Bab 1. Penguatan Pahlawan - 3







Oleh
:
Toycar / Toika
EN
:
WuxiaWorld
ID
:
LibraWhite


[Kuweeeeehk!]

Sang Treasure Eater berlari ke arahnya dengan sebuah pekikan. Gigi yang seperti pagar bergerigi di mulutnya memancarkan kilauan cahaya redup.

"Sprint!"
[Kuhiaaaah!]

Bila dia dikunyah oleh benda itu, dia sudah tau itu tidak akan berakhir dengan dirinya mati sekali atau dua kali, jadi Lee Shin Woo sepenuhnya mengabaikan segala pemikiran soal serangan frontal. Dia mengaktifkan skill Sprint-nya dan melarikan diri.
Tak lama kemudian, sang Treasure Eater menyapu melewati sisinya dan tekanan angin yang tertinggal itu terasa seolah-olah kereta bawah tanah melewatinya, membuat tulang belulangnya berkedut. Ada juga bau menyengat dari mayat yang membusuk.

[Kueeeeeeh!]

Mungkin mahkluk itu tidak mengira kalau dia bisa menghindarinya tanpa lecet, dan sang Treasure Eater, yang telah bekerja dengan sia-sia, menjerit lagi lalu memutar tubuhnya. Sepertinya butuh waktu cukup lama untuk mahkluk itu berputar balik, karena tubuhnya yang terlalu besar itu ketika dibandingkan dengan lebar lorong.

"Heup...!"

Inilah kesempatan Lee Shin Woo. Dia tegas mencengkram tombak dengan kedua tangan lalu memegangnya ke samping.
Dia kemudian menembus sisi tubuh mahkluk itu, seolah menembakkan meriam, dan kedua tangannya menderak. Dia menempatkan kekuatan penuh semua stat yang dia tumpuk sampai sejauh ini ke dalam Bone Spear Lv2-nya; kekuatan di balik Bone Spear sangat dahsyat!

[Critical Hit!]

Ilmu tombaknya yang telah ditempa dengan kuat melalui pengorbanan Paul yang tak terhitung jumlahnya, menghasilkan serangan mantap dan tajam. Tombak terkubur dan membelah sisi tubuh mahkluk tersebut, dengan elegan membuka baik kulit maupun daging di dalamnya. Karena itulah Lee Shin Woo kemudian menyadari bahwa konsep pukulan kritikal ada di dunia ini.

[Ggueeeeh!]

"W-Whoa!?"

Naasnya dia hanya berpikir menyerang mahkluk itu dengan segala kekuatannya tanpa mempertimbangkan tidakan selanjutnya. Saat Treasure Eater yang kesakitan itu sudah memutar seluruh tubuhnya, Lee Shin Woo gagal mencabut tombak lalu menabrak dinding.

"Ah, ugh...!"

Dia sedang menderita rasa sakit yang terasa seolah-olah semua tulangnya di hancurkan. Rasa sakit membunuhnya, tetapi dia sudah tau akan mati sungguhan kalau dia kehilangan kesadaran sekarang, jadi dia mati-matian mempertahankan kesadarannya. Fakta bahwa dia adalah undead juga membantu.

[Kwihehk!]
[Cih, mahkluk busuk...!"

Lee Shin Woo terperangkap di antara tubuh hama(bug) dan dinding; walau dia menerima goncaangan yang terasa seakan tubuhnya dihancurkan berkeping-keping, dia menggunakan seluruh kekuatannya, meraih tombak, dan mencabutnya, yang menyebabkan darah dan daging mati meledak.

[Ggueeeeeeh!]

Pada saat itu, hama itu melengking mirip seekor babi, memenuhi lorong dengan jeritannya.

[Sang Treasure Eater menggunakan Jeritan Kematian. Barang siapa yang terkena jeritan ini sesaat akan memasuki keadaan gila.]
[Karena efek Jantung Siluman, kamu mengabaikan efek dari Jeritan Kematian.]

