat Tinggi, peluru pun nggak ada gunanya.

Para Undead terus menyerang Pakusan Bela Diri dan menggunakan kaki mereka yang seperti cakar untuk menusuk tubuh pasukan.

“Ahhhhh!!!”
“Gemuruh Halilintar!!”

Beberapa kilat petir menembak turun pada dua Undead dan menghempaskan mereka. Undead tersebut mengejang dan mengelundung di atas tanah.

“Kamu nggak pa-pa?”

Aku biasanya menggunakan Stealth ketika berburu supaya nggak ketahuan oleh orang lain, tapi sekarang bukanlah waktu yang tepat. Ada juga fakta bahwa ketika aku menyerang, efek daripada Stealth melemah.

“I... iya.”

Anggota Pasukan Bela Diri melihat diriku layaknya dia sedang melihat seorang dewa.

Lalu, dua Undead yang kuhempaskan tadi, sekarang mulai pulih.

‘Kalo Undead Tingkat Rendah yang biasa, mereka sudah pasti binasa oleh serangan itu. Lagian, mengendalikan Sihir Petir jadi lebih mudah setelah aku mempelajari Magic Combination. Dan yang terpenting, Sihir Petir adalah sihir yang punya daya serang paling kuat dari semua sihir yang aku punya.’

Setelah sepenuhnya pulih, Undead-Undead tersebut mulai berlari ke arah kami lagi. Alasan kenapa sihir juga nggak berpengaruh pada mereka adalah kemungkinan juga karena efek dari Magic Resistance mereka yang meningkatkan Magic Defense mereka.

“Gaaaaa!!”

Aku menghadapi salah satu Undead yang sedang mencoba menakuti kami dengan jeritan mereka, dan diam-diam membaca mantra.

“Sihir Kombinasi Kobaran Halilintar!!”

Setelah awalnya tersambar petir kuat, si Undead tiba-tiba terbakar dalam api. Meski telah terbakar mereka terus menggeliat untuk sementara.

Tapi pada akhirnya Undead itu berhenti bergerak.

‘Kalo mereka punya Magic Resistence maka aku Cuma perlu menghajar mereka pakek sihir yang lebih kuat.’ Setelah itu...

“Tekanan Gravitasi”

Aku selesai mengurus yang satunya dengan mudah. Aku memutuskan menggunakan Manipulasi Gravitasi pada Undead tersebut. Karena skill itu adalah tipe Skill Unik dan bukan sebuah sihir, Magic Res nggak berefek sama sekali. Sepertinya jika ingin berurusan dengan Undead, Manipulasi Gravitasi nggak ada bandingannya.

Walau begitu, aku merasa jika hanya mengandalkan Manipulasi Gravitasi untuk mengurus pada Undead, sihirku nggak akan berkembang sama sekali, jadi pada akhirnya aku menggunakan sihir untuk menghabisi mereka.

Di luar jadi tambah bising, jadi orang-orang yang sedang tidur di dalam tempat perlindungan lumrah kalau mereka mulai bangun.

‘kalo aku nggak cepat-cepat korban-korban akan bertambah.’

Aku segera terbang ke langit dan pergi ke arah Undead yang tersisa.

“Hei! Lihat ke langit!? Itu manusia, kan!?”
“Apa para monster menyerang kita!?”

Muncul sedikit kegaduhan.

‘Yahh, aku rasa nggak bakal makan waktu lama buat menghabisi Undead-Undead yang tersisa...’

Orang-orang di dalam tempat perlindungan melihat sebuah pemandangan magis hari itu.

Monster dalam jumlah besar yang menyerang tempat perlindungan itu sendiri adalah pemandangan magis, namun apa yang lebih magis adalah pemandangan seseorang terbang di udara, dan menggunakan sihir untuk menghabisi monster dalam jumlah besar tersebut.

Awalnya, kamu akan melihat beberapa petir menyambar para monster, setelah itu akan ada tombak api yang menusuk mereka.

Satu demi satu monster terbunuh di bawah rentetan serangan.

“aku nggak mimpi, ‘kan?”

Bahkan Pasukan Bela Diri menghentikan pertempuran mereka dan Cuma diam melongo pada adegan yang terbentang di depan mereka.

