TN: Saya menggunakan 'SDF' (JP: Jietai) untuk dialognya karena lebih singkat dari Pasukan Bela Diri (nggak ada singkatan PBD :v).

Btw, di bab ini sudut pandangnya berubah-ubah dan dipisahkan dengan '◇◇◇' supaya nggak bingung. Dan juga saya juga baru menyari kalo selama ini, TLor EN gak ngasih honorifik macam '-san', '-sama', dan sebagainya. Jadi saya putuskan untuk mengiranya saja, karena bakal ribet nge-cek bolak-balik ke rawnya.

Dan chapter ini mengakhiri Bab 2 : Malapetaka *tepuk tangan*, selanjutnya kita akan memasuki Bab 3.

Oke itu aja, selamat membaca. :)

________________________

I Become Peerless After I Threw My Whole Paycheck At A Real-life Gacha Web Novel Bahasa Indonesia


←Sebelumnya

Bab 2: Malapetaka

Episode 28 – Pertemuan Yang Tak Disangka-sangka

Monster yang bebadan besar itu menghampiriku, tujuannya adalah untuk menghabisiku.

Aku tidak merasakan takut... aku sudah sepenuhnya siap.

Namun, tak peduli berapa lamapun aku menunggu, monster itu tak kunjung datang... kala aku membuka mata dan mendongkak ke atas...

“Fenomena macam apa ini..!?”

Sekujur tubuh monster tersebut telah ditancapi oleh sejenis tombak es. Yang membuatnya membeku di tempat tanpa bisa bergerak seinci pun.

Aku tidak bisa menalar tentang apa yang sedang terjadi.

Aku sadar kalau ada sesuatu di atas monster itu, yang melayang-layang di langit sana.

‘Manusia terbang...?’

Dari langit biru cerah, petir turun tak terhitung jumlahnya dan menyambar monster-monster! Terkepung oleh api yang berkobar-kobar, dan menyerukan jeritan penderitaan, monster-monster mulai kehilangan nyawa mereka.

Baru setelah itu, aku menyadarinya...

Itu adalah pria yang selama ini aku cari... Secercah harapan yang tersisa untuk Sakamoto dan Pasukan Bela Diri.

◇◇◇◇◇◇◇◇

‘ada sekitar 30an. Dan kelihatannya ada banyak korban juga. Aku harus cepat-cepat mengakhiri ini.’

Aku mengakat tangan kanan tinggi-tinggi ke langit, dan memanggil api dalam jumlah besar. Api-api tersebut menari-nari di udara, yang perlahan-lahan mengubah wujudnya. Bentuk yang mereka ambil ialah naga api raksasa, yang kemudian menerjang ke arah kelompok monster yang ada di tanah.

Monster-monter yang nggak punya waktu untuk lari, dikepung oleh api-api ganas yang kemudian beburah menjadi abu, tanpa meninggalkan tulang-belulang.

◇◇◇◇◇◇◇◇

Aku benar-benar tidak bisa berkata apa-apa... Si pria yang aku lihat saat ini tiba-tiba mengangkat tangan kirinya. Setelah itu, suara retakan dapat didengar dari lingkungan sekitar.

Ketika aku mengamati lebih dekat, kristal es sedang terbentuk di langit dan di tanah. Pada detik selanjutnya, kristal-kristal es tersebut terbang ke satu sama lain dan bergabung menjadi satu kesatuan. Setelah itu, mereka mulai meliuk-liuk dan berputar, yang akhirnya mengambil wujud seekor naga es. Naga tersebut berbalik menuju monster-monster yang bergerak ke sini, dan menukik menuju mereka dengan kecepatan luar biasa.

Monster-monster yang bersentuhan dengan naga es segera membeku, dan pergerakan mereka terhenti, tanpa bisa bergerak lagi. Setalah itu, naga tersebut terbang tinggi ke langit, dan sisik es yang tadinya menempel pada tubuhnya, sekarang dapat dilihat sedang melayang-layang di sekitarnya. Sisik-sisik itu berubah bentuk di tengah udara, berubah menjadi lembing es, yang kemudian terbang menuju para monster.

Sembari dengan cekatan mengendalikan kedua naga api dan es, pria itu perlahan tuhun dari langit.

‘ini lebih hebat dari yang aku banyangkan... aku nggak pernah nyangka kalau penyihir sehebat itu benar-benar ada. Sakamoto mengira alasan kenapa jumlah monster di Nagano rendah adalah karena ada beberapa penyihir yang menghabisi para monster. Kalo aku berhasil ngajak dia balik, nggak perlu ditanya lagi kalo dia bakal jadi aset besar!! Harapan Sakamoto, keinginannya, aku bisa membuatnya jadi kenyataan... walaupun aku kehilangan kaki, aku nggak nyesel!’

Monster-monster yang tersisa dengan cepat terbunuh oleh naga api dan naga es.

Pria itu datang mendekat... Tak ada keterkejutan yang tampak di wajahnya, layaknya membunuh monster telah menjadi rutinitas sehari-hari.