Efek di balik jeritan mahkluk itu diabaikan karena efek daripada Jantung Siluman!
Namun, Lee Shin Woo sedang bergerak tanpa melihat pesan tersebut.
Lebih tepatnya, dia mengincar tepat ketika mahkluk itu menjerit, saat mahkluk berhenti bergerak ketika melakukan tindakan tersebut, untuk menyerang tempat yang sama yang dia serang terakhir kali. Dia percaya dia akan mampu mendaratkan kritikal hit lain dengan menyerang di tempat yang sama.

[Gguaaaahk!]
"Cih!"

Namun, apakah dia masih kurang dalam skill untuk sengaja mendaratkan kritikal hit? Meskipun dia telah berpikir sudah menghitung waktunya dengan sempurna, serangannya meleset. Dibandingkan sebelumnya, serangannya hanya mampu menciptakan sebuah lubang yang lebih kecil.
Namun, fakta kalau dia dapat menarik tombaknya dan lekas mundur setelah serangannya adalah perkembangan, dibandingkan sebelumnya.
Namun, pada saat itu, sebuah pesan pembaruan muncul.

[Ilmu Tombak Pemula telah menjadi Lv4. Kamu dapat mengayunkan tombak lebih mudah sekarang.]

"Hah...?"

Lee Shin Woo sejenak menyuarakan keterkejutan. Itu karena Ilmu Tombak Pemula telah naik level ke Lv3 setelah membunuh Paul yang ke-133. Belum lama sejak skill tersebut naik level, tapi sudah naik level lagi, jadi dia mau tidak mau harus terkejut.
Namun, dia jelas-jelas tidak punya waktu untuk melihat itu sekarang. Seperti yang pesan bilang, rasanya lebih ringan ketimbang sebelumnya. Dia mencengkram tombaknya dan telah siap untuk menggunakan skill Sprint-nya lagi.

[Gguaaahk!]

Sang Treasure Eater telah berhasil untuk mengubah arah, meski sedang diserang, dan membuka lebar-lebar mulutnya, tampak bermaksud menelan baik Lee Shin Woo maupun harta lain.

"Ugh... Sprint!"
[Kueeeeh!]

Di akhir pertempuran nalar di sepersekian detik mereka, Lee Shin Woo menghindari serbuan mahkluk itu lagi dan melempar tubuhnya.
Meskipun itu adalah momen berbahaya yang menentukan hidup dan mati, dia mampu menghindari serbuan mahkluk itu dengan lebih mudah daripada sebelumnya. Itu karena sang Treasure Eater menyerbu dalam jalur lurus, dan dia menggunakan skill Sprint-nya untuk berakselerasi pada momen krusial.

Jika dia tidak memiliki tubuh skeleton yang mana membuatnya mampu memanfaatkan Sprint berkali-kali, pertempuran mungkin sudah berakhir.
Sebaliknya, artinya dia yakin kalau akan mampu untuk terus dengan mahkluk itu selama yang dia inginkan.

"Bagus, jadi..."

Lee Shin Woo menyimpulkan bahwa dia perlu memperpanjang pertarungan, jadi dia mengabaikan semua pemikiran untuk menyerang, dan memutuskan untuk melukainya sedikit demi sedikit. Dia akan menggunakan jangkauan Bone Spear di jarak menengah untuk mencuil sedikit demi sedikit tubuh mahkluk itu.

"Makan nih!"
[Kuaaaahk!]

Bone Spear dengan cepat menusuk ujung belakangnya, memercikkan darah. Lee Shin Woo telah berhasil menyerang, dan dia lekas mundur untuk menjaga jarak aman dan mengamati sang Treasure Eater.
Namun, respon mahkluk itu aneh. Lee Shin Woo mengira mahkluk itu akan membabi buta seperti terakhir kali, tetapi mahkluk itu mengabaikan prediksinya dan malah meringkuk sebisa mungkin...