Pria itu tiba-tiba dikepung oleh monster-monster, dan kemudian dihempaskan oleh salah satu dari mereka. Meskipun dia dihempaskan, pria tersebut lekas bangun tanpa terluka dan kemudian menjulurkan tangan ke arah monster yang tadi menghantamnya. Dalam sekejap mata, suara benda patah aneh bisa terdengar keluar dari tubuh monster itu, dan setelah itu monster tersebut sepenuhnnya rata dengan tanah.

Setelah itu, sebuah petir besar menyambar pada salah satu monster, dan mengubahnya menjadi hitam pekat. Setelah petir, sebuah hembusan angin kuat muncul dan monster-monster pada jalur angin itu, semuanya tergelentang menjadi beberapa bagian.

Setelah menghabisi sepuluh lebih monster Tingkat Tinggi, pria itu hanya terbang menjauh tanpa meninggalkan sepatah katapun.

Para pengungsi dan anggota Pasukan Bela Diri yang melihat pemandangan magis tersebut tidak bisa berbuat apapun selain hanya bisa memandang ke tempat dimana pria tersebut terbang pergi menjauh.

“Hampir aja!”

Aku cuma menurunkan pertahananku untuk satu detik, tetapi pada saat itu aku dihempaskan oleh salah satu monster.

‘Lagipula Magician memang sangat nggak cocok buat pertarungan jarak dekat. Aku harus lebih berhati-hati dalam situasi seperti itu...’

Setelah kembali, aku berlanjut pada rutinitasku memburu Undead pada siang hari, dan berkat itu aku berhasil memaksimalkan level Great Magician dalam hari itu juga.

‘Aku rasa membunuh Undead Tingkat Tinggi cukup banyak membantu.’

Statusku yang terupdate terlihat seperti ini.

Great Magician Lv 99
HP 306/306 388/388
MP ∞/∞
Strength 125 160
Defense 79 104
Magic Defense 177 238
Agility 95 122
Dextery 212 262
Wisdom 317 478
Luck 123 173
[Skill Class]
Sorcery Rank A
Healing Rank C
Magic Combination Rank F Rank D

Sihir yang diperoleh: Sihir Petir (I) x 2 | Sihir Angin (I)

Dengan Class Slate Great Magician (SR) statusku naik sekitar 500an. Jika aku hanya melihat pada pendistribusian poin, maka nggak salah kalau Classless adalah yang paling seimbang.

Namun, faktanya aku menjadi bisa menggunakan Magic Combination dan Sihir Petir pun menjadi lebih mudah dikendalikan nggak bisa dipandang sebelah mata juga.

‘Aku rasa dengan statusku yang sekarang aku nggak perlu kuatir soal monster yang menyerangku lagi, tapi ya... aku sempat kepikiran buat pergi ke Tokyo sehabis leveling Great Magician sampai max, tapi, kini dengan kemunculan Undead Tingkat Tinggi kemungkinan lebih baik di sini dan leviling sedikit lagi. Sekarang, Class mana yang aku pilih ya? Kelemahanku itu jarak dekat jadi akan bagus kalo ambil yang seperti Knight atau Fighter.’

Menguji banyak Class sekaligus menutupi kelemahanku bukanlah ide buruk... namun... ada satu hal yang masih mengusikku.

Itu adalah pertanyaan mengenai rank maksimal dari Skill Class. Apakah A jadi yang teratas atau akankah nanti naik sejauh S? Atau mungkin bahkan naik hingga SSS.

Jika menaikkannya hingga SSS, aku nggak akan bisa membayangkan menjadi seberapa kuatnya aku nanti.

Kalau nggak aku coba, aku nggak akan tau jawabannya. Aku rasa itu sudah menjadi sifatku, tapi aku nggak akan berhenti kalau belum benar-benar menyelesaikannya.

Jadi supaya bisa menemukan jawabannya, aku putuskan untuk mengambil Class yang Skill Classnya sudah aku naikkan hingga A. Magician akan jadi pemandu ke jawabannya. Dan aku masih punya tujuh Class Slate Magician yang tersisa.

Aku akan menggunakan semuanya untuk melihat persisnya seberapa banyak aku bisa menaikkan rank Skill Class.

Selagi berpikir begitu, aku mengeluarkan Class Slate Magician dan menekan opsi Y di atasnya.