“Kamu kehilangan banyak darah... kamu baik-baik aja?”

“Iya... kondisiku gak penting sih... ada sesuatu yang mau aku tanyakan darimu!”

“Dari aku?”

“Aku lagi nyari-nyari kamu.”

“Nyari? Aku?”

“Iya, aku mau kamu...”

“Bentar, bentar. Pertama...”

◇◇◇◇◇◇◇◇

Aku menaruh tanganku pada tubuh orang yang terluka itu dan menggunakan Sihir Penyembuh. Sebuah cahaya hangat keluar dari tanganku yang kemudian menyelimuti tubuhnya. Namun, karena Healing(Skill Class)ku masih rank rendah, aku nggak bisa mengembalikan bagian tubuhnya yang hilang.

“Maaf... aku bisa nyembuhin lukamu, tapi aku nggak bisa ngembaliin kakimu.”

Pas aku mencoba meminta maaf, pria itu menyelaku dengan tertawa dan berkata.

“Kamu ini ngomong apa sih! Ini sudah lebih dari cukup. Tapi hebat banget, kamu bisa nyembuhin luka yang parah.”

‘Kalau saja rank Healingku lebih tinggi, pasti aku sudah bisa ngebalikin kakinya... apa aku salah pilih class?’

Aku nggak bisa mengusir itu dari pikiranku.

“Aku pensiunan Pakusan Bela Diri, namaku Shimizu Toshiro. Siapa namamu?”

“Aku Gojou Masakado.”

“Mas Gojou*, apa kamu selalu berkelana ngebantuin orang-orang?”

“Aku berusaha membantu orang sebanyak mungkin...”

◇◇◇◇◇◇◇◇

‘kalo dia, dia mungkin bakal ikut...’

Berpikir begitu, aku membulatkan tekad dan memutuskan untuk menanyainya!

“Aku datang dari Gifu. Kami ingin meminta mas Gojou membantu kami! Maukah kamu kembali bersamaku ke Pangkalan SDF Gifu?”

“Gifu?”

“Apa kamu sudah tau, kalo Tokyo sudah dihancurkan?”

“Aku sudah dengar...”

“Setelah itu, fasilitas-fasilitas pusat pemerintah serta orang-orang dari wilayah Kanto telah dievakuasi menuju Osaka, tapi, monster-monster yang sedang ada di Kanto perlahan-lahan mulai membuat pergerakan ke Kansai.”

“Monster-monster?”

“Supaya bisa menghentikan mereka, Pangkalan Gifu dan SDF Aichi bekerja sama untuk membentuk garis pertahanan, tapi sayangnya, itu nggak akan bisa tahan lama.”

◇◇◇◇◇◇◇◇

Jadi begitu ya... aku nggak tau gimana situasi di Jepang berkembang saat ini. Aku rasa Pasukan Bela Diri dan para pengungsi mungkin tau soal itu, tapi karena aku cuma menghabisi monster-monster, aku jadi nggak punya waktu untuk menanyai mereka.

“Aku datang ke sini atas permintaan dari anggota SDF Pangkalan Udara Gifu. Aku diberitahu kalau dengan beberapa puluh ribu monster yang mendekat, mereka nggak akan bisa tahan lama. Dan pada saat itulah... kami mendengar kabar angin tentang mas Gojou.”

“tentang aku?”

“Iya... Seorang penyihir hebat.”

‘Aku rasa kalo jaringan SNS masih bisa, maka bakal mudah nyebarin rumor... tapi hebat juga rumor masih bisa menyebar di situasi begini, rasanya cukup aneh juga.’

“Baik, aku akan bantu kamu! Kalo aku bisa membantu, maka aku melakukannya dengan senang hati!”

“Benarkah!? Terima kasih. Syukurlah.

“Karena kamu setuju, kita nggak boleh ngebuang waktu lagi! Mobilku di sebelah sana. Kakiku mungkin sudah hilang satu, tapi itu nggak akan mempengarhui skill ku. Bolehkah aku minta sandaran?”

“Nggak masalah. Itu nggak diperlukan.”

“Hm?”

◇◇◇◇◇◇◇◇

Gojou memegang tanganku.

“Kita akan berangkat seperti ini! Kalo Gifu, pasti nggak akan makan waktu lama.”

Selagi dia mengatakan itu, aku meraka tubuhku meninggalkan tanah. Layaknya aku menjadi tanpa berat. Rasanya seperti aku berada dalam zona gravatasi nol yang biasa kamu dengar di acara TV.

“Uwaaaーーー!!!!!”

Kami melintasi langit dengan kecepatan luar biasa. Rasanya seperti aku meninggalkan semua kekhawatiran dan katakutanku di belakang.



TN: 

Setelah 27 chapter, nama MC kita akhirnya keluar.

Saya masih belajar b.indonesia. Jadi, jika kalian melihat kata aneh, tipo, atau semacamnya dan mau berbagi pendapat kalian untuk itu, maka silahkan komen di bawah. :)