[Kihiiiiiiiiiiih!]
"Argh."

Mahkluk itu berteriak pekikan yang paling mengganggu dan menjengkelkan sampai saat ini! Lee Shin Woo mengertakkan giginya untuk menahan pekikannya yang keras dan mendentingkan tengkorak. Dan di sana ada pemandangan yang benar-benar menggertakkan gigi di depan matanya.

[Sang Treasure Eater menggunakan Raungan Penyembuh.]
[Kesehatan Sang Treasure Eater pulih sepenuhnya.]

Luka-luka yang Lee Shin Woo timbulkan dengan taruhan nyawanya telah disembuhkan secara langsung!

"Steve, tahi' lu..."
[Kuwooooooh!]

Mahkluk itu cuma monster lorong luar, tetapi kemampuan penyembuhannya bak bos monster! Dia menjadi semakin jengkel dengan fakta bahwa dia tidak punya cara mengetahui berapa banyak mahkluk itu bisa menggunakan Raungan Penyembuh.
Jika mahkluk itu bisa menggunakan Raungan Penyembuh berkali-kali, maka perjuangan ini akan sia-sia.

"Ah, bikin patah semangat aja."
[Kuoooooh!]

Dia merasa seakan gula darahnya menetes, tapi itu hanya kesalahpahaman. Soalnya, dia hanyalah tulang belulang jadi takkan mungkin bagi gula darahnya menetes.
Lee Shin Woo lunglai mencengkram tombaknya. Dia tak bisa melakukan apapun selain bertindak dengan anggapan tersebut sekarang, sang Treasure Eater tidak bisa menggunakan Raungan Penyembuhnya terus menerus. Tapi jika sebaliknya? Maka dia hanya perlu kabur tanpa melihat ke belakang dengan menggunakan Sprint!

Dan kemudian.

[Monster ditemukan... selama berpatroli...!]
[Meminta bala bantuan...!]

"Hah...?"

Lee Shin Woo tak bisa mempercayai apa yang ia dengar. Dia sudah pasti mendengar suara seorang Skeleton Soldier di ujung lorong yang sepenuhnya runtuh!
Terlebih, gara-gara sang Treasure Eater yang mengamuk di sana-sini, langit-langit, lantai, dan sisi lorong runtuh semua, dan para Skeleton Soldier tengah keluar dari segala arah. Tentu, sang Treasure Eater sepenuhnya tidak tertarik dengan para prajurit yang dilengkapi tombak tulang lusuh, tapi Lee Shin Woo berbeda.

'Apa orang-orang ini beneran datang mau ngebantu aku?'
[Meminta bala bantuan tambahan...!]
[Sedang memproses permintaan bala bantuan...!]
[Menemukan sesuatu... melawan monster...]

Salah seorang Skeleton Soldier mendapati Lee Shin Woo sedang menghadapi monster itu.
Sang skeleton memiringkan kepalanya saat ia melihat rangka besar Lee Shin Woo, dibandingkan dengan skeleton lain (tubuhnya menjadi lebih besar ketika stat-nya bertambah), dan tombak tulang mengkilap di tangannya, akhirnya bertanya.

[Apa kau newbie...?]
"Yaa, aku newbie! Bantu aku!"

Lee Shin Woo beteriak menyedihkan. Sepertinya sang skeleton tidak bisa memahami situasi ini, karena ia berdiri di sana melongo untuk sesaat, tapi segera, datang ke lorong, dan mengarahkan tombaknya menuju sang Treasure Eater.

[Bergabung... Memburu bersama...]
"Pauuuul!"

Tepat setelah Lee Shin Woo bersorak dengan rasa terima kasih, sebuah pesan muncul di depan matanya.

[Kamu telah meraih prestasi mengelabui musuhmu dan memainkan mereka. Bertahan hidup menggunakan segala yang kamu miliki mungkin jadi bakat paling penting di Kekaisaran.]
[Kamu telah mempelajari skill pasif, Akting Lv1.]

"..."

Rasanya agak aneh kalau ini adalah skill pertama yang dia dapatkan melalui usahanya sendiri, tetapi dia akan menggunakannya sebayak mungkin jika itu bisa menjaganya tetap hidup! Lee Shin Woo mengendap-endap melangkah mundur dan bersorak dengan suara yang tambah keras.

"Paul, mari kita kalahkan monster ini bersama! Ia adalah pencuri yang mengancam keamanan Kekaisaran kita!"
[Permintaan selesai... Bergabung.]
[Bergabung.]
"Hey kau, ya kau. Cepat kemari!"
[Membantu... si newbie...]
[Bergabung.]

Semakin banyak Skeleton Soldier secara agresif bergabung dalam pertempuran, dan bahkan ada yang dari jauh, semakin banyak keributan yang dia ciptakan. Ada juga yang menunggu dan melihat, tapi ketika Lee Shin woo secara pribadi menunjuk mereka dan meminta bantuan mereka, mereka tidak bisa cuma mengabaikan dia. Siapa yang mengira kalau latihan pertolongan pertama dari militer akan berhasil di sini?

[Kuoooh!]
[Memburu... monster.]
[Hama yang mengancam... Kekaisaran!]

Sang Treasure Eater mengabaikan para Skeleton Soldier ketika lebih dari 10 yang berkumpul dan menerjang ke arah Lee Shin Woo, tetapi ketika jumlahnya segera melebihi 20, mahkluk itu tampak panik, dan mengubah taktiknya.

[Kuwooooooh!]
[Sang Treasure Eater menggunakan Jeritan Kematian. Barang siapa yang terkena jeritan ini sesaat akan memasuki keadaan gila.]
[Karena efek Jantung Siluman, kamu mengabaikan efek dari Jeritan Kematian.]

"Ah, aku lupa soal ini."
[Ada banyak musuh...!]
[Kau mengincar apa, itu... bayangan...!]

Tak seperti Lee Shin Woo, skeleton lain tidak berdaya di hadapan Jeritan Kematian, dan para skeleton yang mati karena pertikaian segera diganti oleh yang baru. Lewat pemandangan ini, seakan seluruh Skeleton Soldier di lorong luar tengah berkumpul di sini.

[Kuwooh, Kuwooooooh!]
[Sang Treasure Eater berusaha menggunakan Jeritan Kematian, tetapi gagal karena kurangnya mana.]

"Oh, jadi gitu ya."

Waktu sang Treasure Eater berusaha menggunakan Jeritan Kematian-nya berkali-kali, sebuah pesan muncul memberi tahu dia kalau mahkluk itu telah gagal karena kurangnya mana!
Kalau sudah begini, tinggi kemungkinan sang Treasure Eater tidak akan dapat memnggunakan Raungan Penyembuh-nya. Semua resiko bahaya telah menghilang.

"Bagus, Paul. Gunakan formasi kepungan penghancuran!"

[Menyerang...!]
[Membunuh Musuh!]

Ah, itu adalah kalimat yang ingin dia ucapkan paling tidak sekali seumur hidup. Lee Shin Woo terharu, mengusap air mata (yang tidak ada) yang dihasilkan, kemudian mencengkram tombak tulangnya.
Tentu saja, meskipun mahkluk itu sudah menguras seluruh mananya, kemampuan fisik sang Treasure Eater tidak berubah dan sedang memusnahkan para Skeleton Soldier dengan relatif mudah. Akan lebih mudah bagi Lee Shin Woo kalau mahkluk itu memusnahkan mereka sebanyak-banyaknya.

"Waw, panen tahun ini luar biasa!"

Dia berguman puas ketika dia melihat tulang-tulang berserakan di sekitarnya, lalu dia mencengkram tombaknya dan menyerbu ke Treasure Eater.
Pertempuran tersebut berakhir hanya lima menit kemudian. Itu adalah kemenangan telak.